Alicia Sandra Hellypolter baru saja lulus SMA malah dinikah kan dengan pilihan ibu tirinya yang jahat. Alicia yang di kerap di panggil Cila yang sudah berharap agar bisa keluar dari keluarga Hellypolter malah berujung pergi ke neraka kedua bagi Cila. Padahal Cila sudah menderita di rumah nya sendiri ternyata Cila malah lebih menderita di rumah suaminya. Cila di campakkan oleh suaminya karena semua keluarga suami nya menganggapnya mandul padahal dirinya belum di sentuh oleh suaminya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mbak mell, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Mark dan Dario telah sampai di pelabuhan. Para anak buah bekerja mengangkut karung beras yang sudah pasti terselip sesuatu yang berharga.
Mark hanya duduk sambil menyalakan rokok nya dengan melihat anak buahnya yang sedang bekerja.
"Apa semua aman Dario?" tanya Mark.
"Aman tuan, tidak ada kendala apapun" Jawab Dario.
Mark tidak menjawab nya lagi, tapi pria itu sibuk melihat kegiatan dari anak buahnya.
"Tuan! Gawat, seseorang ingin meretas data pribadi anda" Ucap Dario.
Mendengar hal itu? Mark langsung berdiri dengan muka menahan amarah. Mark mengepalkan tangannya dengan kuat.
"Ke kantor" titah Mark.
Kini Mark berkutak dengan komputer nya karena seseorang sedang berani ingin meretas data pribadinya.
Yang Mark tidak tahu adalah bahwa yang ingin meretas data pribadinya adalah Ethan putranya sendiri.
Ethan sibuk mengetik lincah dengan jari-jarinya yang kecil.
"Bantu kakak memperkuat pertahanan kita" Ucap Ethan kepada Adiknya.
"Baik Ethan" Jawab Emma segera melakukan perintah dari sang kakak.
Jari Ethan sibuk untuk membuka satu Folder yang di kunci dengan kuat, sedangkan Emma memperkuat pertahanan karena lawan menyerang balik.
"Sial" Umpat Mark. Tapi Mark tersenyum smirk karena baru pertama kali mendapat lawan yang seimbang menurut nya.
Klik...
"Hebat juga" puji Mark tanpa sadar.
Mark memperkuat pertahanan nya dan kembali menyerang lawan dengan virus yang paling berbahaya tapi masih bisa di tangani oleh lawan membuat Mark merasa tertantang.
Mark semakin fokus dengan pertahanan.
"Emma, kirim balik virus nya" panik Ethan.
Klik....
"Kalian pikir aku bisa di lawan" sinis Mark. Mark pun menyerang dengan ingin membuka identitas siapa yang sudah berani meretas identitas nya.
"Oh tidak..." Emma langsung berteriak karena lawan mau mencari identitas mereka balik.
"Bagaimana ini Ethan?" tanya Emma panik. Mau mundur di tengah seperti ini pasti virusnya akan balik kepada mereka. Alhasil nya nanti Leptop mereka yang akan rusak.
"Pertahankan Emma, aku akan perlahan mundur" jawab Ethan tanpa menoleh ke arah adiknya.
Klik...
"Apa?" Mark langsung terkejut siapa yang sudah berani ingin meretas data pribadinya.
Duarr...
Tidak sampe delapan detik, komputer Mark langsung meledak.
"Tuan" panik Dario yang baru tiba.
Mark mengibaskan tangan nya, lalu bersandar di kursi kebesaran nya dengan tersenyum smirk yang begitu tipis.
"Ada apa Dario?" tanya Mark kembali mengubah wajah nya dengan datar.
"Identitas dari anak kembar yang tuan katakan" jawab Dario.
"Tapi tuan, kami tidak bisa menemukan identitas asli dari mereka" Lanjut Dario yang sudah siap kalau dirinya di hukum karena tidak semua identitas dari si kembar di temukan.
"Hmmm tidak masalah" jawab Mark dengan tersenyum tipis lagi.
Dario langsung tidak percaya dengan sikap bos nya yang tidak mempermasalahkan nya. Biasanya Mark tidak akan mentelori kesalahan walau sekecil apapun itu, maka akan wajib di hukum.
"Ganti dengan yang baru" ucap Mark dengan mengambil jas nya, lalu pergi meninggalkan Dario.
"Gawat Ethan, dia sudah tahu identitas kita" panik Emma. Ethan pun begitu, sama panik dengan Emma tapi Ethan lebih menguasai dirinya dengan tetap tenang.
"Bagaimana ini Ethan?" tanya Emma dengan menutup Leptop nya. Walaupun sudah berhasil mengirim virus itu. Tapi si lawan sudah berhasil melihat identitas mereka.
Itu sama dengan nol.
"Kau tenang saja, kalau dia berani berbuat lebih aku tidak akan tinggal diam" jawab Ethan.
"Kau jangan khawatir Emma, aku tahu apa yang harus ku lakukan" lanjutnya dengan mengelus rambut Emma yang halus.
"Kau tidur lah" Ucap Ethan lagi. Emma langsung mengangguk kan kepalanya.
Satu malam ini Mark sungguh tidak bisa tertidur akibat memikirkan Alina dan siapa peretas itu.
"Alina" Senyum Mark langsung muncul menyebut nama ini.