NovelToon NovelToon
Rumah Yang Tak Lagi Utuh

Rumah Yang Tak Lagi Utuh

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Hamil di luar nikah / Cintapertama
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Aure Vale

Bagaimana rasanya ketika suami yang Aurel selalu banggakan karena cintanya yang begitu besar kepadanya tiba-tiba pulang membawa seoarang wanita yang sedang hamil dan mengatakan akan melangsungkan pernikahan dengannya? Apakah setelah ia dimadu rumah yang ia jaga akan tetap utuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aure Vale, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian Dua Belas

Erven menggenggam tangan istrinya yang bebas dari jarum infus dengan erat, perasaan bersalahnya kembali menggerogoti hatinya, tidak menyangka jika Aurel akan terbaring lemah di atas brangkar rumah sakit, padahal beberapa jam yang lalu mereka baru saja berbincang lewat telpon.

Erven terus menerus menyalahkan dirinya sendiri karena tidak langsung pulang setelah ia selesai makan dengan Jihan, tidak, seharusnya Erven makan di rumah saja tidak perlu makan di luar yang malah menyebabkan rumahnya dimasuki orang jahat dan berakhir memukul istrinya.

Betapa sakitnya hati Erven ketika mendengar adiknya menceritakan bagaimana ia dan papahnya menemukan Aurel yang tergeletak di depan pintu kamar mandi.

Ervan tidak akan memafkan dirinya sendiri jika ada hal lain lagi yang menimpa Aurel, ia tidak akan segan-segan menghukum dirinya sendiri jika terjadi hal yang sama kepada Aurel.

Ocehan mamanya bahkan dianggap angin lewat oleh Erven, pikirannya hanya tertuju pada keadaan Aurel, ia bahkan tidak mempermasalahkan mamanya yang juga menampar dirinya sampai empat kali, bahkan nenek dan kakeknya yang biasanya tidak bisa mengomeli dirinya kini marah dan terus saja mengoceh tentang bagaimana Erven tidak bisa diandalkan menjadi suami bahkan sampai rumahnya dimasuki orang jahat dan menyakiti istrinya.

Belum Lagi Sheila yang yang heboh menceritakan bagaimana kacaunya kamar yang Aurel dan dirinya tempati, kaca besar yang sudah pecah dan isi lemari yang baju-bajunya sudah tergeletak di atas lantai.

Pikiran Erven menjadi kacau, ia tidak dapat berpikir jernih, ditambah melihat Aurel yang terbaring dengan wajah yang sangat pucat.

"Sayang, bangun!" lirih Erven di dekat telinga Aurel, berharap dengan mendengar suara dirinya, Aurel akan terbangun dan menyambutnya dengan senyum hangat yang biasa Aurel lakukan ketika dieinya menyambut Erven.

"Maafin mas yang udah ninggalin kamu sendiri di rumah, mas salah harusnya mas langsung pulang ke rumah setelah kerja, mas egois, kamu bangun ya," Erven sampai meneteskan air matanya.

Mamanya bilang kemungkinan Aurel akan terbangun saat pagi tiba, pukulan di kepalanya sangat kencang sampai mengeluarkan darah.

"Semua itu emang gara-gara kamu, seharusnya sebagai seorang suami kamu bisa menjaga Aurel bukan malah membiarkannya sendiri di dalam rumah, mama sudah pernah bilang, cari pembantu yang bisa tinggal di rumah kalian, agar ruamh itu tidak sepi, tapi kamu dengan angkuhnya mengatakan tidak perlu, kamu lihat sekarang, ruamh kalian kemasukan orang dan istrimu yang menjadi korbannya, beruntung papah dan adikmu datang, bagaimana kalau tidak? Mamah bahkan tidak dapat membayangkan jika Aurel mendapatkan luka yang lebih parah dari ini," cerocos Renata masih belum puas menyalahkan Erven yang harusnya bisa menjaga Aurel.

Aurel yang memang pikirannya sedang kalut, kini ia terbawa emosi, padahal ia awalnya tidak mempermasalahkan ocehan dan omelan mereka, tapi kali ini, ia tidak bisa mengabaikannya, Erven bangkit dan membalikkan tubuhnya, menghadap mamahnya yang melipat kedua tangannya di depan dada.

"Bisa gak mamah diam dulu, Erven juga khawatir sama Aurel, Erven juga ngerasa bersalah sma Aurel, mamah terus-terusan mengoceh dan membuat Erven semakin tidak karuan, mamah paham tidak bagaimana khawatir Erven begitu mendengar Aurel berada di rumah sakit, bukan hanya mamah saja yang khawatir, Erven juga khawatir, mah," balas Erven emosi, tapi ia menahan suaranya agar tidak berteriak kepada mamahnya sendiri.

"Kamu baru khawatir sekarang? Setelah Aurel masuk rumah sakit ? Yang benar saja Erven, lalu dimana kamu saat Aurel di rumah sendiri, bahkan itu sudah pukul sepuluh malam, dan kamu belum ada di rumah, kemana saja kamu?" balas Renata menyudutkan Erven.

Erven diam, mamahnya benar, di sini dia yang paling salah, wajar mereka menyalahkan dirinya karena tidak ada di rumah saat sudah pukul sepuluh malam, dan membiarkan Aurel sendiri di dalam rumah yang luas itu.

"Maaf, Erven salah," lirih Erven menundukkan kepalanya, ia tidak berhak marah, di sini semuanya memang salahnya, tidak sepantasnya Erven marah-marah tidak jelas seperti tadi.

"Mbak," teriak Sheila tidak bisa mengontrol suaranya karena senang melihat Aurel yang membuka matanya, padahal jelas-jelas dokter mengatakan kemungkinan Aurel akan teebangun saat pagi hari.

Semua yang ada di dalam ruangan langsung memusatkan perhatiannya kepada Aurel, Renata yang masih belum puas mengomel langsung melangkah mendekati brangkar Aurel dan membelai lembut kepalanya.

"Minum dulu, ya," ucap Renata lembut yang diangguki Aurel lemas, kepala bagian belakangnya terasa sangat sakit, ia meringis ketika Renata sedikit mengangkat bahunya untuk membantunya minum air putih.

"Ada yang sakit, gak?" tanya Renata menatap penuh sayang menantunya.

Aurel menggelengkan kepalanya dan tersenyum lembut untuk menutupi rasa sakit di kepalanya, biarlah ia sendiri yang tahu rasa sakit yang dirasakannya, ia tidak mau menambah beban mamah mertuanya yang pasti sangat khawatir melihat kondisi Aurel yang terbaring lemah di atas brangkar.

"Aku gak apa-apa mah, mamah jangan liatin aku kayak gitu," ucap Aurel sembari tersenyum lebar.

"Mamah tuh khawatir banget sama kamu, gak pernah loh kamu masuk rumah sakit karena pingsan," balas Renata membuat senyum di wajah Aurel luntur.

Ingatannya kembali ketika ia akan masuk ke dalam kamar mandi, tapi tiba-tiba ia merasa kepalanya dipukul sangat kuat, setelah itu ia tidak sadar lagi apa yang terjadi setelahnya, tidak tahu siapa yang membawanya ke rumah sakit, dan tidak tau siapa yang melihatnya di dalam kamar.

"Siapa yang bawa aku ke sini, mah?" tanya Aurel menatap satu-satu orang-orang yang mengelilingi brangkarnya.

"Mas Erven gak ada di sini ya, mah?" lirih Aurel sedih.

"Mas di sini," sahut suara yang sudah sangat di kenal Aurel, melihat bagaimana berbinarnya mata Aurel mendengar suara suaminya, Renata mundur beberapa langkah sehingga Erven bisa mendekati Aurel.

"Mas,"

Erven tersenyum lembut, ia mengecup dahi Aurel lalu mengusap syang kepalanya, "Mas di sini, Aurel," bisik Erven membiat Aurel tersenyum kecil.

Sang nenek dan kakek melangkah mundur, membiarkan Aurel dan Erven menikmati waktunya berdua, Sheila yang mengerti pun mengikuti langkah nenek dan kakeknya, tapi Renata tetap diam di tempat, di belakang Erven, memperhatikan bagaiamana interaksi keduanya.

"Mama bisa keluar dari ruangan ini, aku butuh waktu berdua sama Aurel," usir Erven mempersilakan mamanya untuk keluar dari dalam ruangan.

Renata mendengus pelan, dan tanpa berkometar apapun, Renata melangkah keluar ruangan untuk bergabung dengan keluarganya yang sudah lebih dulu keluar.

"Kamu kenapa nangis, mas?" tanya Aurel heran begitu melihat suaminya mengeluarkan air matanya.

"Kamu bilang sama aku, mas, kamu sakit?" paksa Aurel yang panik mendengar suara ia akan suaminya keluar begitu saja begitu pintu ruangan tempatnya tertutup rapat.

"Maaf," lirih Erven dengan suara yang hampir tidak terdengar.

_________________________________________

Ya ampun mamah Renata sebegitu khawatirnya sama menantu kesayangan dia guys, 🥺

Emang sebaik itu mamah Renata itu, walaupun dia dari keluarga terpandang tapi dia tetep sayang sama Aurel, dia itu tipe mamah mertua yang gak pilih-pilih menantu, tapi emang sama Jihan aja dia ga sukanya, mamah Renata itu nganggap Jihan akan membawa huru hara ke dalam rumah tangga anaknya, makannya dia sebegitu ga sukanya sama jihan 😭

1
Sanda Rindani
aurel oon bertahan
Dian Fitriana
update
Nur Hayati
alasan buaya buntung
Lala lala
capeknya...ud bab 30 msh menye2.
bye bye aja lah
Soraya
klo masih nerima maaf nya aku keluar thor
Yeni Astriani
yang dikatakan Yasmin benar untuk apa pertahankan erven lebih baik cerai dan pergi jauh bersama kedua anakmu, cinta boleh tapi jangan jadi wanita bodoh aurel
Soraya
Aurel jgn bodoh krna cinta
Soraya
ternyata oh ternyata
Soraya
klo q jd Aurel mending pisah gak usah juga ksh tau klo hamil
Soraya
Erven munafik katanya gak cinta
Soraya
katanya cuma nolong gak cinta tp perhatiannya ke jihan kok berlebihan
Soraya
Aurel aja yg bodoh
Soraya
knp Aurel gak cari tau ke benerannya apa benar klo Jihan dilecehkan
Soraya
gak masuk di akal nolong cuma alibinya aja dasar buaya
Soraya
mampir thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!