Akibat kenakalan dari Raya dan selalu berbuat onar saat masih sekolah membuat kedua orangtuanya memasukkan Raya ke ponpes. setelah lulus sekolah.
Tiba disana, bukannya jadi santri seperti pada umumnya malah dijadikan istri kedua secara dadakan. Hal itu membuat orangtua Raya marah. Lalu apakah Raya benar-benar memilih atau menolak tawaran seperti orangtuanya?
Tingkah laku Raya yang bikin elus dada membuat Arsyad harus memiliki stok kesabaran yang banyak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pinkberryss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitting baju
Dua Minggu lagi pernikahan mereka akan berlangsung. Hari ini mulai disibukkan dengan banyaknya persiapan yang ada. Semuanya sudah dikabari baik kerabat dekat dan kerabat jauh. Apalagi sudah membooking wedding organizer dan catering makanan.
Harusnya kemarin mereka melakukan fitting gaun pengantin namun ternyata orang yang punya masih di luar kota, akhirnya diganti hari ini.
"Widih kak Raya tinggal menghitung Minggu sudah ngga single lagi nih," Farah menggoda Raya yang baru saja turun dari atas.
"Ssstt kamu ini nak jangan begitu, emang kalau kamu yang diginiin sama orang apa engga malu-malu?" sahut Inayah dengan pelan kepada anaknya.
"Ya malu lah umi tapi kapan lagi giniin orang apalagi kak Raya," Inayah geleng-geleng.
"Eh Farah nanti bakalan gue jodohin lo sama santri yang nakal, yang kemarin baru bikin ulah itu," Farah langsung bergidik ngeri dia juga tahu siapa yang Raya maksud kan. santri yang punya bekas tindik di telinga dengan penampilan urakan, kemarin malam belum sempat membobol jendela karena mau kabur untungnya ketahuan Raya dan teriak kencang karena dipikirnya itu adalah maling.
Tapi untungnya hari ini sudah dipulangkan, orangtuanya dipanggil karena kelakuan nya makin menjadi-jadi.
"Jangan dong kak."
"Nanti siang kamu ada fitting baju ya sama Inayah dan Malik?"
"Iya umi tapi kok Ning Inayah ikut?"
"Iya dek kan nggak mungkin juga cuma ada kalian berdua," jawabnya.
"Iya juga sih, jadi jam berapa?"
"Jam setengah dua kita berangkat soalnya lumayan jaraknya kemungkinan ada setengah jam lebih dikit."
Sebenarnya periasnya mau dipilih sama Bu Sofiyah sendiri yang terdekat, ada juga guru muda yang mengajar disekolah ini juga sebagai perias namun Raya menolak. Momen seumur hidup sekali harus benar-benar diperhatikan dan jangan sampai menyesal. Akhirnya dia menemukan MUA paling dekat ya hanya berjarak kurang lebih waktu setengah jam itu.
Karena menurutnya paling bagus dengan harga yang setara, sesuai dengan hasil yang di up di sosial media. Raya juga memilih sendiri bagaimana Makeup nya, dia juga sudah menghubungi lewat nomor yang tertera.
Apalagi dekorasinya yang nampak mewah meski hanya di halaman dekat pondok. Bukan menyewa gedung, namun nantinya akan disulap seperti didalam gedung.
Siang ini sudah saatnya mereka berangkat menemui sang pemilik baju pengantin sekaligus periasnya. Malik Arsyad berada di depan sedangkan Inayah dan Raya ditengah. Perjalanan bukan memakan waktu setengah jam namun hampir satu jam karena tiba-tiba macet, didepan ada mobil yang mogok dan butuh waktu untuk meminggirkannya supaya kendaraan lain bisa lewat.
"Panas banget sih ini juga lama amat heran gue. Masih lama nggak Gus Malik?" dia bertanya ke Malik yang sedang fokus mengemudi.
"Nggak kok Ray yang sabar, habis ini nyampe."
Demi apa Raya sudah seperti cacing kepanasan, tapi tidak meliuk-liuk. Berkeringat hanya di area dahi dan pelipis. Inayah mencoba mencari kipas portabel yang terselip, karena biasanya selalu ada ditinggal didalam mobil.
"Nah ketemu, ini dek pakai kipasnya" menyerahkan ke Raya dan langsung diambilnya kipas portabel itu. Menyalakan tepat didepan wajahnya, sungguh rasanya segar sekali. Berbeda dengan angin luar meskipun jendela mobil sudah dibuka namun karena panasnya siang ini membuat udara juga ikut panas.
Setelah beberapa menit kemudian akhirnya mereka sampai pada tempatnya.
"Selamat datang Gus, Ning, silakan masuk ke dalam," pemilik rumah atau tuan rumah mempersilakan dengan sopan dan ramah.
"Silakan duduk," ucapnya sembari memberikan air minum dan ada beberapa buah segar yang tersaji.
"Langsung saja biar nggak lama-lama," ucap Raya.
"Baik Ning, mari ikut kami untuk melihat-lihat bajunya," Raya dan Arsyad mengikuti wanita tersebut.
Mereka menuju ke ruangan khusus penyimpanan beberapa pasang baju pengantin yang sangat bagus. Dari yang simple hingga luar biasa.
Mata Raya langsung tertuju kepada dress putih sangat cocok untuk akad nanti.
"itu keluaran terbaru Ning, belum ada yang pakai. Soalnya baru sampai kemarin juga waktu saya keluar kota," Raya manggut-manggut dia meraihnya meraba dari kain tersebut.
"Yaudah ambi yang ini sekalian dicoba?"
"Iya Ning, ini juga buat Gus nya silakan dicoba juga Gus ruang gantinya ada di sebelah sana."
Mereka sama-sama masuk ke ruang ganti yang berbeda. Raya dengan cepat mengganti pakaiannya dengan dress putih yang sangat simple namun elegan. Melihat dress tersebut sangat pas dengan tinggi Raya hanya saja perlu dipres kan sedikit bagian pinggang supaya pas.
Arsyad yang keluar terlebih dahulu, dia melihat Raya terkesima, wanita itu langsung menjepit sisi baju yang dikenakan Raya dengan peniti agar tahu sebanyak apa yang harus dipas kan.
"Kalau kayak gini bagus Ning, nggak sesak kan?" Raya menggeleng dia masih meneliti penampilannya di kaca besar, namun tak sengaja melihat Arsyad juga melongo menatapnya.
Ehem
Raya sengaja batuk dengan keras agar yang menatap itu segera sadar.
"Oh iya mbak sepertinya memang sudah pas dengan saya," wanita itu mengangguk kemudian menyuruh suaminya untuk membantu Arsyad merapikan dan memastikan bahwa benar-benar cocok dan pas.
Inayah dan Malik yang tadinya diruang tamu pun ikut ke ruang dimana Raya dan Arsyad mencoba baju pengantin. Mereka terkesima dua-duanya.
"Masyaallah dek Raya, gini saja sudah cantik apalagi nanti di make up malah makin nambah cantiknya,"
"Ah ning mah bisanya gitu, ya emang sjh Raya paling cantik," ucapnya membuat Arsyad memutar bola matanya.
"Widih adekku mau jadi pengantin lagi, tapi yang ini beda nih." Arsyad langsung menggeplak Malik namun tidak keras.
Setelah beberapa pasang baju dipakai akhirnya mereka bisa kembali ke rumah. Ada tiga pasang yang akan dikenakan dalam akad juga resepsi. Untuk malam harinya Raya sudah ada baju tersendiri dengan Arsyad, mereka mengenakan baju couple alias sama.
Saat diperjalanan Raya tak henti-hentinya bernyanyi, dia menyetel lagu dari hpnya dengan keras sampai-sampai membuat Arsyad menoleh kebelakang.
"Dikecilkan saja nanti kalau sudah sampai rumah boleh keras asal di kamarmu sendiri," Raya langsung mencebik dia tak terima akhirnya dengan gemas Raya mencubit hidung Arsyad yang ada di depan.
"Aw—"
"Raya?!"
"Duh kalau lagi main romantis-romantis an jangan disini," Malik berkata.
"Enak aja!" mereka kompak menjawab.
Hahaha
Tawa Malik yang begitu keras dan menggelegar sampai-sampai telinganya dijewer istrinya sendiri.
"Diam dan fokus mengemudi!" perintahnya membuat Malik terdiam mentaati ucapan sang istri.
Habis ini bakal kondangan bareng nih kita... Siap-siap Raya udah nggak jomblo lagi alias bersuami.