NovelToon NovelToon
Suami Pilihan Abi Apa Salah?

Suami Pilihan Abi Apa Salah?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / CEO / Kehidupan di Kantor / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:13.6k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Rakina Yura Izzati hadis 22 tahun harus menelan pil pahit dalam pernikahan yang dia jalani.
Lahir dari keluarga yang taat agama. Yura di jodohkan Abinya dengan teman Abi dan yang tak lain adalah bos Yura di kantor.
Aviansyah Rayyn Biadama. Putra satu-satunya dari Biadama yang mau tidak mau harus mengikuti perjodohan yang di tentukan untuknya.

Avian yang awalnya tertarik dengan Yura sebelum pernikahan. Tetapi entah apa yang membuat Avian berubah menjelang pernikahan dan bahkan menikah dengan Yura karena membenci Yura.

Pernikahan yang indah seperti bayangan Yura ternyata berbanding terbalik. Air mata serta hati yang semakin sakit yang dia terima dari suaminya yang sangat membenci dia.
Apakah Yura sanggup menjalani pernikahan itu?
Lalu bagaimana dengan Avian. Apakah Avian akan berubah dengan seiring waktu berjalan.
Mari kita baca ceritanya dan mohon untuk semua dukungan para readers untuk subscribe, like, koment dan vote yang banyak. Terima kasih.

Follow Ig saya.
aninunharahap12

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26 Yura sakit.

Avian yang memasuki kamar dan dengan nafas yang sejak tadi berhembus begitu berat, mungkin dicampur dengan pekerjaan yang sangat banyak dan juga rasa lelah.

Avian yang melihat Yura yang memang sudah berada di dalam kamar dan sekarang masih tertidur pada posisinya di lantai di tempat biasa. Avian melihat kearah jam yang menggantung di dinding yang baru menunjukkan pukul 08. Tetapi Yura sudah tidur.

"Tidur apa jam segini!" Avian tiba-tiba mendengar kesal.

Tiba-tiba Avian yang teringat dengan kata-kata Artika yang memberikan nasehat kepada dia mengenai Syira dan bagaimana hubungan mereka. Avian kembali menghela nafas kasar dengan mengusap wajah menggunakan ke-2 tangan yang terlihat frustasi.

Hmmmmm,

Tiba-tiba terdengar suara lenguhan dari mulut Yura dan juga suara hembusan nafas yang terdengar sangat berat. Postur tubuh Yura yang meringkuk dengan selimut tebal itu juga terlihat seperti sangat gelisah yang tidak bisa tidur. Namun, mata itu tetap saja terpejam.

Tubuh kecil yang meringkuk itu terlihat bergetar, menggigil, padahal suhu AC di dalam kamar itu tidak terlalu tinggi, tetapi seakan rasa dingin menusuk kulit tubuh Yura yang membuat Yura tampak mengigil.

Avian yang terus memperhatikan gerak-gerik Yura. Lagi dan lagi ada rasa ingin bertanya karena merasa Yura tidak baik-baik saja. Tetapi dia yang lagi-lagi berperang dengan hatinya dan memilih untuk meninggalkan Yura ke kamar mandi yang seolah kembali tidak peduli dengan apapun yang terjadi pada Yura.

Avian yang terlihat bersih-bersih di kamar mandi yang baru saja mengganti pakaiannya dengan kaos putih dan celana panjang yang siap untuk tidur.

Prang.

Tiba-tiba Avian kaget mendengar suara pecahan barang yang membuat pandangan mata Avian melihat ke arah pintu dan buru-buru keluar dari kamar.

Ceklek

Pintu kamar yang dibuka dengan keras membuat Yura melihat ke arah pintu kamar yang berdiri di samping meja dengan gelas yang pecah tepat di bawah kakinya. Avian juga melihat hal tersebut dan melihat keadaan Yura yang tampak tidak baik-baik saja.

Melihat gadis itu dengan rambut terurai panjang dengan wajah yang sangat lemas, dahi yang berkeringat dan hembusan nafas yang tidak stabil. Yura menelan salavinanya, seperti seseorang yang melakukan kesalahan dan memiliki rasa takut.

"Maaf aku tidak sengaja melakukannya," sahut Yura dengan suara serak.

Avian tidak mengatakan apa-apa dan masih melihat ke arah pecahan kaca tersebut. Sama dengan Yura yang juga melihat ke arah pecahan kaca itu setelah itu Yura melangkahkan kakinya.

"Mau kemana kau?" tanya Avian yang membuat langkah Yura terhenti.

"Mau pergi begitu saja setelah membuat gelas pecah dan kau ingin telapak kakiku menginjaknya," sinis Avian.

"Aku hanya ingin mengambil sapu," jawab Yura yang langsung pergi.

Avian terdiam, terus saja kepikiran buruk padahal Yura juga akan bertanggung jawab dan Yura juga akan tahu jika Avian akan marah jika dia tidak membersihkan lantai dari pecahan kaca itu.

"Dasar ceroboh!" umpat Avian dengan kesal.

Tidak lama Yura kembali lagi yang membawa sapu untuk membersihkan lantai. Sementara Avian yang duduk di sofa yang memperhatikan pekerjaan Yura.

Langkah Yura yang terlihat lemas membersihkan lantai itu. Avian yang melihat layar ponselnya tidak fokus dengan sesekali melihat Yura.

Tiba-tiba mata Avian nangkap tubuh Yura yang lemas dan hendak jatuh yang membuat Avian spontan berdiri dan berlari menghampiri Yura yang hendak jatuh dan untung saja Avian dengan cepat menahan tubuh Yura yang tidak jadi jatuh sehingga Yura sedikit kayang dengan lengan Avian yang berada di punggung Yura.

Pasangan suami istri itu saling menatap dengan posisi mereka yang begitu dekat, wajah mereka hampir tak berjarak dengan nafas yang saling menerpa, mata Avian berkeliling menatap wajah cantik yang terlihat sangat lemas dan pucat itu, sementara terlihat dari mata Yura yang tidak berpikiran apapun. Jantungnya hanya berdebar kencang yang mungkin tadi berpikiran jika dia akan terjatuh ke lantai.

Avian kesulitan menelan salivanya, Avian merasakan hangatnya tubuh Yura walau terlapisi dress tidur yang tebal. Tiba-tiba Avian malah menggendong Yura. Yura kaget dan refleks mengalungkan tangannya di leher Avian, saat Avian menggendong ala bridal style.

Yura mendadak gugup yang juga kesulitan menelan salivanya dengan apa yang di lakukan Avian. Untuk seumur hidup Yura baru pertama kali diangkat seperti itu oleh seorang pria dan itu membuat Yura canggung. Bibirnya rapat yang tidak berani bersuara yang seharusnya bertanya apa yang dilakukan Avian karena sejak tadi Avian tetap berdiri dengan menatapnya begitu dalam.

Yura melihat tatapan yang tidak sama seperti biasa yang sangat membencinya dan sekarang tatapan itu terlihat penuh arti.

Lama menatap Yura membuat Avian perlahan melangkah mendekati ranjang dan membaringkan tubuh Yura dengan sangat hati-hati di tengah ranjang.

2 kali Yura menyentuhkan tubuhnya di atas ranjang itu. Pertama saat dia tidak tahu apa-apa dan membuat Avian marah besar dan sekarang Avian yang membawa dia ke atas ranjang.

"Aku akan memanggil Dokter!" suara berat itu terdengar saat Avian sudah kembali berdiri tegak.

"Tidak perlu," Yura menolak.

"Aku tidak meminta pendapatmu," jawab Avian dengan ketus yang melangkah menuju sofa dan mengambil ponsel yang terletak di sana

Yura sedikit mengangkat kepala dan melihat Avian yang langsung menghubungi Dokter.

**********

Setelah 1 jam lebih menunggu Dokter. Akhirnya Dokter datang kerumah Avian dan memeriksa Yura.. Dokter wanita itu yang sekarang mengecek dada Yura.

Avian berada di dalam kamar yang berdiri di dekat ranjang dan bukan hanya Avian saja, ada juga Artika dan Biadama, mereka tiba-tiba mendapatkan tamu Dokter dan bertanya pada Avian. Mereka cukup kaget dengan Yura yang terbaring lemah.

Yura memang begitu lemas yang berada di tengah ranjang dan Yura masih sempat memakai jilbab walau hanya dipakai begitu saja tanpa jarum untuk sebagai pengikat, karena di sana ada Biadama yang bukan muhrim Yura.

"Bagaimana Dokter keadaan menantu saya?" tanya Biadama yang melihat Dokter tersebut selesai memeriksa Yura.

"Panasnya akan segera turun jika setelah ini langsung mau minum obat," jawab Dokter.

"Nona, Yura harus perhatikan makan ya, jangan sering menunda untuk makan dan juga haru beristirahat dan kalau bisa jangan terlalu dibiasakan untuk tidur di lantai apalagi pada malam hari karena itu bisa membuat kesehatan ibu yang tidak baik," saran dari Dokter yang tiba-tiba membuat Yura kaget dan sama dengan Avian yang mendadak panik.

"Tidur di lantai," sahut Biadama dengan menyerngitkan dahi.

Artika yang sebelumnya sudah mengerti hanya melihat ekspresi Avian dan bergantian dengan inspirasi Yura.

"Mungkin karena Nona Yura terlalu sering tidur di lantai dan membuat kondisi tubuhnya tidak tahan. Saya melihat Nona Yura lumayan sangat manja dan memiliki daya tubuh yang sedikit lemah. Kalau istilah zaman sekarang wanita-wanita sekarang tidak bisa terkena sinar matahari akan langsung iritasi pada kulit mereka," jelas Dokter dengan santai.

Penjelasan Dokter semakin membuat Avian gelisah, sama dengan Yura yang juga gelisah.

"Yura! Kenapa harus tidur di lantai. Apa yang membuat kamu untuk tidur di lantai. Jangan-jangan kamu sering tidur di lantai?" tanya Biadama yang menunjukkan kecurigaan.

Bersambung

1
Wiwit Wilowati
setelah tau fakta nya tinggalkan ja si Avian biar tahu rasa...gak jelas asal nuduh ja...bukan dicari kebenarannya..😇😇
Bandar Jayalampung
makanya jgn tolol
Holipah
yura bego masih bertahan d situ
Bandar Jayalampung
udah deh Yura pisah aja dulu. biar tau rasa suami kmu yg goblok tolol itu 😡
Wiwit Wilowati
klu bicara pakai akal sehat Avian bukan emosi yg gak jelas...
Bandar Jayalampung
nah Lo mampus kau Alvian ayo Adam bawa Yura pergi . biar dia nyesel
Siti Khoiriah
kesel banget thor sama avian
gedeg....
Bivendra
syirik aja lu knp lu tkt tersingkir dgn kdtgn yura drmh ortunya
menantu koq belagu bgt
Milla
next
Milla
next
Zenakhayra
penulisan nama kadang salah...novelnya menarik
ainuncepenis: Kak boleh di kasih tahu di bagian mana kak. biar di revisi kak
total 1 replies
Milla
min doubel up donk
Dian Fitriana
up
Lebrianty ayu
mampir ya Thor
Milla
min doubel up yaa
Bivendra
syira ini manipulayif palingan dy suka suka sm cat avian ini mknya gatel
ni pun cat avian ladenin
Milla
next min
Saini Jamudin
lanjuuut
Bivendra
ini penyebab salah paham nya ternyata
muna aprilia
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!