NovelToon NovelToon
PENGGUNA BATU BINTANG

PENGGUNA BATU BINTANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Time Travel / Fantasi Wanita / Pembaca Pikiran / Pulau Terpencil
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Tenth_Soldier

Petualangan seorang putri dengan kekuatan membuat portal sinar ungu yang berakhir dengan tanggung jawab sebagai pengguna batu bintang bersama kawan-kawan barunya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tenth_Soldier, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rencana Jahat & Batu Bintang Jaka Satya

Di sebuah pulau antara Maresuta dan Waja, di dalam sebuah gua yang  besar terlihat tiga sosok yang duduk di atas bangku yang terbuat dari batu, di depan mereka juga terdapat meja bundar berbahan dari batu juga.

Salah satu dari mereka berucap, " Bagaimana rencana kita menghancurkan kota gaib Janasaran sejauh mana rencana itu berjalan? "

Sosok kedua menjawabnya, "Kita masih harus mempengaruhi beberapa raja agar kita bisa memasuki kota gaib itu," didengar dari nadanya sosok kedua ini ternyata seorang wanita.

" Saat ini raja-raja yang mau berpihak pada kita masih berhati-hati dengan rencana ini, mereka takut dengan pasukan Ghayankbara," lanjutnya.

" Aku sudah mendatangkan berbagai macam binatang raksasa jaman prasejarah,  itu akan sedikit memancing perhatian mereka agar tak mencurigai rencana besar kita, " sosok ketiga menyahut dengan suaranya yang terdengar sangat berat.

" Heh dimana saja kau kirim binatang-binatang raksasa itu, jangan sampai anggota kita justru jadi mangsa mereka, " sosok pertama bertanya sedikit nyaring.

" Buaya purba sebesar gajah aku tempatkan di sungai Tobari, Lamakintan."

"Segerombol kadal besar yang berdiri tegak dan pandai menerkam mangsanya aku kirim ke hutan Suwar di pulau Pa'apu."

"Lima harimau bertaring seperti pedang aku taruh di Maresuta tepatnya di hutan Tibuk Sanbari."

"Burung raksasa pemakan daging setinggi pohon bambu aku lempar di bukit dan tebing Walesisu terakhir ular raksasa sebesar pohon kayu medang ku giring ke gunung Rembuba, di pulau Waja," sosok ketiga itu menjelaskan panjang lebar yang telah dia lakukan.

"Hahaha bagus... bagaimana caramu membawa mereka ke jaman ini? " tanya sosok pertama.

" Tentu saja aku pancing dengan umpan dan aku jebak dengan kekuatan istimewaku," jawab sosok ketiga.

" Bagaimana dengan ikan besar yang dulu kau pindahkan ke laut Walesisu? " tanya sosok pertama lagi.

" Itu benar-benar kesalahan fatal yang aku lakukan, ikan itu justru menjadi penjaga pulau Walesisu.. " jawab sosok ketiga kecewa.

" Di Walesisu waktu itu ada pengguna batu bintang yang bisa berbicara dengan makhluk laut , kau masih ingat kan si Lamaraeng dulu, ternyata dialah yang telah memerintah ikan raksasa itu berpihak padanya," sambung sosok ketiga  lagi.

" Di Pa'apu aku berhasil mengadu domba dua suku yang mahir menggunakan busur panah dan sampai sekarang mereka masih berseteru," sosok kedua menyela.

Ternyata penyebab utama kericuhan di Pa'apu sudah menjadi bagian rencana dari kelompok yang jahat ini.

" Raja Suebu sepertinya angkat tangan menghadapi masalah di Pa'apu," sosok kedua itu menduga-duga.

" Jangan kau gunakan kekuatanmu pada kami ya? " sosok ketiga merasa bergidik karena tahu kekuatan batu bintang sosok kedua itu.

" Tergantung...kalau kau berani macam-macam denganku maka tak segan aku menggunakannya padamu," sosok kedua menakut-nakuti sosok ketiga padahal dia sendiri ngeri mengetahui kekuatan batu bintang sosok ketiga itu tapi dia menunjukkan seolah dialah yang terkuat.

" Di mana si wajah seribu saat ini? " Sosok pertama menengahi pembicaraan.

" Dia sedang menyusup di Wijiyasra menyamar sebagai pengguna batu bintang istana, menggantikan pengguna batu bintang istana yang asli yang sudah dia lenyapkan." jawab sosok kedua.

" Dia bisa jadi satu-satunya yang mampu  menyusup ke Janasaran dengan kemampuan merubah wajah dan penampilan semau dia, " sosok kedua berkata lagi.

" Ya mudah baginya mendatangi tempat yang dia inginkan, berharap saja tak ketahuan kedoknya," sosok pertama menimpali.

Tiba-tiba terdengar langkah yang begitu berat.. Sosok keempat muncul dari sisi dalam gua, sosok itu terlihat sangat besar dan tambun. Dia duduk di bangkunya.

"Susah... dia benar-benar pengguna batu bintang yang keras hati," sosok keempat mengeluhkan sesuatu. Dia baru saja mencoba memaksa pengguna batu bintang yang ada di tahanan dalam gua itu untuk menggunakan kekuatan istimewanya guna membantu rencana jahatnya.

" Sudah habisi saja dia toh masih banyak pengguna batu bintang lainnya," sosok pertama berkomentar.

"Dia satu-satunya pengguna batu bintang yang tinggal di kota gaib Janasaran dia punya dua kekuatan istimewa," sosok keempat yang tambun itu menjelaskan alasannya.

" Benar bahkan kekuatan istimewaku yang mampu mempengaruhi pikiran manusia saja tidak mempan baginya," sosok nomor dua membenarkan sosok keempat.

Sosok nomor tiga ikut mengagguk-anggukan kepalanya dan berujar, " Aku bahkan pernah mengancam menghabisi seluruh orang terdekat yang dikasihinya tapi dia malah diam, memejamkan mata dan bermeditasi."

" Seperti seorang rahib yang sudah berusia ratusan tahun saja sikap tenangnya itu," sambung orang ketiga.

" Lalu bagaimana si seribu wajah bisa menangkapnya? " tanya orang pertama.

" Dia tertipu oleh wajah ibunya yang digunakan si seribu wajah dan dia menghantam tengkuknya hingga pingsan ketika anak itu terlena, " sosok tambun menjawabnya.

"Biarkan saja dia membusuk di kurungan tak ada gunanya juga jika dia berkeras tak mau membantu kita," sosok pertama sekali lagi merasa sedikit emosi.

" Sebenarnya kalau si seribu wajah ada di sini kita bisa membuatnya tunduk pada kita, " kata si tambun.

"Maksudmu? " tanya si nomor tiga.

" Ya kita buat drama seolah kita benar-benar menangkap ibunya kemudian kita tunjukkan padanya adegan dimana ibunya kita siksa... Itu sangat mudah bagi si seribu wajah yang pandai merubah penampilannya, " jawab si tambun.

"Bagus juga gagasanmu," orang ketiga tampak setuju dengan rencana itu.

" Apa kau pikir dia akan tertipu untuk yang kedua kalinya? " orang kedua agak meragukan rencana itu.

" Kalau itu tidak berhasil ambil dan culik langsung saja ibunya kalau perlu adiknya juga, " orang pertama tampak tidak sabar.

Akhirnya keempat sosok itu hanya termangu dengan pikiran mereka masing-masing.

Sementara itu di tempat Resi Sundek, Jaka Satya sedang sibuk menatah keris pesanan Punggawa Sudirga dan Resi Sundek memperhatikannya dengan terheran-heran lalu dia bertanya padanya, " Jaka apakah kau pernah mendengar tentang pengguna batu bintang? "

Jaka berhenti sejenak lalu menjawab

" Pernah Eyang Resi, tapi tidak secara lengkap hamba hanya mendengar ayah hamba yang pernah menyebut dan menyinggung tentang pengguna batu bintang."

"Waktu itu ayah hamba ditugaskan mengawal Raja Gajayanare menuju tempat pertemuan seluruh raja besar di Nasutaran."

"Beliau waktu itu berpamitan pada ibu hamba dan terdengar sesekali menyebut-nyebut pengguna batu bintang. Ada apa eyang resi bertanya tentang pengguna batu bintang itu pada hamba? ", Jaka Satya menjawab sekaligus bertanya pada Resi Sundek.

" Jaka kamu tahu kenapa aku menyuruhmu menatah keris ini? ", Resi Sundek mulai menjelaskan dari permulaan.

" Hamba tidak tahu eyang resi".

" Pamor yang terkandung dalam keris itu adalah batu bintang merah Jaka".

" Batu bintang merah ini mengandung kekuatan besar yang hanya bisa dikeluarkan oleh orang yang akan dipilihnya", sambung Resi Sundek lagi.

" Keris ini aku pasrahkan padamu untuk diukir karena aku tidak bisa menahan kekuatan hawa panas yang dikeluarkannya, tapi lihatlah kau dengan mudah menatahnya tanpa kesulitan apapun," Resi Sundek meyakini Jaka Satya adalah orang yang seharusnya memakai keris itu bukan putra Punggawa Sudirga.

Jaka yang mendengar ucapan gurunya itu merasa heran sebab dia sama sekali tidak merasakan hawa panas di keris yang sedang dikerjakannya itu.

" Jaka aku rasa akan lebih baik jika kamu yang menggunakan keris ini dan aku akan memberikan keris ini padamu karena pamornya memilihmu Jaka", Resi Sundek tersenyum karena dia jadi teringat masa lalunya bersama para pengguna batu bintang lainnya.

Ya ternyata Resi Sundeklah pengguna batu bintang yang disinggung ayah Jaka.

" Tapi Eyang, bukankah keris ini sudah dipesan oleh Punggawa Sudirga," antara senang dan ragu dia menjawab.

" Jangan khawatir Jaka, aku akan memberikan keris tanpa pamor untuk Punggawa Sudirga." Ternyata Resi Sundek sudah mempersiapkan keris lain sebagai pengganti pesanan Punggawa Sudirga.

1
Nitopeng
samurai showdown /Sneer/
Dwi Utomo
ok
Nitopeng
keren!
Nitopeng
Luar biasa
Nitopeng
gila!
Nitopeng
wuk wuk
Rosy
OK banget apalagi ada gambarnya
Rosy
Suromenggolo kurang gede badannya
Rosy
Garudaaaa!!!
Guns
nyummy
Guns
penempatan ilustrasinya kasih jarak Thor biar imbang
Guns
good night
Guns
kreatif, rumah pohonnya asyik
Guns
banyak pengetahuan baru, itu kan elf Thor? hhhh tapi bagus memperkaya etnis kita hhhh
Guns
/Good/
Guns
hhhhh Goblin itu Thor! hhhh sip!
Guns
jadi ingat Saur Sepuh
Guns
keren, pengetahuan baru nih /Good/
Guns
hhhhh
Guns
bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!