si anak tengah yang lahir di keluarga kecil perantauan, yang mulai memasuki remaja. Sebuah ikatan darah yang kuat antara seorang ayah dan anak gadisnya. Kisah masa lalu anak tengah terlalu banyak kejutan hingga ia mampu melewati sampai akhir cerita hidupnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon destianawi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasib klara
"dorrr...hayo mau kemana?"
"astagfirullah, kamu? apa sih kak? ngikutin aku yah?" kesal klara karena ia merasa sudah kabur aman tapi ternyata salah dugaan, orang yang dia hindari tidak kalah cepat mengikutinya.
"ahahahaha.. lagian kamu gitu amat kan kita udah baikan jadi biasa aja kali ra kalau ketemu gak usah menghindar lagi, apalagi katanya udah gak ada rasa alias anggap teman. Hmm..sebenarnya kamu masih menyimpan rasa buat aku kan? ayo ngaku!" mata fabian memincing meledek klara hingga membuat ia salah tingkah.
"hush gak usah ngaco kak, gak ada yah rasa begituan jangan kepedean! sekarang mau apa di sini? sana pergi kak nanti ada orangtuaku." usir klara dengan muka mulai merah karena malu.
"oke oke aku pergi, kamu jangan menghindar lagi atau kusimpulkan bahwa pertanyaanku tadi adalah benar." Fabian akhirnya pergi sambil mengacak anak rambut klara. Klara mendapat sentuhan manis tidak sadar senyum sendiri.
"Darrrr ... hayoooo senyum sendirian di tempat beginian awas kesambet kak." adik mengagetkan klara dari arah lain.
"haduh kamu lagi, salah lihat kali ah aku gak senyum. Mana mamah papah? udah siap pulang belum?"
"Ada tuh bentar lagi muncul 1...2....3....taraaaaa benar kan kataku. hahaha." celoteh adik
Akhirnya mereka pergi pulang setelah hampir seharian menghabiskan waktu di luar rumah.
"Pah, apa papah yakin sama kesepakatan tadi? mamah takut kalau klara menolak." Tanya mamah setelah berada di dalam kamar
"Papah juga gak yakin cuma papah juga gak nolak mah, kita kan tahu latar belakang keluarganya kalau memang sampai kejadian nantinya."
"pokoknya kita gak boleh maksa anak kita yah, semua keputusan kembali ke mereka berdua. Janji loh pah!"
"siap istriku, sekarang istirahat yuk papah ngantuk."
Hari ini lain dari biasanya, papah memilih untuk berangkat dini hari di hari yang sama dengan jadwalnya bekerja. Kebetulan kakak sedang tidak ada jadwal kuliah jadi papah diantar oleh mamah dan kakak.
"klara sama adik yang akur yah di rumah, mungkin kami pulang telat. Kalau butuh sesuatu ada mbak marni yah. Ingat jangan bikin onar di sekolah!" peringatan mamah
"siap kanjeng ratu." jawab kompak
Sesampainya di sekolah tidak ada yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Klara masih sibuk dengan perdebatan kecil di kantin dengan kimi saat istirahat berlangsung.
"kimi ya ampun kimi kenapa sih gak hati-hati? udah tahu bawa kuah panas."
"hiksss panasss ra, tolongin atuh ini basah semua juga."
"ayo kita ke uks obati dulu luka bakarnya baru nanti izin pulang."
"makasih ra, maaf yah kamu jadinya ga makan siang."
"tenang kim, diperutku banyak cadangan makanannya."
Usai mengobati luka kimi, ia membantu izin kepulangan kimi ke ruang piket dan membawa kimi sampai ke mobilnya dengan hati-hati pasalnya yang terkena luka bakar dari kuah panas adalah paha nya.
"Kak, aku izin pulang telat yah mau kerja kelompok dulu ke rumah sinta jadi hari ini kita gak bareng yah." ucap adik
"Di mana rumahnya? Nanti pulang sama siapa? Jangan kesorean yah." mode posesif klara pada adiknya.
"Gak jauh dari sekolah sini kak, nanti paling naik ojek online aja biar sat set, siap kak aku pulang tepat waktu. Dadah kakak aku pergi duluan ya." pamit adik
Klara merasa hari ini payah sekali, mamah kakaknya pergi, adiknya punya acara, sahabatnya sakit. Sambil berjalan keluar gerbang dia merutuki nasibnya.
"Aduh sakit, bisa gak jangan diem disitu?" Akibat jalan sambil menunduk klara menabrak seseorang.
"Ayo pulang bareng ra lesu amat, biar cepat sampai rumah." ajak fabian
Kali ini tanpa pikir panjang klara mengikuti fabian menuju motornya karena merasa tenaganya sudah habis.
