NovelToon NovelToon
Musim Semi Di Batalyon

Musim Semi Di Batalyon

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Kehidupan Tentara / Persahabatan / Romansa
Popularitas:54.4k
Nilai: 5
Nama Author: NaraY

Tiga orang pria bersahabat dengan seorang gadis cantik dari masa bangku SMP hingga mereka dewasa. Persahabatan yang pada akhirnya diwarnai bumbu cinta yang saling terpendam hingga akhirnya sang gadis tersebut hamil dan membuat persahabatan mereka nyaris retak.

Siapa sangka sebenarnya salah satu di antaranya mencintai seorang gadis yang sebenarnya selama ini amat sangat dekat di antara mereka.

Seiring berjalannya waktu, rasa sakit mulai terobati dengan hadirnya si pelipur lara. Hari mulai terasa bermakna namun gangguan tidak terhindarkan. Mampukah mereka meyakinkan hati gadis masing-masing, terutama gadis yang salah satunya memiliki rentang usia bahkan 'dunia' yang berbeda dengan mereka.

SKIP yang tidak suka dengan KONFLIK.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Ujian tahap lanjutan.

"Ini kopinya, Bang."

Nadia menyuguhkan secangkir kopi untuk Bang Arma tanpa di minta.

"Ada apa nih? Tumben mau buat kopi?" Tanya Bang Arma dengan sengaja.

"Hmm.. pengen aja buat kopi untuk Abang." Jawab Nadia.

Bang Arma merogoh saku celananya lalu mengeluarkan uang seratus ribu rupiah.

"Nggak usah Bang, Nadia nggak minta uang." Kata Nadia tapi secepat kilat jemari lentiknya menyambar uang dari tangan Bang Arma.

Terang saja Bang Arma merasa geli dengan kelakuan Nadia tapi Bang Arma berusaha kuat untuk menahan nya. Bang Arma mengalihkan diri dengan rokoknya dan Nadia pun segera melenggang pergi.

Bang Arma kembali merogoh uang dari saku bajunya. "Tolong carikan kopi cap trenggiling..!!" Perintahnya pada Nadia.

"Kembaliannya??" Tanya Nadia memasang wajah penuh harap.

"Ambil saja..!!" Jawab Bang Arma.

"Oke, Nadia cari sekarang." Kata Nadia.

Bang Arma mengangguk kemudian tertawa geli melihat Nadia pergi dengan penuh percaya diri karena di daerah tersebut tidak ada kopi cap trenggiling, yang ada hanya kopi cap dua kucing.

...

Nadia membuka pintu rumah. Wajahnya kesal dan cemberut dengan peluh menetes di kening dan pelipisnya.

"Waahh.. istri Abang sudah pulang."

"Kenapa Abang tidak bilang kalau disini hanya ada kopi cap dua kucing??" Protes Nadia.

"Masa Abang bilang begitu?"

"Nadia nggak hilang ingatan ya Bang. Apa yang Abang lakukan itu melanggar hukum dan hak berpendapat." Jawab Nadia berapi-api karena kesal.

"Hukum dan hak berpendapat yang mana ndhuk??"

Nadia semakin cemberut saja, ia pun meletakan kopi di atas meja lalu masuk ke dalam kamar.

Bang Arma segera menyusulnya masuk ke dalam kamar.

"Masa di bercandain begitu saja marah." Tanya Bang Arma.

Sungguh amarah Nadia memuncak mendengarnya. Bagaimana tidak, ia sudah berjalan sejauh itu karena 'perintah' Bang Arma dan ternyata kopi yang menjadi persoalan memang tidak ada.

"Jadi Nadia harus tertawa terbahak? Atau salto karena Abang bohongi??" Sambar Nadia bernada gemas.

"Kayang sama Abang..!!" Jawab Bang Arma.

"Abang jorok..!!!" Nadia menarik bantal lalu berbaring di atas tempat tidur dan menutup telinganya dari samping.

Bang Arma menyalakan pendingin ruangan dengan volume yang paling dingin lalu ia pun berbaring dengan santai dan mengambil selimut yang ada di tempat tidur.

Beberapa saat kemudian Nadia meraba ke arah samping dengan posisi yang sama hingga tangannya menyentuh sesuatu kemudian secepatnya menariknya kembali.

"Dapat apa?"

Nadia mendengus kesal. Ia mengepalkan tangan dan sekilas memejamkan mata. Jantung nya langsung berdesir kencang.

"Sayaaang..!!" Bujuk Bang Arma mengusap bahu Nadia dengan lembut. "Capek ya jalan jauh? Abang pijat ya..!!"

Nadia menepis tangan Bang Arma tapi suaminya itu terus membujuknya bahkan sampai Nadia tak sanggup lagi membendung air matanya. Ia luluh dan tak lagi menolak perhatian Bang Arma.

Melihat Nadia tak menolak jelas Bang Arma terus memberikan hatinya pada Nadia. Tangannya memang kaku namun dirinya berusaha lembut pada sang istri.

"Enak?"

Nadia mengangguk. Matanya sampai nyaris terpejam nyaman menikmati sentuhan tangan Bang Arma sampai dirinya tidak terasa saat Bang Arma menyidak seluruh tubuhnya.

Entah sejak kapan, Nadia terpaku melihat Bang Arma sudah berada di atas tubuhnya.

"Tutup mata, pijat yang ini enak sekali."

Tanpa menunggu lama Bang Arma membuka palang lahan tanam kemudian segera mengeksekusi garapan tersebut.

"Aaahh.."

Bang Arma terkejut dan menarik diri karena cemas Nadia akan merasa kesakitan tapi ternyata Nadia mendekap erat tubuhnya hingga rongga paru-parunya nyaris terhimpit.

"Awwh.. selesai sudah." Mendapatkan kesempatan langka seperti itu jelas tidak akan pernah mungkin di sia-siakan Bang Arma.

Nafsu b****i Bang Arma yang sudah tertahan sejak tadi akhirnya semakin memuncak, gairahnya pun tercambuk. Tanpa banyak basa-basi lagi Bang Arma, ia menancapkan diri sebagai uraian rasa rindunya.

Bak harimau lapar Bang Arma menyikat habis Nadia tanpa ampun.

"Abaang, pernahkan Abang berbuat seperti ini bersama perempuan lain?" Tanya Nadia.

"Nggak pernah." Jawab Bang Arma dalam konsentrasi penuh.

"Masa?? Abang bohong ya?"

"Abang nggak bohong." Kata Bang Arma.

"Kalau nggak bohong kenapa sampai mau lamar Mbak Riris?"

"Astaga.. tolong diam dulu Nadia." Pinta Bang Arma karena konsentrasi nya terganggu, saat ini fokusnya hanya pada Nadia seorang. Detik demi detik pelepasan adalah hal yang begitu sakral dan 'satu-satunya' perkara ternikmat saat ini.

"Nadia nggak mau sama Abang." Nadia mendorong kedua bahu Bang Arma yang sedang 'bertugas' setengah jalan.

"Allah Ya Rabb.. Nadiaaaa..!!!!!!!" Bang Arma balik menekan bahu Nadia. Emosinya naik turun menghadapi kelakuan sang istri sedangkan dirinya sudah hampir pada puncak pelepasan.

"Nggak mau, Bang..!!!!"

"Kamu jangan ngerjain Abang ya..!!! Diam.. bisa diam atau tidak?????" Bentak Bang Arma tidak tahan lagi, ia menyatukan kedua tangan Nadia dan mengangkatnya ke atas, ia pun mengapit tubuh Nadia. Akal sehatnya berperang, rintih dan erangannya mengiring secara natural begitu saja hingga ia melepaskan lahar panas di tubuh Nadia.

Nadia berusaha berontak tapi kekuatannya tidak sebanding dengan tenaga Bang Arma.

Masih dalam posisinya, Bang Arma menghujani Nadia dengan ciuman tanda sayang dan terima kasih tapi agaknya seorang Arma masih merasa kurang dan menginginkan tahap ke dua.

"Satu kali lagi, boleh atau tidak?" Tanya Bang Arma memelas.

Nadia memalingkan wajahnya yang memerah. "Nadia nggak suka yang pelan." Ucapnya pelan.

Seketika Bang Arma tidak bisa menahan tawanya mendengar permintaan istrinya yang plin plan. "Tadi yang sok nolak siapa?? Di kasih lembut malah minta mode kasar. Dasar Bu Danton."

.

.

.

.

1
Ratu Tety Haryati
Kehadiran calon baby diluar rencana memang kecerobohan kalian, yang melakukan sidak tanpa pengawal keamanan.
Tapi ambil hikmahnya, selain sebagai rejeki kehadirannya juga sebagai pelengkap setelah adanya 2 jagoan, dan menambah kokohnya cinta kalian
Ratu Tety Haryati
Hai Adik Gembul... bisa-bisanya ya kamu lagi panik begini masi ingat cake ubi🤦🤣
Ratu Tety Haryati
klo sudah begini... entahlah... harus tertawa atau menangis😂😭
Ratu Tety Haryati
Kebayang paniknya sebatalyon😂
Ratu Tety Haryati
Dua anak laki-laki usia 3th sedang gemas dan aktif2nya. Saking gemasnya sampe buat kita orang lelah mau menangis.
Tapi seorang ibu tak pernah rela anak2nya dimarahi sekalipun itu oleh ayahnya
mudahlia
wkwkwkkwkwkw
mudahlia
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/kurang asem
Mika Saja
piye to bang Arma,,,kurang perhatian nih sampe istri hamil gak tau 🤭🤭
Murni Zain
kesayangan bang Arma ni 👧🏻
Lendra malayu
next kak nara /Angry/
siti muhlihah
hayo bang arma,,,,,si cantik sdh otw jdi,,,,princees kesyangan klrga ya bng
Mira Lusia
semoga mereka berdua akur2 aja ya
Mika Saja
salut sama bang Arma SM Nadia
Yane Kemal
Mbak Nara pintar banget ngaduk 2 perasaan kita
Yane Kemal
Alhamdulillah ya Alloh
Maysuri
alhamdulilah jumpa juga....
Ratu Tety Haryati
Alhamdulillah... Abang Sakti akhirnya ditemukan🤲

Miris sekali keadaannya😭

Usut tuntas siapa yang menculik dan menjual Putramu, Abang...
Nabil abshor
😭😭😭 sedih amat ,,,,,,
Murni Zain
Kasihan sekali ya bang Sakti waktu kecil punya cerita sedih
Lendra malayu
sedih jg kisah masa kecil bang jj n bang sakti ya thorr,, aku jd terhura /Sob//Sob/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!