NovelToon NovelToon
I'M RAKA NOT RAZKA

I'M RAKA NOT RAZKA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Mengubah Takdir
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: aria adelia

Raka Sahasya, laki laki yang hidupnya tidak pernah bahagia bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang yang tulus itu meninggal dunia usai menyelamatkan seorang siswa yang terjatuh di jalan raya.

Namun bukannya di berangkatkan ke surga, ia malah di tahan dengan ucapan bahwa hidup nya belum selesai di dunia ini.

Raka belum pernah merasakan kebahagiaan, maka dari itu makhluk yang seperti malaikat itu memberikannya kehidupan yang kedua kalinya demi bahagia dan diliputi kasih sayang.

"Gua Raka! Siapa Razka?! Gak kenal!"

Di kasih kesempatan buat idup sih dikasih. Ya cuma ...

"Kenapa gua malah idup di badan orang lain anj*ng!"

Raka bertransmigrasi ke tubuh Razka pangeran Ganendra- laki laki yang ia selamatkan sebelum meninggal waktu itu.

"Sialan! Tau gini mending gak usah gua selamatin!"

Akankah kehidupan kedua nya berjalan dengan mulus? Bisakah Raka merasa bahagia dan di kelilingi oleh cinta dan kasih sayang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aria adelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ganendra Brothers

Halooo... Menurut kalian gimana nih tentang Razka sampai sejauh ini? Aku harap kalian menikmati cerita aku.

Seperti biasa, apabila ada kekurangan mohon di maafkan dan apabila ada kesalahan kata mohon di koreksi.

Tanpa berlama lama lagi, lanjutt!!!

...•••...

Setelah infusan nya habis, Razka akhirnya diizinkan pulang oleh Abizar dengan catatan harus rajin minum obat dan sering kontrol minimal satu minggu sekali.

Di perjalanan dia di himpit abang dajjal nya alias Yohan dan Kaivan. Dua duanya berusaha membujuk Razka agar memaafkan mereka.

"Kan abang kira kamu beneran ketemu wewe gombel Ka... Makannya abang saranin kita ke ustadz, ruqyah dulu bentar biar Damai hidup kamu nya. " Ucap Kaivan padanya. Razka mencebik, tangan nya menepis tangan Kaivan yang lagi uyel uyel pipi nya.

"Udahan coba bang. Razka lemes banget sekarang, gak ada tenaga buat adu mulut... " Balas Razka yang menatapnya sayu.

Kaivan tertawa lalu menyandarkan kepala nya di bahu Razka. Ia memejamkan matanya, sedangkan tangannya asyik mengelus elus tangan empu nya.

"Abang seneng karna kamu sekarang lebih aktif. Lebih sering ngomong ketimbang dulu. Tapi sayang banget... Sikap manja nya ilang gitu aja, hiks. Sedih abang tuh, "

Razka terdiam. Ia tidak bisa berkata kata untuk menanggapi ucapan Kaivan ini. Ya yang ada di dalem dirinya bukan Razka asli kok. Tapi kenapa mereka gak curiga bahwa sikap nya ini termasuk yang paling kurang ajar ya?

Apa efek terlalu di sayangi???

Razka masih belum ingin percaya pada keempat saudara nya ini. Ia takut sewaktu waktu mereka menjauhinya dan tidak menyayangi nya. Mau bagaimana pun, ia tetap membutuhkan kasih sayang walaupun gengsi untuk mengungkapkan nya.

"Bobo aja bang. Ngigo mulu kan jadinya, "

Tidak ada sahutan dari Kaivan. Hanya terdengar dengkuran halus yang keluar dari mulut Kaivan. Akhirnya ia tertidur juga. Sama hal nya dengan  Yohan yang tiba tiba saja tidak bersuara ternyata sudah terlelap daritadi.

Tapi berat. Karena dua duanya bersandar di kedua bahunya.

Lama lama Razka ngantuk juga karena dua es yang duduk di depan itu sama sama bungkam. Jadi Razka memutuskan untuk ikut tidur saja lah, lagian perjalanan nya lumayan panjang juga.

Setelah benar benar hening, Daniel mengintip dari balik kaca yang ada di dalam mobil. Melihat ketiga adiknya sudah terlelap dan sama sama saling menyandarkan kepala nya. Terlihat menggemaskan.

"Kak, " Panggil Yudas yang memecah keheningan. Daniel hanya melirik nya sekilas.

"Tadi Yu di kejar geng motor lagi. " Ungkap nya yang mau tak mau bilang pada Daniel.

"Terus? Biasanya juga di lawan, " Jawabnya sedikit acuh.

"Lah emang gak papa kalau sama Razka? Masalah nya tadi aku bawa Razka, " Sambung Yudas yang melirik abang nya.

Daniel diam dulu sebentar. "Ntar kakak minta Nathan buat jagain adik kamu. Abang juga bakal minta orang buat jagain kamu, "

"Aku gak usah. Cukup Razka aja, " Timpal Yudas lagi. Daniel menggeleng.

"Kamu juga masih kecil, mesti di jaga."

Kakak nya ini memang keras kepala. Tapi kalau tidak bilang, bisa jadi masalah juga bagi Razka. Jadi ia memutuskan nya untuk memberi tahu Daniel.

"Ada keluhan lagi? " Tanya Daniel lagi. Yudas menggeleng sambil tersenyum tipis.

"Nggak ada kak. Makasih, " Jawab Yudas malu malu. Daniel melirik nya lagi. Tangan kanan nya terangkat untuk mengelus kepala anak itu.

"Baik baik sama Razka. Kamu udah jadi abang. Mesti dewasa, tapi jangan lupa juga kalau kamu masih kecil di mata kakak. " Nasihat nya yang membuat Yudas malu.

"Apaan sih? Nggak juga, "

"Iyaaaa... Masih kecil. Maksudnya, kalau mau kekanak kanakan juga gak papa. Kamu mau minta di mpok, minta di elusin, minta susu tengah malem... Gak papa, " Ucapnya masih dengan wajah datarnya. Memang datar, padahal ia sedang mencurahkan kasih sayangnya.

"Quae semper*"

*Quae semper\= Bodo amat

Daniel melirik nya sambil tersenyum. "Sengaja pake bahasa asing biar kakak gak ngerti? Bagus bagus... Tingkatin aja lagi, biar bisa bikin abang abang kamu pusing. "

Yudas terkekeh pelan. Tidak terasa rumah sudah di depan matanya. Sehingga ia harus turun dan menggendong Razka yang masih tertidur.

"Kamu gendong Razka. Abang gendong Kaivan. "

"Yohan gak di gendong kak? " Sahut Yohan yang mengucek matanya sehabis bermimpi indah.

"Kamu sudah besar Yohan, " Balas Daniel yang membuat Yohan terkekeh.

Mereka pun membawa Razka dan Kaivan dalam gendongan nya masing masing.

Saat membuka kedua matanya, Razka menatap langit langit yang bernuansa putih itu. Tidak terasa sudah sampai lagi ia di rumah nya.

Ia bangun dan merenggangkan tubuhnya setelah tertidur. Rasanya nyaman sekali. Ia melihat bajunya sudah berganti dengan baju tidur iron man. Ya ampun... Padahal ia ingin memakai baju piyama yang biasa di pakai orang dewasa. Ngapain masih di kasih baju anak kecil?

Ia pun berjalan lunglai ke arah lemarinya. Ia semakin terbiasa dengan semuanya. Ia juga bisa beradaptasi dengan baik disini.

"Sedang mencari apa, Razka? "

Deg!

Suara khas bariton itu membuat Razka tergantung di tempatnya. Itu suara Mahesa. Ia masih diam di depan lemarinya, tanpa mau melirik Mahesa, ia menundukkan kepala nya menatap kedua kaki nya yang di balut kaos kaki dengan motif Spongebob.

Sialan! Siapa yang memakaikan nya kaos kaki model bochil kek gini?!

"Makan malam sudah siap. Ayah datang untuk menjemputmu. " Lanjutnya lagi.

"Razka turun abis ganti baju, duluan aja. "

Jujur saja, ia masih merasa tidak nyaman dengan keberadaan Mahesa dan Ratih. Justru melihat keduanya malah mengingatkan nya kepada kedua orang tuanya yang dulu. Ibu nya yang menelantarkan nya karena tidak mau dengan kehadiran nya.

Dan ayah nya yang selalu menyiksa nya karena menjadi pembawa sial. Pikiran itu semakin terputar di kepala nya sehingga ia merasa sedikit pusing.

Mahesa berdeham melihat tingkah anaknya yang berubah. Ia menjadi sedikit canggung.

"Kamu masih marah sama ayah? "

Razka cepat cepat menggeleng. Hari jarinya saling bertautan karena ia sedikit takut sekarang. Ia bahkan tak berani mengangkat kepala nya.

Ia memohon kepada siapa saja yang dapat menolong nya kali ini. Karena... Sebentar lagi cairan bening akan tumpah dari kedua pelupuk matanya.

"Razka... " Mahesa mulai mendekati Razka, berniat memeluknya dan meminta maaf.

Namun Razka semakin mundur hingga hampir terantuk dinding.

"Jangan deket... " peringatnya dengan nada lirih. Suaranya bergetar menahan tangis.

Ia memohon, jangan pecah di depan Mahesa. Karena ia akan malu setengah mati.

"Razka... Ini ayah, "

Mahesa benar benar merasa menyesal atas apa yang telah ia lakukan kepada anaknya. Ia benar benar tidak berniat melakukan nya. Saat itu ia tengah stress atas apa yang terjadi di perusahaan nya.

Hatinya benar benar merasa sakit melihat tingkah anak nya yang menjadi berbeda. Dapat ia lihat baju Razka bergetar.

Apakah anak itu memiliki trauma atas dirinya?

"Azzzzkaaaa... Kok lama sih? Padahal ayah dah jemput— lho?! Weh! Kamu kenapa?! "

Kaivan cepat cepat menghampiri Razka yang terlihat memojok sekali. Ia langsung memeluknya, lalu tumpah lah air mata Razka yang ia tahan.

Ia memeluk Kaivan dengan erat. Ia tidak mau melepaskannya untuk saat ini. Yang ia butuhkan adalah sandaran seperti Kaivan.

Mahesa berusaha tersenyum walaupun sedikit sakit.

"Kaivan... Jangan lupa ajak Razka makan malam. Dia harus minum obat, "

"Iya yah. Nanti Kaivan ajak Razka, " Jawab Kaivan sambil tersenyum menanggapi ayahnya.

Mahesa membalikkan tubuhnya dan mulai berjalan menjauhi kamar putranya. Ia merutuki kebodohannya karena telah menampar Razka.

the end.

1
Anita Jenius
Gambar visual tokohnya ganteng2.
5 like mendarat buatmu ya. semangat.
nikita willy
lah the end?
Ariaaa12: maksudnya tamat prolog nya kak😖
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!