Gracella Eirene, gadis pendiam yang lebih suka bersembunyi di dunia imajinasi, Ia sering berfantasi tentang kehidupan baru, tentang cinta dan persahabatan yang tak pernah ia rasakan. Suatu hari, ia terpesona oleh novel berjudul 'Perjalanan cinta Laura si gadis polos', khususnya setelah menemukan tokoh bernama Gracella Eirene Valdore. Namun, tanpa ia sadari, sebuah kecelakaan mengubah hidupnya selamanya. Ia terbangun dalam dunia novel tersebut, di mana mimpinya untuk bertransmigrasi menjadi kenyataan.
Di dunia baru ini, Gracella Eirene Valdore bertemu dengan Genta, saudara kembarnya yang merupakan tokoh antagonis utama dalam cerita. Genta adalah musuh tokoh utama, penjahat yang ditakdirkan untuk berakhir tragis. Gracella menyadari bahwa ia telah mengambil alih tubuh Grace Valdore, gadis yang ditakdirkan untuk mengalami nasib yang mengerikan.
- Bisakah Gracella Eirene Valdore mengubah takdirnya dan menghindari nasib tragis yang menanti Grace Valdore?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afizah C_Rmd, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 12
...****************...
Sorak sorai penonton masih bergema di arena balapan. Shanka telah memenangkan balapan dengan mudah, tetapi dia tidak merasakan kebahagiaan. Hati kecilnya terusik oleh perasaan aneh yang tidak bisa dia jelaskan.
Dia menundukkan kepala sebagai tanda penghormatan kepada penonton, tetapi raut wajahnya tetap dingin. Dia mengamati anggota geng The Phantom Black, yang terlihat cemas dan tidak tenang. Mereka biasanya akan merayakan kemenangan Genta, tetapi kali ini mereka tampak gelisah.
Shanka menunggu Genta, Dewa dan yang lainnya begitu juga para penonton dan geng geng motor lainnya, terutama The Panthom Black muncul di garis finis, tetapi Genta tidak kunjung datang, begitu juga Dewa. Shanka mulai merasa tidak nyaman. "Kenapa dia belum muncul?" gumamnya dalam hati.
"Ketua, apa yang terjadi?" tanya Alzian, wakil ketua Sanford Tiger Reign, dengan nada khawatir.
"Aku tidak tahu," jawab Shanka dengan suara datar.
"Oh, ayolah sobat mengapa kau begitu khawatir. Kita itu harus bahagia akhirnya kita bisa ngalahin the phantom black" Ucap Isam merangkul bahu Shanka dan Al
"Benar yang dikatakan kak Isam, kita harus senang kak Shanka akhirnya menang kita harus ngerayain kemenangan ini" sahut Laura dengan senyum manis
"Laura benar kita akan berpesta nanti" ucap Kella menyambung Laura
"Tapi, kenapa Dewa lama yah" tanya Devin merasa heran
"Kita tunggu saja" Kata Shanka dingin
Shanka menatap ke arah anggota geng The Phantom Black, yang semakin gelisah. Mereka saling berbisik dan terlihat khawatir.
"Dimana Genta? Kenapa dia belum muncul!" tanya Gilang pada anggota geng The Phantom Black lain dengan suara cemas.
"Benar ini, benar benar aneh tak biasanya begini" tanya Arvan
"Jangan-jangan... Terjadi sesuatu lagi" kata Gilang dengan suara bergetar.
"Wah, tidak tidak mungkin Genta sangat kuat dan tidak pernah mengalami kecelakaan atau apapun itu" jawab Javas
"Ya, kita harus berfikir positif " ucap Arvan menenangkan teman temannya
"Bagaimana menurut mu Axton!" tanya Lingga
"Hmm, gue ngerasa perasaan tidak nyaman" jawab Axton mengutarakan perasaan nya
"benarkah, gue juga ngerasa gitu" Sahut Gilang
"Stt, kita tunggu dulu. Lebih baik berfikir positif" Arvan kembali berucap dengan nada tegas menenangkan.
"KETUA, BOS!" teriak seorang anggota geng The Phantom Black. "Ada yang datang!"
Mendengar teriakkan itu perhatian semua orang teralihkan, melihat kearah salah satu peserta yang ikut telah mencapai finish dengan wajah panik.
"Ada apa?" tanya Shanka dengan suara dingin.
"Genta... Dewa... Mereka..." Anggota geng motor itu terengah-engah, tidak bisa melanjutkan kalimatnya.
"Katakan!" perintah Shanka dan Axtondengan suara keras.
"Mereka... Mereka mengalami kecelakaan!" teriak anggota geng motor itu. "Mereka tidak sadarkan diri!"
Axton, Arvan, Lingga, Gilang dan Javas terkejut, begitu juga Shanka dan teman temannya dan para penonton. Mereka semua segera menaiki motor masing-masing untuk melihat keadaan Genta dan Dewa.
Setelah tiba di lokasi kecelakaan, Shanka, Axton, dan anggota geng Sanford Tiger Reign lainnya segera melihat kondisi Genta dan Dewa. Mereka melihat Genta dan Dewa terbaring tak berdaya di tanah, terluka parah akibat kecelakaan yang terjadi.
Shanka kini tau perasaan tidak nyaman berasal dari mana ia khawatiran setelah melihat keadaan Dewa yang terluka. Ia berdiri di samping Dewa, yang terlihat pingsan dan terluka cukup parah.
Di sisi lain, Axton dan anggota The Phantom Black lainnya juga merasa terpukul melihat kondisi bos mereka Genta yang terluka. Mereka segera memutuskan untuk membawa Genta dan Dewa ke rumah sakit terdekat.
Axton dan Shanka, dengan wajah penuh kekhawatiran, segera meminta bantuan beberapa anggota geng mereka untuk membantu mengangkat Genta dan Dewa.
Laura sendiri juga khawatir ia menangis sedih melihat keadaan kakaknya itu "Hiks hiks kak Dewa kenapa bisa gini hiks kak Dewa cepat sadar"
"Laura jangan nangis yah kita yakin Ka Dewa pasti Sadar mending kita segera bawa ke rumah sakit" Sania dan Kella melihat itu merasa iba dan mencoba menenangkan Laura melihat kondisi Dewa
Mereka segera membawa Genta dan Dewa ke mobil yang ada di sekitar lokasi kecelakaan. Dengan hati-hati, mereka mengantar Genta dan Dewa menuju rumah sakit terdekat.
......................
Genta dan Dewa telah dilarikan ke rumah sakit dan kini sedang dirawat intensif. Suasana di rumah sakit terasa tegang. Anggota geng Sanford Tiger Reign dan The Phantom Black berkumpul di ruang tunggu, masing-masing dengan pikiran dan perasaan yang campur aduk.
Shanka duduk di kursi, menatap kosong ke depan, ia merasa bersalah karena kecelakaan yang menimpa Dewa.
Axton, yang duduk di seberang merasakan hal yang sama, ia menatap tajam pada musuh di seberang dengan tajam dan dingin, laku ia melihat ke arah Lingga menyuruh nya menghubungi Grace
"Lingga, hubungi Grace"
"oke" balas Lingga, lalu menghubungi Grace
Laura duduk di sebelah Sania dan Kella, matanya sembab karena menangis. Dia terus berdoa agar Dewa cepat sembuh. Dia juga merasa bersalah karena Dewa terluka akibat pertarungan yang terjadi. Dia tidak ingin melihat Dewa menderita.
...----------------...
**Pov Grace
Pada dini hari Grace tertidur pulas, tetapi entah kenapa ia mengalami mimpi buruk tentang Genta yang terluka parah, ia terbangun dari mimpi itu terasa sangat nyata tak lama kemudian, dering teleponnya memecah kesunyian pagi. Grace mengernyit, ia mencoba meraih ponselnya yang bergetar di nakas.
"Halo?" suaranya terdengar serak karena baru bangun tidur.
"Grace, kau harus datang ke rumah sakit. Genta di dia..." Suara Lingga terdengar sedikit gugup di seberang telepon.
Grace langsung terbangun. Mata terbuka lebar, menatap ke arah ponsel yang masih menempel di telinganya. "Apa yang terjadi?" tanyanya, suaranya kini terdengar lebih jelas, meskipun masih sedikit gemetar.
"Genta mengalami kecelakaan," jawab Lingga. "dia terluka parah."
Grace langsung merasakan jantungnya berdebar kencang, dia sudah lama tidak mendengar kabar dari Genta. "Di mana bang Genta?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar.
"Rumah Sakit Jayapura," jawab Lingga. "Axton memintaku untuk menghubungimu."
"Baiklah, aku akan segera ke sana," kata Grace, dia langsung menutup telepon dan bergegas bersiap-siap. Dia tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Genta, ia hanya berharap kaka kembar nya itu baik-baik saja.
Grace melompat ke motornya dan melaju dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan dia temukan di sana.