NovelToon NovelToon
Kallea Jidan

Kallea Jidan

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Berondong / Cintamanis / Kaya Raya / Cinta Murni
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Alquinsha

Jidan bersumpah tidak akan pernah membiarkan siapapun menyakiti Kallea.

Jidan akan menjadi malaikat pelindung bagi Kallea dan akan menjadi mesin penghancur bagi siapapun yang berani menyakiti Kallea.

Tentang gadis penuh luka bernama Kallea dengan penyembuh lukanya, Jidan Xavier.

Bagaimana kisah selengkapnya? ikuti terus ya...



Instagram: lightquinsha_
Tiktok: candylight_

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Alquinsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KJ #12

Kallea bingung melihat keempat karyawannya yang nampak tertekan. Pelanggan cafe bucin sudah mulai sepi, seharusnya karyawannya bisa sedikit bersantai, tapi entah kenapa mereka seperti memiliki beban.

"Kalian kenapa?" tanya Kallea tidak bisa menahan rasa penasarannya.

Kallea mengenal keempat karyawannya, mereka tidak mungkin seperti ini hanya karena cafe ramai.

"Kami gapapa, seharusnya bos tanya itu sama cowok bos," ucap Aska mewakili teman-temannya menjawab.

Aska ini tipe yang memang suka blak-blakan. Aska sampai dipelototi oleh teman-temannya yang lain karena apa yang baru saja dia katakan.

"Maksudnya?" tanya Kallea tidak mengerti.

Kallea menatap Jidan yang sedang membereskan salah satu meja pelanggan. Kallea baru sadar Jidan tidak banyak bicara sejak kembali dari toilet.

"Cowok bos ngambek gara-gara bos nyebut dia temen," ucap Aska lagi yang membuat teman-temannya ingin sekali menyumpal mulutnya.

Kallea menatap Aska sekilas kemudian kembali menatap Jidan. Rasanya tidak mungkin kalau Jidan ngambek padanya hanya karena hal sepele.

"Jidan gak kayak gitu," ucap Kallea merasa bahwa asumsi Aska tentang Jidan salah.

Kallea terus menatap Jidan sampai akhirnya Jidan berbalik menatap Kallea.

"Kenapa, kak?" tanya Jidan menghampiri Kallea dengan nampan berisi peralatan makan bekas pelanggan.

"Kakak udah mau pulang ya?" tanya Jidan lagi setelah berdiri tepat di hadapan Kallea.

Kallea sempat melirik keempat karyawannya sebelum menjawab pertanyaan Jidan. Kallea mencoba memahami yang terjadi serta alasan karyawannya nampak tertekan.

"Iya, ayo pulang," jawab Kallea kembali menatap Jidan.

Kalau benar Jidan yang membuat karyawannya tertekan, sebaiknya Kallea mengajak Jidan pergi dari cafe. Aura berandalan Jidan masih melekat, mungkin karyawannya takut Jidan mengamuk.

Padahal, Jidan tidak mungkin melakukan itu. Apalagi alasannya hanya karena Kallea menyebut Jidan teman. Mungkin Jidan tidak suka disebut teman, tapi Jidan juga tidak akan sampai mengamuk.

"Sebentar aku simpen ini dulu ke belakang," ucap Jidan berniat membawa nampan di tangannya ke belakang untuk dicuci.

Jidan terlihat tidak ada masalah dengan Kallea. Meskipun sebenarnya Jidan masih ngambek disebut teman oleh perempuan itu.

"Biar saya aja yang bawa ke belakang," ucap Rayyan mengambil alih nampan dari tangan Jidan.

Kallea semakin yakin alasan karyawannya tertekan karena kehadiran Jidan disana. Mungkin karyawannya benar-benar berpikir Jidan akan mengamuk hanya karena Kallea menyebutnya sebagai teman.

"Thanks," ucap Jidan pada Rayyan yang sudah mau membantunya.

Rayyan hanya mengangguk sebelum akhirnya pergi ke belakang untuk menyimpan dan mencuci alat makan kotor bekas pelanggan.

"Ayo, kak," ucap Jidan sambil melepaskan apron.

Selain memakai seragam, ada juga apron khusus karyawan cafe bucin untuk melindungi pakaian mereka dari noda makanan.

Seragam hanya ada untuk karyawan, tapi apron banyak cadangan sehingga Jidan maupun Kallea bisa memakainya.

"Sini apronnya saya simpan," ucap Raka mengambil apron dari tangan Jidan.

Karyawan cafe bucin seperti mengharapkan Jidan untuk cepat pergi dari cafe. Lihat saja bagaimana pergerakan mereka.

"Kakak mau ambil tas dulu," ucap Kallea pada Jidan setelah melihat Raka pergi untuk menyimpan apron.

"Tolong sekalian tas aku ya, kak. Aku mau ambil motor dulu," ucap Jidan sebelum Kallea pergi mengambil tasnya.

"Iya," sahut Kallea bergegas mengambil tas mereka di ruangan pribadinya.

Kallea harus buru-buru mengambil tas supaya bisa cepat mengajak Jidan pergi dari sana. Kallea merasa tidak enak pada karyawannya yang tertekan.

"Gue duluan ya," ucap Jidan pada Dhani dan Aska yang masih berada disana.

"Iya, hati-hati," ucap Dhani menanggapi Jidan.

Jidan akhirnya keluar dari cafe mengambil motornya di parkiran dan membuat Dhani bisa bernafas lega.

"Untung bos kita peka," gumam Dhani melihat Jidan yang berada diluar cafe.

"Bos gak bakal peka kalau gue gak ngomong," ucap Aska yang tidak sengaja didengar oleh Kallea.

"Bos?" gumam Dhani menyadari kehadiran Kallea dibelakang Aska.

Sepertinya mulut Aska memang harus benar-benar disumpal supaya tidak bicara sembarangan lagi.

Bagaimana bisa Aska bicara seperti itu terhadap bos mereka? haish, Dhani sampai pusing dibuatnya!

"Maaf, bos. Maksud Aska pasti bukan itu," ucap Dhani mewakili Aska meminta maaf karena merasa tidak enak terhadap Kallea.

Kallea tertawa santai.

"Gapapa kok, saya paham," ucap Kallea tidak mempermasalahkan ucapan Aska.

Memang benar Kallea tidak akan tahu Jidan ngambek disebut teman kalau Aska tidak bicara. Kallea orang yang cukup peka, tapi Kallea tidak yakin bisa peka masalah ini.

"Saya duluan ya dan makasih udah bekerja keras," Kallea langsung berjalan keluar dari cafe menyusul Jidan setelahnya.

Meskipun Kallea bos di cafe bucin, tapi Kallea sangat menghargai karyawan-karyawannya. Karena bagaimanapun bos maupun karyawan sama-sama saling membutuhkan.

Kallea membutuhkan karyawannya untuk mengurus cafenya, karyawan Kallea membutuhkan Kallea untuk memberi pekerjaan.

Lagipula hanya orang sombong yang menganggap dirinya dibutuhkan karena bisa memberikan pekerjaan, padahal jelas-jelas usaha apapun tidak akan berjalan tanpa bantuan karyawan.

"Dengan senang hati, bos," ucap Dhani menanggapi ucapan terimakasih Kallea sebelum Kallea benar-benar pergi dari cafe.

Dhani sampai menundukkan kepalanya sedikit untuk menghormati bosnya yang sudah mengucapkan terimakasih atas kerja kerasnya.

Memiliki bos seperti Kallea merupakan anugerah bagi Dhani dan karyawan bucin lain, karena selama ini Kallea sangat baik terhadap mereka.

"Haish! lo gak bisa rem mulut lo, hoh?" tanya Dhani pada Aska setelah Kallea keluar dari cafe.

Rasanya Dhani ingin sekali menampar mulut Aska yang sudah menyinggung bos mereka.

"Bos biasa aja kok, kenapa lo sewot?" ucap Aska merasa dirinya tidak bersalah sama sekali.

Daripada membicarakan bos mereka dibelakang, lebih baik seperti Aska yang blak-blakan.

"Biasa lo bilang?" tanya Dhani tidak percaya Aska masih bisa bicara santai.

"Kita hajar aja gak sih si Aska mumpung bos gak ada?" ucap Rayyan baru kembali dari belakang.

Rayyan sudah dari tadi gregetan mendengar Aska mengoceh, sekarang waktunya memberi Aska pelajaran supaya Aska tidak asal bicara lagi.

"Iya, gue setuju," Raka yang juga baru kembali setelah menyimpan apron bahkan sudah mengambil ancang-ancang untuk menghajar Aska.

"Yak! kalian mau ngapain?!" ucap Aska tidak terima saat teman-temannya memojokkannya.

Berbeda dengan yang terjadi di dalam cafe, diluar cafe Jidan nampak tersenyum sambil memasangkan helm di kepala Kallea.

"Makasih," ucap Kallea setelah Jidan membantunya memasangkan helm.

Jidan hanya mengusap-ngusap helm Kallea membalas ucapan terimakasih perempuan itu. Orang yang melihat mereka mungkin tidak akan tahu kalau Kallea pacaran dengan berondong.

"Mana tas aku," ucap Jidan mengulurkan tangannya meminta tasnya yang masih dipegang oleh Kallea.

"Ini," Kallea memberikan tas Jidan tepat pada tangan laki-laki itu.

"Oh ya, boleh kakak nanya sesuatu?" tanya Kallea menatap Jidan yang sedang memakai tasnya.

Jidan sengaja memakai tas gendongnya di depan supaya nanti Kallea bisa leluasa memeluknya.

"Hem? nanya apa?" tanya Jidan menatap Kallea setelah tasnya terpasang.

"Kamu marah kakak sebut temen?" tanya Kallea to the point.

Entah kenapa Kallea merasa komunikasi itu penting jika bersama Jidan. Kallea tidak ingin Jidan memiliki sesuatu yang terpendam dihati terhadapnya.

"Ya, sedikit," jawab Jidan jujur. Jidan memang marah, tapi bukan marah yang bagaimana. Karena Jidan tidak akan pernah bisa marah terhadap Kallea.

"Aku marah karena kakak gak mengakui aku sebagai pacar kakak di depan cewek tadi," Jidan memasang wajah bete untuk membuat Kallea percaya bahwa dirinya benar-benar marah.

BERSAMBUNG

Terimakasih sudah membaca novel ini...

Jangan lupa tinggalkan jejak biar semangat update 😉

1
anyarai
alur nya lambat ya kk,,
tp ok kok
Syaira Liana
sangat bagus ceritanya seru
⋆ ˚。⋆୨ Light 🧸 ୧⋆ ˚。⋆: terimakasih ❤
total 1 replies
anyarai
baru mampir kk
⋆ ˚。⋆୨ Light 🧸 ୧⋆ ˚。⋆: terimakasih udah mampir ❤
total 1 replies
i am. Virgo
baru nyampe eps 5 aja udah seru❤
Syaira Liana
sabar ya jidann
Syaira Liana
sabar ya jaydenn
Syaira Liana
jidañ ayooo kejar kalea terus 🫣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!