NovelToon NovelToon
Tarian-tarian Wanita

Tarian-tarian Wanita

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita / Slice of Life
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Made Budiarsa

Pada akhirnya dia terlihat menari dalam hidup ini. dia juga seperti kupu-kupu yang terbang mengepakkan sayapnya yang indah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Made Budiarsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 : cinta ayah dan ibu

Aku benar-benar tidak tahu apa yang harus aku jawab waktu itu. Ibu mulai kehilangan kesabarannya dan berteriak keras. Aku terkejut dan masih terdiam.

Suaranya keras dan tidak ada suara lain yang mampu menyembunyikannya. Meski keras nenek juga tidak mendengarnya.

Ibu bertanya dengan nada lebih tinggi lagi. Aku menjawabnya tidak tahu dan berbalik pergi. Ibu meraih tanganku dan tidak membiarkanku pergi.

Aku kembali duduk memandang ibu.

“Sari, katakan.”

Ibu memandangku lekat-lekat, memegang bahuku, takut jika aku pergi lagi. Cengkeramnya sedikit keras membuatku tidak nyaman. Mata ibu yang cerah sedikit berair. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kesadarannya menghadapiku. Aku menunduk. “Aku malu.”

“Katakan saja.”

“Benar tidak apa-apa?”

“Tidak ada orang lain di sini.”

“Ibu tidak akan mengatakannya kepada siapa-siapa?”

“Tentu saja.”

“Ibu bisa berjanji?”

“Iya.”

Aku bisa merasa lega mendengarnya. Tanpa terasa aku menjatuhkan diri dalam pelukan ibu, menangis dan menangis. Aku mengatakan yang sebenarnya dan bertanya apa aku salah karena pulang terlalu malam dan menggunakan pakaian indah. Ibu mengatakan tidak dan aku tidak bersalah, mereka yang bersalah. Hukum harus ditegakkan, kata ibu. Mereka harus di hukum. Mereka terlalu lancang membuat Putriku seperti ini, Ibu melanjutkannya.

Setelah pengakuan itu, ibu dan ayah Pergi ke kantor polisi bersamaku. Aku mengatakan kronologi kejadian dan di mana itu terjadi. Polisi mendengarkannya dengan baik dan tidak lama kemudian akhirnya empat pelaku di tangkap. Aku tidak datang ke kantor melihat wajah pelaku, aku terlalu takut. Hanya dengan melihat fotonya aku mengenali mereka semua dan mengatakan mereka pelakunya.

Ayah dan ibu sangat marah. Mereka menampar satu persatu wajah pelaku dan mencaci makinya. Lukaku tidak akan sembuh, luka itu akan selamanya bersembunyi di balik hati terdalamku. Aku mulai membenci laki-laki. Selama dua bulan, aku di rawat ibu. Ketika ibu bertanya bagaimana tentang laki-laki, aku menjawab tidak menyukainya.

“Sari harus menikah.”

“Aku tidak akan menikah. Aku membenci semua laki-laki!”

“Kamu akan kesepian.”

“Itu lebih baik.”

“apa Iluh juga membenci ayah?”

“Sepertinya.”

Percakapan itu berhenti di sana.

Suatu ketika ibu bertanya lagi tentang itu dan aku memberikan jawaban yang sama.

“Jika ibu tidak menyukai laki-laki, maka kamu tidak akan pernah ada.”

“Itu mungkin lebih baik.”

“Sari, kamu sangat membencinya?”

“Aku rasa aku membencinya.”

“kamu tidak tertarik laki-laki?”

“Sejauh ini belum pernah.”

“Lalu kamu tidak akan menari lagi?”

“Kenapa tidak? Aku akan terus menari, hanya saja akan membenci laki-laki.”

“Kamu tertarik dengan kisah cinta ibu dengan ayahmu?”

“Tidak tertarik.”

“Benarkah? Kami menikah hanya berpacaran selama satu bulan.”

“Itu terlalu cepat, bagaimana ibu bisa memutuskannya?”

“Ayahmu terlalu unik.”

“Semua laki-laki juga unik.”

“Bukan seperti itu, ayahmu sangat unik. Dia sangat pemalu. Kami pertama kali bertemu di jenjang Pendidikan SMP.”

“Apa ayah berusaha merayu ibu?”

“Jangankan merayu bahkan dia tidak berani mendekat.”

“Ayah penakut?”

“ Bukan seperti itu. Ayahmu menyukai nama ibu. Nama itu membuatnya sangat tertarik dan menyukainya.”

“Hanya itu saja?”

“Tidak. Pertama kali ayahmu melihat ibu, dia berkata melihat seorang malaikat yang bersinar di antara orang-orang. Kemudian mencari tahu nama ibu dan langsung menyukainya.”

“Setelah itu ayah mulai mendekati ibu?”

Ibu tertawa. “Sudah aku katakan, ayahmu sangat unik. Dia tidak berani seperti laki-laki lainnya. Dia hanya memandangku dari jauh. Ketika ibu menatapnya, dia mengalihkan ke arah lain. Ayahmu menyukai ibu tapi tidak berani mengungkapkannya. Dia berkata akan mendekati ibu ketika sudah selesai belajar dan bekerja, tapi pada saat itu juga ayahmu tidak melakukannya.”

“Ayah tidak terlalu mencintai ibu?”

“aku rasa itu lebih ke rasa takut. Cintanya bersemayam jauh di dalam hatinya. Dia kadang-kadang merindukan ibu dan ingin bertemu, tapi dia bingung ke mana harus mencarinya. Kadang-kadang memimpikan ibu, ayahmu sangat bahagia.”

“Mengapa ayah menunda-nunda pendekatannya?”

“aku pikir ayahmu takut, tapi ternyata ada rahasia di balik sikapnya itu. Aku mencari tahunya, ternyata jiwanya seorang perempuan lugu yang manis.”

“Aku tidak mengerti.”

“Dia seorang perempuan bukan laki-laki.”

“Aku tambah tidak mengerti.”

“Ketika awalnya ibu mendengar itu, ibu juga terkejut tapi mulai menyadari sesuatu.”

“Apa itu?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!