Menikah dengan pria usia matang, jauh di atas usianya bukanlah pilihan Fiona. Gadis 20 tahun tersebut mendadak harus menerima lamaran pria yang merupakan paman dari kekasihnya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Badai Yang Mengancam
"Cuma segini Om?" desis Davin.
Perutnya sudah nyeri, tapi mulutnya masih sempat memprovokasi Arga. Sepertinya dia memang sengaja memancing keributan.
"Keluar dari kantor saya!" usir Arga.
"Baik .... Tapi lihat, nanti aku akan kembali. Akan aku ambil apa-apa yang sudah Om ambil!" Davin sesumbar akan menuntut balas atas apa yang terjadi padanya.
Davin kemudian keluar dan bersamaan kuasa hukumnya. Setelah ia agak jauh, terdengar suara gebrakan meja. Sepertinya Arga benar-benar murka di dalam sana.
Tara masuk, berkas-berkas di meja sudah berserak di atas lantai.
(Waduh ... pedang besar bakal mulai lagi ... ini yang aku khawatirkan sejak dulu. Kenapa mereka satu keluarga rebutan satu wanita???? Seperti tidak ada wanita lain saja!)
Tara beres-beres sambil mengomentari masalah yang terjadi di keluarga bosnya tersebut. Sejak awal dia sudah menduga, endingnya akan seperti ini.
Gara-gara suasana hati yang tidak baik-baik saja, meeting ditunda lagi. Entah kapan akan kembali di gelar. Yang pasti tidak akan dilakukan dalam waktu dekat ini.
...****************...
Kediaman Arga, rumah tiga lantai itu sedang kedatangan tamu penting tapi tidak penting. Sore itu sudah terparkir mobil di halaman rumah Arga.
Pemiliknya sudah duduk dengan elegan di ruang tamu ditemani art yang sedang menyiapkan minuman.
"Mana cucu saya?"
"Den Azka sedang tidur di kamarnya."
"Bangun kan! Saya mau lihat cucu saya." Titah Bu Sasmita dengan gayanya yang memang sombong dan sedikit angkuh kalau berbicara dengan orang yang dianggap rendah darinya.
"Tapi baru saja tidur, Nyonya."
"Kamu ini! Pembantu tapi gak becus. Suruh bawa anak itu ke sini ... Ada saja alasannya!" omel Bu Sasmita.
Terpaksa beliau naik ke lantai atas, di mana cucunya sedang tidur.
...----------------...
"Ehem!" Bu Sasmita berdehem tatkala melihat kamar Azka. Anak itu memang tidur, sedang diusap-usap oleh ibunya.
"Bangunkan dia!"
Fiona menoleh, "Tapi dia baru tidur."
"Apa susahnya bangunkan anak kecil? Saya Omanya! Jauh-jauh ke sini untuk ketemu dia!"
"Iya, Ma ... Tapi Azka baru saja tidur."
"Alah! Alasan saja, kamu memang tidak ingin saya dekat dengan cucu saya sendiri!" omel Bu Sasmita. Sudah kesekian kalinya Fiona mendapatkan perlakuan buruk seperti itu. Dia memang sudah menikah dengan Arga, tapi sampai sekarang masih belum diakui sepenuhnya sebagai menantu Bu Sasmita. Hanya Azka yang dianggap, karena merupakan cucu satu-satunya.
Mau cucu dan anaknya, Bu Sasmita enggan menerima sang menantu karena dirasa tidak sesuai dengan kriterianya. Bukan menantu idaman yang diharapakan.
"Ada apa ini?"
Belum waktunya pulang, Arga sudah masuk kamar karena mendengar suara ribut-ribut. Apalagi melihat mobil ibunya yang parkir di depan. Ia langsung buru-buru melihat kondisi dalam rumah. Karena kebiasaan sang mama, kalau berkunjung selalu membuat Fiona menangis ujung-ujungnya.
"Kali ini Mama mau apa lagi?" tanya Arga yang langsung marah pada sang mama.
"Mama cuma mau nengok cucu Mama. Apa salah? Itu ... Istrimu! Mama minta baik-baik bangunin Azka, malah tidak diindahkan permintaan Mama."
Fiona cuma menghela napas, berhadapan dengan ibu mertua seperti itu, selalu banyak drama. Ia pun memutuskan untuk keluar dari kamar Azka.
"Kita bicara di luar," kata Arga pada Bu Sasmita.
Mereka semuanya sudah ada di ruang tamu, Fiona ke dapur untuk menyiapkan minum bagi sang suami.
Samar-samar dia mendengar keduanya beradu argument. Arga dan Bu Sasmita sedang ribut-ribut di ruang tamu.
...----------------...
"Kalau kamu gak mau ikuti kata Mama, Mama juga akan tarik saham papa dan atas nama Mama dari perusahaan!"
"Mama ngancam Arga sekarang?" tanya Arga tegas.
"Terserah kamu bilang ini ancaman atau apa."
Arga langsung berdiri, "Lakukan yang ingin Mama lakukan!"
"Kamu tidak takut bangkrut?" celetuk Bu Sasmita.
Fiona muncul membawa segelas kopi. Bu Sasmita kembali berbicara, sengaja sambil melirik Fiona yang meletakkan gelas di atas meja.
"Kamu pikir kalau kamu jatuh miskin, akan ada perempuan yang setia bersamamu?"
Disindir seperti itu, Fiona langsung duduk di sebelah Arga. Tidak hanya duduk, Fiona juga memegangi lengan Arga dan berbicara pada ibu mertua nya itu.
"Mama jangan khawatir, miskin atau kaya ... kami akan bersama."
"Lihat saja nanti! Kamu selama ini hidup enak karena menumpang sama anak saya! Segala fasilitas yang kamu nikmati ini, pasti sudah membuatmu betah. Lihat, sampai anak saya gak punya apa-apa, paling juga kamu cari pria yang lebih kaya!" komentar Bu Sasmita dengan sinis.
"Mama! Cukup!" Arga langsung marah.
"Lihat nanti Arga! Mama akan buktikan pada kamu! Saat kamu tidak punya apa-apa. Apa wanita ini masih akan setia???" ucap Bu Sasmita kemudian beranjak pergi tanpa mengatakan apapun lagi.
(Arga! Ini salah kamu tidak dengar kata Mama. Mama akan buktikan sama kamu. Saat Mama buat kamu jatuh! Kamu akan datang dan memohon sama Mama! Sementara wanita itu akan pergi meninggalkan kamu! Tunggu saja, hanya menghitung waktu!)
Brak!! Bu Sasmita masuk mobil dan menarik pintunya sangat kencang, membuat sopirnya terkejut.
mau sedot sedot aja ooommmm 😂
udah kau bobol sieee
🤣
mlendung fiiiii
😂
pikiran mu liar sekali Tarrrr
😂🙆♀️
😃
kang buaya
beresiko kembung 9 bulan 🤣🤣🤣🤣😂
😃
kejadian 😱
Taraaaa gak usah dipikirin 😃
hiiiiiiiiiiiiiii fio...
semoga tidak kenapa2