NovelToon NovelToon
Aku Jatuh Cinta Pada Tentara Itu

Aku Jatuh Cinta Pada Tentara Itu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / One Night Stand / Dokter Genius / Cinta pada Pandangan Pertama / Karir / Enemy to Lovers
Popularitas:841
Nilai: 5
Nama Author: nurliana

Jinwoo seorang prajurit bermasalah dari Korea Selatan, di kirim ke sebuah negara yang sangat kacau, dan banyak hal hal yang tidak terjadi terjadi di sana, negara yang kacau tidak hanya memerlukan tentara, tetapi mereka juga perlu tenaga medis, dan Renata yang merupakan seorang dokter, juga ikut ke sana, dan disanalah, benih benih cinta mereka berdua tumbuh

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kita

Vaksin yang diberikan kepada Renata tampaknya bekerja sangat lambat. Karena itu, dia dipindahkan ke ranjang perawatan sementara yang lain sibuk menyuntikkan vaksin kepada para pasien di ruang karantina.

"Tolong gendong Renata dan letakkan saja di ranjang sebelah sana. Ini seharusnya tugasku, tapi aku terlalu sibuk sekarang, jadi aku minta tolong padamu," ucap Rafael, seolah menitipkan Renata kepada Lee.

Lee menatap Rafael dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Ingin marah, tapi apa yang dikatakan Rafael memang benar. Selama beberapa hari mereka berada di sini, Rafael dan Renata tampak sangat dekat. Bisa jadi, ada sesuatu di antara mereka yang orang lain tidak tahu.

"Baiklah, aku akan menjaganya sampai kau selesai dengan tugasmu," kata Lee, lalu mendekati Renata yang masih terbaring di dalam bathtub.

Tiba-tiba, Choi bertanya, "Apakah kau melihat perawat Anna?"

Lee menggendong Renata dan menjawab, "Mungkin dia ada di kamarnya. Aku akan membawa Renata ke ranjangnya, kau tolong awasi yang lain dan beri kabar padaku."

Choi mendesah pelan. "Mungkin kau akan dapat teguran dari pusat." khawatir pada posisi jawaban Lee saat ini,

Lee tahu apa yang dimaksud Choi. Keputusannya begitu mendadak dan jelas-jelas melanggar perintah atasan. Tapi, dia tidak peduli.

Setelah meletakkan Renata di ranjang yang ditunjuk Rafael, Lee menatap pakaian Renata yang basah kuyup. Tidak mungkin dia menggantikan pakaian Renata. Akhirnya, dia hanya menutupi tubuh Renata dengan jaketnya. Lee duduk di sisi ranjang, matanya terpaku pada wajah Renata. Ada sesuatu di dalam dirinya yang selama ini ia pendam, namun kini sulit dikendalikan.

Tatapannya semakin dalam. Dengan ragu, tangannya mengusap rambut Renata, lalu perlahan menelusuri wajahnya—dari mata, hidung, hingga bibirnya. Sebuah perasaan yang selama ini ia tahan, kini memuncak. Tanpa berpikir panjang, Lee mencium bibir Renata. Hanya satu kecupan singkat, tapi cukup untuk membuat jantungnya berdebar keras.

*

*

*

Sementara itu, Choi akhirnya memberanikan diri masuk ke kamar Anna. Di sana, ia menemukan Anna terbaring di ranjang dengan infus di tangannya.

Choi duduk di sampingnya dan menatapnya dengan cemas. "Tidak mungkin kau tertular virus juga... Jika itu benar, bagaimana aku bisa mengobatimu, semua vaksin yang di bawa sudah habis,?" Choi khawatir

Perlahan, Anna membuka matanya dan melihat Choi. "Kapan kau datang?"

Choi memegang tangannya erat. "Aku baru saja tiba. Bagaimana keadaanmu? Apa kau terkena virus juga?"

Anna menarik tangannya dari genggaman Choi. "Maaf... tapi kenapa kau terlihat sangat khawatir? Apa kita punya hubungan?" tanyanya dengan wajah serius.

Choi menatapnya dalam diam, lalu menghela napas. "Mungkin malam ini bukan waktu yang tepat, tapi kau sudah meminta kepastian dariku."

Anna hanya diam, kebingungan.

"Aku mencintaimu, Perawat Anna. Aku ingin kita hidup bahagia setelah kita keluar dari sini," ucap Choi penuh semangat.

Anna membelalakkan mata. "Maaf?"

"Memang terdengar terburu-buru, tapi aku ingin menikah denganmu. Aku bahkan siap meninggalkan pekerjaanku demi kau."

Anna terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu, "Bukan aku tidak ingin menikah... Tapi sekarang aku harus fokus pada pekerjaanku. Dan aku..."

"Kau menolak?" Choi menatapnya penuh harap.

Anna meletakkan jari telunjuknya di bibir Choi, menghentikannya dari berkata lebih jauh. "Aku tidak menolakmu. Aku juga menyukaimu, karena perhatianmu padaku. Tapi untuk sekarang, aku belum bisa menikah."

Choi tersenyum kecil. "Tidak masalah. Kita bisa pacaran saja. Tapi jangan sampai orang lain tahu. Cukup kau dan aku yang mengetahuinya."

Anna menatapnya dengan lembut, lalu memegang wajah Choi. "Kenapa kau terlihat sangat lelah? Apa pekerjaanmu sangat berat?"

" Ya, semua nya terasa berat bagi ku, tetapi karena ada kau, aku jadi tidak begitu peduli pekerjaan berat ku ini " ucap Choi sambil tersenyum dan memegang tangan Anna,

Anna tersenyum manis " aku juga, semua nya terasa indah, karena saat berada di sini, aku selalu bertemu dengan mu "

Mereka berdua saling menatap nya, dan terlihat jelas dari tatapan nya, mereka saling suka,

" aku akan menunggu mu " ucap Choi,

" menunggu ku? " bingung,

Choi mendekat menatap Anna, , seolah ingin mencium Anna, tapi khayalannya buyar saat ponselnya berdering. Itu panggilan dari pusat.

"Aku harus pergi sekarang," ucap Choi, lalu bergegas meninggalkan Anna sendirian, padahal Anna berharap Choi akan datang lagi,

Setelah menerima telepon, Choi langsung menuju ruang karantina dan berteriak, "Lee!!"

Lee keluar dengan cepat, takut suara Choi mengganggu Renata yang masih beristirahat. "Ada apa? Kenapa kau berteriak? Semua orang di sini sedang beristirahat."

Choi menarik Lee menjauh. "Kau dipanggil ke kantor sekarang juga. Malam ini. Pusat baru saja menelpon, mungkin karena vaksin yang kau ambil."

Lee terdiam. Tanpa banyak bicara, dia berjalan menuju mobilnya, siap menghadapi apa pun yang menantinya.

Sesampainya di kantor pusat, Lee memberi hormat kepada atasannya yang duduk di kursi megah.

Atasannya menatapnya tajam. "Siapa kau sampai berani melawan perintahku?"

Lee menunduk. "Maaf, Pak. Aku lancang tidak mendengarkan perintah Anda. Aku layak dihukum. Potong saja telingaku."

Atasannya mendekat, lalu berkata dengan nada dingin, "Aku tidak akan memberikan hukuman kali ini, karena ini kesalahan pertamamu. Tapi jika kau mengulanginya lagi, reputasi mu yang selama ini kau bangun akan hancur."

Lee menarik napas lega.

*

*

*

Sementara itu, di kamp...

Matahari sudah terbit. Renata akhirnya sadar dan kondisinya sudah membaik. Saat ini, dia sedang makan di ruang makan bersama Anna dan para dokter lainnya.

"Dari mana vaksin itu datang? Karena setahuku, vaksin baru akan tiba hari ini," kata Anna, terlihat bingung.

"Entahlah, aku juga tidak tahu. Tapi dari yang kudengar, Lee membawa beberapa untukku..." Renata mengecilkan suaranya, takut dikira terlalu percaya diri.

Anna tersenyum. "Aku juga ingat kalau semalam Kapten Lee datang dan berada di ruang karantina."

Renata tiba-tiba teringat kejadian malam itu. Walau hanya kecupan singkat, tapi rasanya masih membekas. Tangannya tanpa sadar menyentuh bibirnya.

"Dr. Renata," suara Lee terdengar dari belakang.

Renata menoleh. Ia melihat Lee berjalan mendekatinya dengan seragam yang rapi dan tubuh yang gagah. Jantungnya tiba-tiba berdebar lebih cepat.

Lee menatapnya dengan alis sedikit terangkat. "Kenapa kau menatapku seperti itu?"

Renata tersentak, buru-buru mengalihkan pandangannya. "Tidak," jawabnya cepat, lalu berdiri dan membawa piringnya ke tempat cuci.

Lee menatapnya curiga. "Kau sudah selesai makan?"

Renata tidak menjawab. Tapi tiba-tiba, dia cegukan.

Lee tersenyum tipis. "Jadi, benar kau menyembunyikan sesuatu, ya?"

Renata menatap nya " apa yang aku sembunyikan? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau katakan " ucap nya,

" sudahlah Renata itu hanya mimpi, mana mungkin " ucap Renata membatin,

1
novi
halo kak! semangat terus ya... wah ini ceritanya di korea yaa, keren. aku juga suka drakor loh kak, suka k-pop jugaa. /Drool/btw salam dari "Jejak di Balik Kegelapan" mampir ya kak... thank you
novi
hmzz kira² apa yg akan di lakukan hyejin kalo tahu jinwoo nanti kepincut gadis lain?/CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy//CoolGuy/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!