Novel ini akan mengisahkan tentang perjuangan Lucas Alarik yang menunggu sang kekasih untuk pulang kepelukannya. Mereka berjarak terhalang begitulah sampai mungkin Lucas sudah mulai ragu dengan cintanya.
Akankah Mereka bertemu kembali dengan rasa yang sama atau malah asing?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_jmjnfxjk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"lu oke kan? " tanya Danu saat ia melihat kantung mata Lucas yang tebal. Lucas mengangguk lemas, sejujurnya dia ingin tidur tapi setiap kali ia memejamkan mata bayangan seorang wanita yang memegang pedang penuh darah terlintas.
"masih gak ada kabar soal cewek lu? " tanya Gio sambil menyodorkan coklat panas agar Lucas merasa aman. "belom. Gw takut dia pergi perang dan gak kembali" jawab Lucas. Ia menghela nafas begitu berat membuat Danu dan Gio semakin khawatir. "sans aja sih. Lagi cewek lu kan jenderal" ucap Danu yang malah mendapatkan tatapan tajam dari Lucas. "Meski dia adalah jenderal tapi kemungkinan hidup dan mati di medan perang itu lain cerita" tegas Lucas dengan nada tak santainya.
Gio segera mencubit perut Danu agar tak memperkeruh suasana.
Saat Lucas tengah menikmati coklat panasnya, tiba-tiba ada sebuah email yang masuk ke ponselnya. Ia membacanya sambil mengkerutkan dahinya.
'Untuk Tuan Lucas Alarik. Saya selaku salah satu petinggi di perusahaan Shadows Syndicated ingin meminta Tuan Alarik untuk membantu Nyonya Sadipta dalam mengawasi pihak yang terlibat dalam kegiatan penjualan senjata berbahaya secara ilegal. Saya juga di tugaskan untuk memberikan sebuah dokumen penting kepada anda secara langsung, jadi dimohon untuk kedatangannya di salah satu cabang perusahaan yang berada di Jepang. Terimakasih
Tertanda A. "
Isi email yang dikirimkan kepada Lucas. Ternyata itu adalah email perusahaan keluarga Sadipta, tapi hal yang membuat Lucas mengerutkan dahinya adalah 'Tertanda A' itu adalah tanda yang biasanya Athaya' berikan jika ada misi khusus yang melibatkannya.
(kenapa dia pake email perusahaan, biasanya pake email sendiri atau jangan-jangan dia sedang dalam persembunyian? ) batin Lucas sambil melempar-lempar ponselnya.
"Hp nya jatoh baru tau rasa" celetuk Danu yang mengagetkan Lucas. "kaget jir" ucap Lucas sambil memegang dadanya. "ya lu ngelamun. Kenapa si? " tanya Danu. Lucas hanya menggeleng.
"minggu depan gw mau ke Jepang. Jangan kangen ya" ucap Lucas sambil tersenyum girang. Danu dan Gio terlihat jijik melihatnya.
...****************...
sementara itu di sisi lain....
"ya. lu yakin mau libatin Lucas ke renjana ini? " ucap seseorang kepada Athaya yang sedang minum kopi. "yakin banget, sangat yakin malah" balas Athaya sambil meletakan gelas kopinya. "tapi ini beresiko buat perasaan lu Athaya. Lusa kalian bertemu alangkah baiknya kamu yang hadir menjelaskan" ucap seseorang yang ternyata adalah Galen. "Ayo lah. Lucas udah tau sifat gw, lagi ini tes apakah dia benar-benar cinta sama gw atau gak" balas Athaya dengan santainya.
"serah lu deh gw mah" ucap Galen pasrah. Ia sudah menyerah untuk menasehati adiknya itu, toh di nasehati juga gak akan mempan jika berhubungan dengan Lucas kecuali Lucas itu sendiri yang menasehati Athaya.
"Gimana kalo dia malah kecantol sama cewek lain? " tanya Mahesa yang tiba-tiba dateng. "gak akan berani dia" jawab Athaya yakin. Mahesa berdecak mendengar jawaban Athaya.
"yakin banget padahal luasnya aja udah goyah sama perasaannya ke lo" ucap Mahesa yang membuat Athaya kesal dengan kakaknya. "JAGA OMONGAN LU YA" kesal Athaya, ia mencengkeram kuat kerah baju Mahesa. Athaya memang tipe anak yang gak akan takut dengan siapapun bahkan jika itu ayahnya sekalipun, kecuali papinya.
"Athaya lepaskan cengkeraman mu" perintah Revan yang ternyata sedari tadi mengawasi anak-anaknya dari sudut ruangan.
-bersambung-