Lei Feng adalah putra kedua dari kepala klan Lei, Lei Fanzi. Klan Lei merupakan klan tersembunyi dari dataran utara benua Tianhuang. Status Klan Lei di benua Tianhuang sangatlah terhormat, mengingat hanya ada 8 klan tersembunyi yang tersebar di seluruh dataran Tianhuang. Klan ini diberkahi dengan kekuatan petir yang mengalir di darah keturunan mereka.
Sebagai keturunan klan Lei, Lei Feng dianugerahi dengan bakat yang spesial. Ia bahkan membangkitkan kekuatan petir putih ketika menjalani proses kebangkitannya sebagai seorang kultivator. Mampukah Lei Feng melewati berbagai ujian dan rintangan untuk mencapai posisi tertinggi di klan Lei?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zyera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11 : Bandit manik hitam
Setelah menjalani perjalanan selama beberapa hari di hutan mistik utara, Lei Feng cukup senang mereka akhirnya akan mencapai kota terdekat. Dari penjelasan Li Hujin, kota kecil yang ada di depannya merupakan wilayah kerajaan mutiara. Kerajaan mutiara merupakan suatu kerajaan kecil yang terletak tepat di perbatasan hutan mistik utara. Kekuatan dari Kerajaan mutiara ini bahkan hanya berada di tingkat faksi bintang 1. Kerajaan ini terdiri dari 8 kota yang berdiri berbatasan dengan hutan mistik utara. Salah satunya adalah kota mutiara jernih yang ada di depan Lei Feng. Sebagai seseorang yang berkelana untuk pertama kali, tentunya Lei Feng memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi. Ia pun menanyakan beberapa pertanyaan kepada Li Hujin untuk memuaskan rasa penasarannya.
"Paman Hujin, karena kerajaan mutiara merupakan faksi bintang 1, bukankah mereka setidaknya dipimpin oleh kultivator tingkat panglima?" tanya Lei Feng dengan penasaran.
"Bukan seperti itu, tuan muda. Kekuatan suatu faksi hanya bisa dianggap sebagai faksi bintang 1 jika mereka memiliki kultivator tingkat panglima. Akan tetapi, biasanya keberadaan terkuat yang dimiliki oleh faksi tersebut hanya tinggal di persembunyian dan bertindak sebagai kartu truf terakhir. Jadi, umumnya kekuatan faksi bintang 1 hanya dikelola oleh kultivator tingkat jenderal. Mereka tidak akan berani mengganggu kultivator tingkat panglima secara sembarangan, mereka mungkin hanya menghubunginya saat terlibat dalam situasi yang mengancam keberadaan kerajaan. Situasi ini juga berlaku sama untuk para faksi bintang 2 dan diatasnya." Li Hujin menjelaskan kepada Lei Feng.
Saat keduanya mencapai sebuah dataran di luar hutan mistik utara, mereka terkejut mengetahui terdapat adegan pertempuran di bawah. Melihat adegan pertempuran sengit antara dua kelompok tersebut, Lei Feng pun meminta Li Hujin untuk menghentikan tunggangannya dan terbang di atas mereka dengan tenang. Ia ingin mengamati pertempuran tersebut untuk memperluas wawasannya.
Di sebuah dataran perbatasan hutan dan kota mutiara mutih, terdapat dua kelompok yang sedang bertempur. Salah satu kelompok berisi segerombolan pasukan berjubah hitam, sedangkan di sisi berlawanan terdapat sebuah pasukan prajurit kecil yang sedang melindungi gerbong kuda di belakangnya. Jumlah keduanya sangat tidak seimbang. Kelompok jubah hitam memiliki selusin orang sedangkan pasukan didepannya hanya terdiri dari tujuh orang. Kedua kelompok tersebut dipimpin oleh dua orang kultivator serdadu bintang 1. Kedua pemimpin tersebut saling bertukar serangan dan memamerkan daya ledak dari tubuh mereka. Mereka tidak menyadari keberadaan seekor binatang yang memiliki wujud seperti Qilin sedang terbang tepat di atas mereka. Jika mereka melihatnya, mereka pasti akan dilanda ketakutan saat merasakan aura dari binatang tersebut.
Pemimpin dari kelompok jubah hitam adalah seorang pria paruh baya dengan wajah garang yang memiliki bekas luka di bagian alis. Sedangkan lawannya adalah seorang pria tua yang mengenakan jubah hijau. Ia terlihat sedikit kewalahan dalam menangani serangan yang dilepaskan oleh pria didepannya.
"Hahaha, apakah kamu tidak akan menyerah? Aku bisa menyelamatkan hidupmu jika kamu menyerahkan putri kedelapan." ucap pria baruh baya dengan jubah hitam sambil meremehkan.
"Bermimpilah. Kamu harus melangkahi mayatku terlebih dahulu." jawab pria tua dengan tegas.
Sedangkan di dalam gerbong kuda, terdapat seorang gadis muda dan seorang pelayan wanita paruh baya. Gadis muda tersebut memiliki mata hitam yang indah. Rambutnya terurai dengan indah dan rapi. Jika dilihat dari wajahnya, ia mungkin baru berusia 15 tahun. Meski masih sangat muda, Gadis tersebut memiliki paras yang menawan. Jubah ungu yang dipakainya samar-samar mengeluarkan aura aristokrat dari dalam dirinya. Gadis tersebut adalah putri kedelapan kerajaan mutiara, Mu Yafei. Ia terlihat sangat cemas saat menunggu hasil pertempuran di depannya. Ia diperintahkan oleh pelayannya untuk duduk diam di gerbong kuda untuk menjaga keselamatannya.
Mui yafei merupakan putri kedelapan dari kerajaan mutiara. Ia berencana untuk berlatih di pinggiran hutan mistik. Ia ingin membiasakan diri dengan kekuatannya setelah mengalami kebangkitan satu bulan yang lalu. Sebenarnya, Mui Yafei masih harus berlatih di istana dan dilarang bepergian keluar dalam waktu tiga bulan. Hal ini dilakukan untuk menjaga keselamatannya. Namun, karena rasa bosan, Mu Yafei akhirnya memutuskan untuk menyelinap. Ia ingin menjalani pelatihan sambil berkeliling dan memutuskan untuk berkunjung ke pinggiran hutan mistik utara yang berjarak tidak jauh dari kerajaan.
Dalam perjalanan tersebut, Mui Yafei hanya bisa membawa satu pengawal setia miliknya untuk melindunginya. Hal ini dikarenakan jumlah pengawal milik kerajaan mutiara sangat terbatas dan dialokasikan untuk melindungi para keturunan raja. Di kerajaan mutiara sendiri, raja memiliki 9 keturunan langsung. Rombongan milik Mui Yafei terdiri dari serdadu bintang 1 dan enam prajurit penjaga.
Sayangnya, dalam perjalanannya, ia disergap oleh bandit manik hitam. Kelompok bandit ini aktif di sekitar wilayah perbatasan hutan mistik utara. Bandit-bandit ini dipimpin oleh seorang kultivator tingkat serdadu bintang 5. Mereka juga pandai menyembunyikan diri dan menyelinap, sehingga kerajaan mutiara tidak kunjung bisa menangkap mereka. Sebenarnya, kerajaan mutiara bisa saja melenyapkan para bandit jika mereka memobilisasi pasukan yang agak besar. Namun, raja Mutiara merasa tindakan tersebut akan menghabiskan tenaga dan tidak terlalu menguntungkan, sehingga para bandit tersebut bisa menjalani hidup dengan damai hingga saat ini.
Jika raja kerajaan mutiara mengetahui bahwa bandit manik hitam yang ia bebaskan ini berani menculik keturunannya, dia pasti akan sangat marah hingga ingin memuntahkan darah. Pertempuran pun semakin berlarut-larut dan nampaknya pasukan kerajaan mutiara semakin tersudut akibat kalah jumlah. Sedangkan pria tua berjubah hijau akhirnya pun terkena serangan fatal dan terlempar hingga berada di samping gerbong kuda. Ia hanya bisa mengeluh kesakitan sambil mengusap darah yang keluar dari mulutnya.
Menyadari pasukan pengawalnya mulai kewalahan, Mui Yafei merasakan penyesalan yang sangat besar. Jika dia tidak memiliki ide untuk menyelinap dari istana kerajaan, hal ini tidak akan terjadi. Menyadari pengawalnya telah terkena serangan fatal, Mui Yafei pun tidak bisa berdiam diri dan beranjak keluar dari Gerbong miliknya.
"Tetua He, Yafei meminta maaf karena telah menyebabkan anda terluka." Mui Yafei menghampiri pengawal setianya dengan mata berkaca-kaca.
"Tidak perlu meminta maaf, putri. Anda harus bersembunyi. Biarkan aku menahan mereka sejenak, anda harus melarikan diri kedalam hutan. Setidaknya, anda memiliki sedikit peluang untuk bertahan hidup jika memasuku hutan." kata tetua berjubah hijau dengan tergesa-gesa.
Ekspresi keduanya pun berubah semakin suram saat melihat pemimpin dengan bekas luka semakin mendekat ke arah mereka.
"Hehehe, putri kedelapan memang memiliki paras yang cantik dan menawan. Tidak heran pemimpin kita sangat tergila-gila dengan kecantikanmu. Ikutlah bersama kami dan saya berjanji akan membebaskan para prajurit termasuk orang tua didepanmu." ucap pemimpin dari pria berjubah hitam tersebut.
"Apakah kamu tidak takut untuk menghadapi kemurkaan raja? Jika kamu berani bertindak sembrono, maka ayah saya akan membalikkan seluruh kerajaan mutiara untuk memberantas bandit manik hitam." Mui Yafei mencoba untuk mengancam pria berjubah hitam tersebut.
"Hahaha, karena kami telah sejauh ini, tentunya bandit manik hitam tidak akan mundur. Bukankah sang raja tidak akan berani bertindak sembarangan jika mengetahui keberadaan anda di tangan kami." jawab pria paruh baya tersebut menjawab ancaman dari Mui Yafei dengan sembarangan.
Mendengar ucapan pemimpin berjubah hitam tersebut, Tetua He pun terlihat panik dan segera meminta Mui Yafei untuk melarikan diri. Menyadari situasi didepannya, Mui Yafei pun terlihat kebingungan dan terlihat sedang berpikir keras. Setelah beberapa detik kemudian, ia pun memutuskan untuk melarikan diri kedalam hutan demi kelangsungan hidupnya. Ia bertekad untuk membebaskan diri dari kejaran para bandit dan melaporkan peristiwa ini kepada ayahnya. Ia bertekad untuk membalas dendam atas pengorbanan yang telah dilakukan oleh tetua He dan para prajuritnya. Namun, saat Mui Yafei ingin melarikan diri, ia tiba-tiba dikejutkan oleh suara seseorang di atasnya.
"Sialan, untuk berpikir segerombolan pria dewasa berani menggertak seorang gadis, kalian memang tidak punya malu." terdengar suara mengutuk dari sesosok bayangan di langit.
