NovelToon NovelToon
Happiness

Happiness

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali / Office Romance
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Early Zee

Rasanya menjadi prioritas utama bagi seseorang adalah suatu keberuntungan. Canda tawa dan bahagia selalu membersamai mereka dalam hubungan yang sehat ini, hingga membuat keduanya tidak berhenti bersyukur.

Hari demi hari kita lalui dengan berbagai cerita. Saat itu, semua masih terasa baik-baik saja. Hingga tanpa kita sadari, satu persatu masalah mulai menghiasi hubungan ini.

Awalnya kita mampu bertahan di tengah badai yang sangat kuat. Tetapi nyatanya semakin kita kuat, badai itu semakin menggila. Kiranya kita akan bisa bertahan, ternyata kita salah.

Hubungan yang sudah kita jalin dengan baik dan banyak cerita bahagia di dalamnya, dengan sangat terpaksa kita akhiri. Badai itu benar-benar sangat dahsyat! Kita tidak mampu, kita menyerah sebab lelah.

Dan syukurlah tuhan tidak tidur, kebahagiaan yang di renggut paksa oleh seseorang kini telah di kembalikan. Kisah kita kembali terukir hingga menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya dalam ikatan pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Early Zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

Semalam, Naureen kesulitan tidur. Ia sangat gelisah sejak Jeno mengatakan bahwa dia akan membawanya menemui orang tuanya. Ketakutan yang terus menguasai dirinya secara penuh ini, masih berlanjut hingga mereka menginjakkan kaki di rumah orang yang akan mereka temui.

Dag dig dug.

Naureen menggigit bibirnya, ia benar-benar takut dan gelisah.

Astaga. Mau pingsan aja deh gue. Enggak siap dengan pertanyaan-pertanyaan yang kritis.

Naureen terus bergumam dalam hatinya. Ia juga terus menerus menggosok telapak tangannya yang berkeringat sebab gelisah. Jeno menyadari hal itu. Ketakutan yang di rasakan Naureen tidak main-main.

Jeno meraih tangan Naureen, di genggamnya dengan sangat kuat. Ia juga mengusapkan ibu jarinya di pipi Naureen. Menatapnya dalam sambil tersenyum.

"Naureen ku yang sangat cantik." Kata Jeno.

"Kamu harus tenang sayang. Apa yang kamu khawatirkan itu enggak akan terjadi. Percayalah. Hm?" Sambungnya.

"Ta... tapi."

"Sudah. Sekarang kamu tarik nafas. Fokus dan tenang. Kalau kamu masih terus seperti ini, aku enggak akan segan-segan untuk..."

Jeno mendekatkan wajahnya ke wajah Naureen. Hidung mereka hampir bersentuhan saking dekatnya. Naureen terkejut, ia menahan nafas selama sepersekian detik. Sekarang jantungnya berdebar bukan karena takut atau gelisah, tapi karena ulah Jeno.

"Sa... Sayang." Naureen mendorong pelan Jeno hingga berhasil menjauhkan wajahnya. Jeno tertawa.

"Kamu jangan aneh-aneh ya. Kita tepat di depan pintu, kalau tiba-tiba orang tua kamu keluar. Gimana?" Celoteh Naureen dengan wajah cemberutnya yang sangat lucu.

"Makanya, kamu harus tenang dan percaya sama aku. Kalau enggak, aku akan mendekatkan wajahku lebih dekat lagi." Ucap Jeno sambil tersenyum. Ia mengancam Naureen dengan berkata akan menciumnya. Naureen pun mengiyakan. Jeno memang jahil, tapi itu sangat ampuh.

Ancaman macam apa itu.

Diam-diam Naureen mengulum senyum sambil bergumam di dalam hatinya.

Tanpa berlama-lama lagi, Naureen dan Jeno pun memasuki rumah dua lantai yang bergaya modern itu. Berkat ancaman Jeno, Naureen terlihat lebih santai dari sebelumnya.

Klek.

Pintu sudah terbuka, deguban jantungnya kembali terasa. Naureen meraih lengan Jeno dan di pegangnya dengan sangat kuat.

Jeno mengusap lembut jemari Naureen yang melekat di lengannya. Ia memberinya senyum sebelum akhirnya berteriak memanggil orang tuanya.

Sosok yang di takuti Naureen pun muncul. Dari kejauhan terlihat dua orang yang merupakan pasangan suami istri itu berjalan dengan begitu cepat. Suara mereka mulai terdengar. Naureen pun kembali gemetar. Ia memejamkan matanya sebentar lalu...

"Naureen anakku!"

Suara itu... Suara itu terdengar sangat antusias menyambutnya. Naureen pun segera membuka matanya. Ia terdiam sambil memperhatikan orang tua Jeno yang semakin dekat.

Naureen terkejut bukan main. Pasalnya, ia sangat ketakutan sejak kemarin. Memikirkan bahwa hal yang sensitif akan terjadi hari ini. Tapi?

Orang tua Jeno justru menyambutnya dengan sangat baik. Berkata bahwa Naureen adalah anaknya, sudah sangat melegakan. Naureen pun mulai tersenyum. Ia menyambut pelukan hangat itu.

Setelah hampir tiga menit mereka berpelukan...

"Nauu. Kamu apa kabar sayang? Udah lama banget loh kita enggak pernah ketemu." Kata seorang ibu yang di panggil mama oleh Jeno.

Naureen kembali tersenyum. Kali ini diikuti matanya yang berbinar. Hampir menangis.

"Naureen baik-baik aja ma." Ia menghela nafas sebentar.

"Mama gimana? Sehat-sehat kan? Papa juga?" Sambungnya lalu menukar pandangannya ke seorang pria paruh baya di samping Jeno.

"Papa dan mama sehat nak." Katanya.

Benar kata Jeno. Apa yang ia pikirkan tidak akan terjadi. Naureen lega. Namun kenapa air matanya mengalir?

Menyadari hal itu, Jeno dengan sigap menghampiri Naureen dan menghapus air matanya. Lalu ia pun memeluk wanitanya itu.

"Aku enggak apa-apa." Kata Naureen meyakinkan Jeno dengan senyumannya.

"Yakin?" Tanya Jeno khawatir.

Naureen mengangguk.

"Mama sudah dengar soal ibu mu. Mama turut berduka."

Benar juga. Kenapa sejak awal Naureen sudah memanggil wanita paruh baya itu mama? Apa karena beliau orang tua Jeno?

Mengingat kembali kedekatan Jeno dan Naureen semasa kuliah dulu. Naureen sering sekali bertamu dan bertemu dengan kedua orang tua Jeno. Saking dekatnya mereka, orang tua Jeno malah menyuruhnya untuk memanggil mereka sama seperti Jeno memanggilnya. Papa dan mama. Ya, begitu lah.

Setelah penyambutan hangat itu selesai. Jeno dan Naureen di giring ke meja makan. Sudah banyak sekali makanan yang tertata disana. Naureen kembali terharu, sudah lama sekali sejak terakhir ia makan masakan ibunya. Selama ini ia hanya memasak untuk keluarganya, hari ini ia di masakkan makanan yang dari tampilannya saja sudah menggugah selera.

"Wah. Tiap Jeno datang mama enggak pernah masak sebanyak ini." Celetuk Jeno sambil matanya memindai lauk pauk yang sangat enak itu.

"Jeno juga belum pernah makan ini. Kenapa mama enggak pernah masakin buat Jeno?" Katanya lagi sambil menunjuk salah satu lauk yang tampak asing baginya.

"Hari ini kan ada Naureen. Biar lebih spesial. Lagi pula kamu kan sudah sering makan masakan mama." Sahut mama.

"Curang." Seru Jeno merajuk.

Naureen hanya tertawa melihat interaksi Jeno dan sang mama. Kehangatan keluarga itu cukup terasa. Naureen juga kagum dengan Jeno yang sangat jelas menyayangi keluarganya.

Jeno bisa jadi suami yang baik.

Eh, apa sih Nauu. Nanti, nanti. Usia hubungan lo masih terlalu dini untuk sebuah pernikahan.

Sudah-sudah, sekarang harus fokus pada makan malam hari ini. Naureen kembali tersadar dari lamunannya.

"Sudah yuk. Makan dulu." Ucap papa yang sudah siap mengambil nasi dan lauk pauknya.

Mereka semua pun menikmati makan malam dengan khidmat. Sambil bercerita banyak hal.

___

"Kalian percaya takdir tuhan?" Ucap papa.

Mereka berkumpul di ruang keluarga setelah menyantap makan malam bersama. Melanjutkan kembali percakapan mereka yang tertunda.

Naureen dan Jeno hanya diam dan bertukar pandang.

"Menurut kalian, kenapa kalian bisa bertemu lagi setelah sekian tahun hilang kontak dan segalanya?"

"Itu lah takdir tuhan." Lanjut papa. Ia mengulum senyum.

Kedua pasangan baru itu kembali bertukar pandang. Dan tersenyum setelahnya.

"Jadi, jangan buang-buang waktu. Segeralah menikah." Ucap papa yang di susul dengan anggukan istrinya.

"Iya. Lagi pula kalian sudah saling mengenal sejak lama. Jadi tunggu apa lagi?" Seru mama antusias.

"Usia mama juga udah cocok banget loh buat nimang cucu." Sambungnya dengan tertawa jahil meledeki anak-anaknya.

Lagi. Lagi-lagi Jeno dan Naureen hanya tertawa. Mereka tidak tahu harus bicara apa. Hal seperti ini benar-benar di luar prediksi Jeno.

"Jeno dan Naureen belum sampai membahas hal itu. Tapi sejujurnya Jeno memang ingin segera menikah." Sahut Jeno.

"Tapi Jeno enggak akan memaksa kalau pun Naureen belum siap." Sambungnya, ia menatap Naureen yang tampak terkejut mendengar pernyataannya.

...***...

1
Vanni Sr
bru up kk?
Vanni Sr
masa cm 1 up ny😩
anggita
👌oke Thor, terus berkarya semoga novelnya sukses banyak pembaca.
anggita
like👍utk Naureen, Jeno. ☝iklan utk Author.
anggita
hari senin kerjo maneh... pancen males🥴
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!