NovelToon NovelToon
Takdir Di Balik Lensa

Takdir Di Balik Lensa

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Model / Office Romance
Popularitas:949
Nilai: 5
Nama Author: Novaa

Sepuluh tahun lalu, Sekar kenanga atmaja dan Alex Mahendra prakasa terlibat dalam sebuah perjodohan dingin tanpa cinta. Di usianya yang masih belia, Sekar hanya memusatkan pikirannya pada impian yang ingi diraihnya. Dengan segala cara dia ingin membatalkan perjodohan itu. Namun sebuah tradisi dalam keluarganya sulit sekali untuk dilanggar. Pendapatnya sama sekali tidak di dengar oleh keluarganya. Sampai pada hari pertunangannya dengan Alex tiba. Sekar dengan berani menolak putra dari keluarga Prakasa tersebut. Gadis 18 tahun itu pergi meninggalkan acara dan Alex dengan luka samar, karena ditolak dengan kasar di hadapan banyak orang.

Kini takdir kembali mempertemukan mereka dalam ikatan bisnis. Sekar yang kini menjadi model terkenal dan di kenal dengan nama 'Skye' akan menjadi wajah utama untuk ATEEA group. Sebuah perusahaan fashion ternama yang ternyata dipimpin oleh Alex Mahendra prakasa, sang mantan calon suaminya.

Akankah bisnis ini batal seperti perjodohan mereka? simak disini ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 #JERAT MANIPULASI

​Rumah Alex Mahendra, Malam Setelah Gala

​Alex tiba di rumahnya dini hari setelah mengantar Miranda pulang dari acara Gala amal. Ia melemparkan tuksedonya ke sofa. Meskipun acara itu sukses besar dan memenuhi tujuan sosialnya, Alex merasa lelah dan muak. Sentuhan Sekar saat pemotretan terus menghantuinya, membuat sentuhan Miranda sepanjang malam terasa kosong dan dipaksakan.

​Alex bahkan belum sempat menyesap segelas air ketika ponselnya berdering. Itu adalah Adriana Prakasa, ibunya.

​"Halo, Ma," sapa Alex, berusaha terdengar tenang.

​"Alex, kenapa kau baru pulang? Mama sudah menunggu teleponmu," suara Adriana terdengar bahagia, tetapi ada nada desakan yang tegas di dalamnya.

​"Ma, ini sudah larut. Aku lelah. Acaranya berjalan lancar," jawab Alex.

​"Mama tahu acaranya lancar, Nak. Mama melihat fotomu dengan Miranda. Kalian sangat serasi. Mama menerima banyak pujian malam ini," kata Adriana. "Tapi ada yang lebih penting."

​Adriana melanjutkan, suaranya melembut, tetapi pesannya sangat jelas. "Alex, Mama ingin kau segera menyelesaikan masalah ini. Miranda adalah wanita yang sempurna untukmu. Dia stabil, dari keluarga baik-baik, dan dia mencintaimu. Mama tidak ingin kau membuang waktu lagi."

​Alex tahu kemana arah pembicaraan ini. "Ma, aku sudah bilang, aku tidak siap untuk menikah. Fokusku masih di ATEEA dan peluncuran 'Ascension'."

​"Peluncuran itu hanya tinggal beberapa hari, Alex. Setelah itu selesai, tidak ada lagi alasan. Kau dan Miranda sudah cukup lama dekat, dan dia sabar menunggumu. Mama ingin kau melamarnya secepatnya," desak Adriana. "Mama ingin melihatmu bahagia, dan Mama ingin kau berhenti melihat ke belakang. Miranda adalah masa depanmu."

​Alex menutup matanya sejenak. "Ma, itu bukan keputusan yang bisa Mama desak..."

​"Miranda sudah mengatakan pada Mama, Nak," potong Adriana. "Dia bilang kau sudah menunjukkan tanda-tanda positif. Dia bilang kau bahkan memilihkan gaun malamnya. Dia siap menikah kapan saja, Alex."

​Alex merasa darahnya mendidih. Ia segera tahu. Ini semua pasti karena Miranda yang terus-menerus mendekati ibunya dan memanipulasi informasi. Miranda menggunakan kebaikan hati Adriana dan harapan ibunya agar Alex kembali berkomitmen.

​Miranda tahu bahwa satu-satunya cara untuk menembus benteng Alex adalah melalui emosi ibunya.

​"Aku akan bicara dengan Miranda, Ma. Aku akan menjelaskannya sekali lagi," kata Alex, suaranya kini dingin.

​"Tidak ada yang perlu dijelaskan. Hanya perlu dilakukan. Mama sudah lelah melihatmu hidup sendiri, Alex," ujar Adriana, mengakhiri pembicaraan dengan nada final.

​Setelah menutup telepon, Alex membanting ponselnya ke meja kopi. Ia berjalan mondar-mandir. Ia marah—bukan hanya pada ibunya, tetapi terutama pada Miranda, karena manipulasi yang halus dan menjijikkan ini.

​Monolog Batin Alex: Dia menggunakan ibuku. Dia menggunakan 'kemesraan' palsu kita di depan umum. Dia tahu aku terikat oleh rasa hormat pada ibuku. Miranda tidak se-stabil yang ia perlihatkan. Dia adalah manipulator yang tenang.

​Ironisnya, Alex menyadari betapa miripnya Miranda dengan Sekar. Keduanya adalah wanita cerdas yang mampu memanipulasi situasi untuk keuntungan mereka. Namun, setidaknya Sekar melakukannya secara terbuka, menantang Alex dengan senjata kepatuhan. Sementara Miranda melakukannya dari belakang, menyelinap melalui ikatan keluarga Alex.

​Kemarahan Alex pada Miranda justru mendorong pikirannya kembali pada Sekar. Sekar, yang ia ancam dan ia kendalikan, kini terasa lebih jujur dan autentik dibandingkan Miranda yang 'sempurna'.

​Alex meraih ponselnya lagi, memanggil Dandi meskipun ini sudah larut malam.

​"Dandi, lupakan dulu semua laporan ATEEA. Aku ingin kau mencari tahu detail tentang Sekar Kenanga yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan," perintah Alex, nadanya mendesak. "Siapa saja teman lamanya, di mana dia tinggal dulu, apa yang dia lakukan sepuluh tahun terakhir di luar karier modeling. Aku ingin informasi pribadi."

​"Mas Alex, ini melanggar etika. Dan Mila pasti akan tahu—" Dandi mencoba memprotes.

​"Aku tidak peduli. Aku butuh tahu siapa dia sebenarnya sebelum aku mengambil keputusan. Cari tahu apa pun yang bisa membuktikan dia pantas mendapatkan ancamanku. Lakukan. Sekarang," potong Alex, mengakhiri telepon dengan keputusan yang tak bisa dibantah.

​Alex Mahendra, yang baru saja berhasil menghindari jerat Miranda, kini terjebak dalam obsesinya sendiri, memutuskan untuk menggali masa lalu Sekar secara ilegal, semua karena ia tidak bisa lagi memercayai siapa pun di sekitarnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!