Reynand saputra, pria tampan, bak seorang aktor, namun berhati dingin. di paksa ikut perjodohan oleh orangtuanya. padahal dia sendiri sudah memiliki kekasih yang sangat di cintainya, tapi mereka tak menyetujui hubungannya. Nanda gadis imut, belesung pipi. memiliki rambut lurus nan panjang yang baru berusia 20 tahunan, terpaksa menikah dan harus terjebak dengan pria tampan dan dingin seperti Reynand saputra. Karena terikat janji perjodohan yang papanya ucapkan. bagaimana selanjutnya? ikuti kisahnya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 12
"Akh ya. Mama lupa, seharusnya mama sudah menceritakannya padamu." Ucap helen. Lalu menceritakan wasiat suaminya itu sebelum meninggal pada putri bungsunya itu.
"Wahhh, enak ya kak nanda, bearti bakal punya mertua kayak dong." Ucap sarah. Dia lansung tahu, saat melihat betapa mewahnya makanan yang tersaji di atas meja makan tersebut.
"Kenapa gak sarah aja mah yang di jodohin?" Celetuknya lagi.
" Hussss! Kamu kan masih smp, masak mama udah nikah in kamu, ada-ada saja kamu ini!" Jawab helen sembari menggeleng-gelengkan kepalanya, saat mendengar ucapan konyol putrinya itu. Sementara sarah hanya menanggapinya dengan cengengesan.
☆☆☆☆☆☆☆☆
"Aaaaaaaaa.....aaaa!" Teriak nanda frustasi. Saat melihat ke arah jam dindingnya yang sudah menunjukan pukul 07: 30 Wib. Tersebut. Matanya sudah memandang nyalang ke arah jam alarm yang di atas mejanya itu, karena tak berhasil membuatnya terbangun.
"Sial,,Siall...sialll!" Umpatnya lagi, merutuki dirinya sendiri karena bangun kesiangan, gara-gara dirinya yang beberapa hari terakhir ini memang sering tidur larut malam, gara-gara memikirkan tentang perjodohan tersebut. Ya, seharusnya dia sudah mulai agak tenang, karena akan memiliki calon mertua sebaik tante Risa, namun dia masih begitu mengkhawatirkan tentang pernikahan itu.
"Akh kena apes apa sih hidup gue, bakal berurusan kembali dengan dosen killer itu," Batinnya lagi. Sembari mempercepat ritual mandinya. Setelah menyisir rambut dan mengoleskan sedikit parfum pada pakaiannya. Dia pun dengan cekatan sudah mengambil tas yang sudah ia siapkan sedari tadi malam tersebut, dan berlari-larian kecil ke arah rak sepatu yang terletak di samping pintu rumahnya itu.
"Lho nan, makan dulu gih!" Ucap helen. Saat melihat anaknya tampak begitu terburu-buru tersebut.
"Maaf mam. Nanda udah telat, jadi makan di kampus aja!" Ucap nanda, lalu dengan sigapnya sudah duduk di atas motornya, dan segera melajukan motornya dengan kecepatan lumayan tinggi untuk menuju kampusnya. Tanpa memperdulikan lagi, bajunya yang sudah terbang ke sana, kemari. Bahkan rambut yang semula sudah tertata rapi tersebut, sudah tampak awut-awutan karena ulahnya.
Setibanya di kampus.
Dia sudah di suguhi oleh pemandangan, seorang Rey yang sudah memulai mata pelajarannya di kelasnya. Karena pria itu yang memang memiliki ke disiplin an tinggi, bahkan sebelum waktunya masuk kelas pun. Ia sudah terlebih dahulu datang, 10 menit lebih awal.
Nanda pun langsung mengintip ke dalam, dari luar kaca jendela yang terbuka tersebut, untuk mencuri-curi kesempatan, agar bisa masuk tanpa ke sepengetahuan dosen killernya itu. Saat di lihatnya Rey tengah asyik dengan kegiatannya. Dia pun dengan cepatnya sudah masuk ke dalam, dengan langkah kaki yang mengendap-endap agar tidak ketahuan oleh dosennya itu.
Ella yang tersadar akan kehadiran sahabatnya itu pun, juga ikut membantu mengawasi dosennya, agar nanda tak tertangkap basah oleh pria itu.
"Kamu! Bukankah saya sudah pernah peringatkan, kalau di dalam kelas saya, para mahasiswa-siswi saya harus disiplin. Tapi kenapa kamu masih saja berani mengabaikan peraturan saya? Tempo hari kamu berani tertidur di kelas saya, dan sekarang, lagi-lagi kamu telat mengikuti kelas saya, apa pelajaran yang saya kasih kemarin masih terlalu ringan buat kamu!" Ucap Rey geram. Sembari menatap tajam ke arah gadis yang selalu saja ceroboh di matanya itu.
Para mahasiswa-siswi yang ada kelas itu pun. Semakin terlihat hening, dan berkutik, saat mendengar dosen killernya yang tampak mengerikan, ketika marah-marah tersebut.