Perfect Sweet Marriage

Lanjut....

Kembali ke toni lelaki itu akhirnya pulang dengan harapan hampa ia tak bertemu dengan danira dan ia pun tidak tahu danira saat ini ada dimana, ia pulang saat matahari sudah terbit ny.Leira mengamati toni dari lantai atas perubahan putra bungsunya itu semakin terlihat jelas toni yang dahulu tidak pernah tidak pulang walau selarut apapun hari itu ia pulang saat hari sudah pagi, dan wajahnya ditekuk tidak seperti biasa

Bersama juga dengan itu mobil diego tiba dihalaman rumah jika dengan diego ny.leira tidak terlalu mempermasalahkannya toh lelaki itu selalu bersikap cuek dan jarang dirumah berbeda dengan toni yang bersikap lembut dan anak mama jadi perubahannya semakin terlihat jelas.

Toni berdiri disamping mobilnya menatap diego dengan tatapan mengejek

Tanpa merespon adik lelakinya itu diego menghampiri nya dan memukul wajahnya dengan keras hingga membuat toni terhuyung dan jatuh tak terima dengan perbuatan Diego iapun berdiri dan membalas pukulan itu tak elak pertengkaran antara keduanya pun terjadi ny.leira yang masih diatas tersentak kaget saat melihat perilaku keduanya ia berlari dengan cepat dan memanggil tn.agae untuk melerai keduanya

"Bajingan kau" Maki diego kepada toni

"Kau yang bajingan brengsek" Balas toni sembari membalas pukulan diego tepat di pelipis matanya alhasil pertengkaran sengit pun terjadi dan berakhir dengan keduanya sama-sama ditahan dan diamankan wajah toni lebam dengan darah mengalir dari sudut bibirnya sedangkan diego meskipun tak terluka namun pukulan toni juga berhasil mengenai wajahnya

"Apa-apaan kalian ini" Bentak ny.leira menghampiri mereka bersama dengan tn.agae

Plakk tn.agae menampar pipi toni membuat lelaki itu terdiam sembari menunduk

"Mas..." Bentak ny.leira ia menghampiri toni dan mengusap darah dari sudut bibir putranya itu

"Itu teguran untuk putramu" Bentak tn.agae membuat toni mengangkat wajahnya dan menatap tn.agae dengan senyum miris

"Kenapa papa hanya menamparku.. Bukankah dia yang lebih dahulu memukulku" Tanya toni melirik diego yang berdiri dengan tangan masih dikunci oleh pengawal tn.agae

"Aku tidak akan memukulmu jika kau tidak mencari gara-gara denganku terlebih dahulu" Jawab diego acuh

"Gara-gara apa, aku baru pulang dan kau memukulku" Jawab toni alhasil keduanya kembali terlibat cek cok adu mulut saling menyalahkan

"CUKUP" bentak tn.agae lagi

"Kenapa papa ingin menamparku lagi..." Tanya toni sembari menaikan intonasi bicaranya

"Toni hentikan" Pinta ny.leira

"Kenapa ma.. Apa salahku aku selalu diminta mengalah dengan lelaki itu seharusnya anak bungsu yang mendapatkan perhatian lebih tapi kenapa itu tak berlaku padaku.. Aku selalu tertindas..."

Diego menatap toni jengkel sembari mencoba melepaskan tangannya

"Bajingan kau bangsat.." Ujar toni kepada diego

"Toni hentikan semuanya" Plakkk.. Ny.leira akhirnya tak mampu menahan amarahnya bahkan tn.agae pun tersentak saat melihat wanita yang terkenal lemah lembut itu melepaskan amarahnya

"mama memukulku" Tanya toni menatap ny.leira kebingungan

"Yaa aku memukulmu.. Itu adalah teguran untukmu mama selalu berusaha sabar menghadapimu tapi akhir-akhir ini kau bertindak sesuka hatimu tanpa memikirkan orang lain... Dimana sopan santun mu hahh apa karena satu wanita sampai membuat kalian bertengkar seperti ini... Tidak malu!!!" Bentak ny.leira murka sembari meninggalkan tempat itu disusul tn.agae juga meninggalkan keduanya

"Lepaskan" Perintah diego melepaskan diri dan kembali pergi dari tempat itu dengan perasaan marah.

Toni memasuki kamarnya dan mengurung diri dengan marah ia melempar semua barang-barang didalam kamarnya sampai akhirnya meraih satu bingkai foto ditangannya

"Nai... ?" Bisiknya sembari memeluk bingkai foto itu

"Kenapa wajah nya harus mirip dengan mu.." Ucapnya mengusap kaca bingkai foto itu dan tersenyum lirih

Toni memejamkan matanya mengingat masalalu yang mengubah dirinya menjadi pribadi yang seperti saat ini

"Ton.. Ayoo" Panggil seorang wanita cantik mengenakan seragam SMA abu-abu dan rompi hitam rambut indahnya tergerai tertiup angin ditengah terik matahari ia berdiri sembari memegang sapu

"Toni ayoo ahh buruan cepat kita balik" Ujarnya sembari mengayunkan sapu lidinya dan menyapu halaman sekolah yang luas

"Ini semua gara-gara kamu" Ujarnya lagi menunjuk wajah toni dengan sapu ditangannya

"Loh kok aku.." Tanya toni sembari terkekeh pelan

"Iyalah semua gara-gara kamu, ngapain juga kamu bertengkar dengan kakak kelas itu" Ucapnya ia berjalan menghampiri toni yang duduk berteduh dibawah pohon rindang

"Kamu gak senang aku berkelahi.. Aku membelamu loh naila?" Jawab toni

"Ya aku gak suka ton.. Lihat akhirnya kita dihukum seperti ini" Jawab gadis cantik bernama naila itu

"Yaa siapa suruh dia godain kamu seperti itu... Aku kan cem.."

"Ahh udah ayo cepat, aku udah lapar" Potong naila ia memberikan satu sapu lidi kepada toni dan mereka mulai membersihkan halaman sekolah sembari sesekali bercanda bersama layaknya anak SMA yang sedang dimabuk asmara

Setelah selesai mengerjakan tugasnya keduanya pulang naila menggandeng tangan toni saat keduanya menyebrang

"Naa kamu kalau lulus lanjut ke mana?" Tanya toni disela perjalanan pulang keduanya

"Kata papa sih aku lanjut ke LN aja soalnya keluarga kami semua berkuliah dan sekolah disana juga.." Jawabnya acuh

"Trus kamu mau?" Tanya toni kembali

"Ya gimana lagi toh kamu kan tahu london adalah tempat impianku" Jawabnya sembari mengembang tangannya

"Trus aku gimana?"

"Yaa kamu terserah.." Jawab naila sembari tertawa menggoda toni

"Nai aku serius loh.." Toni mengejar pelan langkah kaki gadis muda itu

"Maksudmu?" Naila melambankan langkah kakinya dan menatap wajah toni lekat

"Aku suka sama kamu nai, sejak kita kelas satu aku sudah menyukaimu... Kita udah sama lama banget apa kamu tidak merasakan hal yang sama?" Tanya toni

Naila menghentikan langkah kakinya ia melepaskan genggaman tangannya dipergelangan tangan toni dan menghela nafasnya perlahan

"Ton sorry.."

"Kenapa nai.. Kenapa kamu tidak pernah bisa mencintaiku, apa aku salah... 3 tahun kita sama-sama terus apa tidak ada sedikitpun rasa cinta mu untukku" Ujar toni bertanya membuat naila terdiam sesaat lalu menatap toni memohon kemudian ia pergi tanpa memberikan jawaban untuk lelaki itu

"Naii... Nailaaa naila tunggu" Panggil toni namun gadis itu sudah pergi menaiki taksi seperti kejadian danira pergi meninggalkannya

"Naii aku mencintaimu" Ucapnya berteriak membuat orang-orang disekitarnya tempat itu menoleh menatapnya lalu mendelik keheranan

Seminggu berlalu naila mulai menjaga jarak setiap bertemu atau berpapasan dengan lelaki itu ia selalu menghindar bahkan ia selalu menjauh setiap toni ingin mendekatinya

Karena merasa bersalah akhirnya toni nekat pergi kerumah sahabat jadi cintanya itu dikala sore dan langit mulai gelap meskipun ny.leira mencoba membujuknya dan ingin mengantarkan nya pergi namun ia tetap kekeh pergi sendiri sesampainya dirumah naila toni melihat ada mobil yang sangat ia kenali namun karena penasarannya ia tetap melangkahkan kakinya masuk

"Abang..?" ucap toni saat melihat kakak sulungnya berada ditempat itu duduk dan bercanda dengan naila dengan mesra bahkan lelaki itu merangkul dan mengecup pipi naila dengan mesra

"Loh ada nak toni juga yuk ayo masuk kebetulan ya abang dan adik ada disini" Ibunya naila menyapa toni yang berdiri mematung menatap keduanya naila tersentak kaget dan mencoba berdiri dan menjauh dari diego namun lelaki itu meraih tangan naila dan memintanya untuk tetap duduk bersamanya

"Nai... Kamu?"

Naila terdiam ia menatap toni dengan perasaan bersalah

"Ton sorry" Cicit naila

"Sejak kapan nai?" Tanya toni gentar

"3 bulan sudah" Jawab diego ia berdiri menghampiri toni yang masih berdiri mematung didepan pintu

"Gue harap lo jauhi naila, dia milik gue.. Jangan pernah menyatakan perasaan itu lagi camkan baik-baik naila punya gue..." Ucap diego menjelaskan lalu dengan sengaja menutup pintu dihadapan wajah toni dengan kasar

Sejak saat itu toni benar-benar menjauhi naila meskipun wanita itu berkali-kali mencoba menjelaskan kepadanya namun toni tetap bungkam ia bahkan tidak pernah menyapa dan menatap naila sampai hari kelulusan mereka tiba naila dengan wajah murung menghampiri toni

"Ton maafin gue" Cicitnya

"Gue.. Ck hahaha" Toni mendecak kagum mendengar naila berbicara seperti itu

"Gue bakalan lanjut ke LN" ujar naila lagi namun toni tetap bungkam

"Bay.." Ucapnya berlalu meninggalkan toni yang berdiri mematung dengan perasaan sesak didalam dadanya

Sebulan berlalu semenjak kelulusan mereka dan ia menerima kabar dari sang ibu jika naila sudah pindah dari indonesia dan akan tinggal dan sekolah di LN, ditinggalkan cinta pertamanya membuat toni jadi anak yang murung hubungannya dengan sang kakak sulungnya pun semakin menjauh keduanya tak terlibat percakapan meskipun tinggal serumah dan makan semeja sampai toni kembali menerima kabar jika Diego akan melanjutkan pendidikan ke LN juga dengan alasan ingin memperdalam ilmu bisnis yang ia pelajari

"Toni apa kamu gak mau ikutin jejak abangmu" Tanya ny.leira kepada putra bungsunya yang bahkan 6 bulan setelah diego juga pindah ke LN ia masih uring-uringan dirumah dan tidak melanjutkan pendidikannya

"Toni papa akan mendaftarkan mu di universitas tempat diego juga agar kalian bisa melanjutkan bisnis papa" Ucap tn.agae penuh harap dengan putra bungsunya itu

"Tidak" Jawabnya tegas membuat ny.leira terkejut dengan penolakan itu, penolakan toni membuat tn.agae murka dan menentang tentang pendapat toni yang ingin melanjutkan sekolah kuliner menurutnya keputusan toni itu sangat-sangat tidak berguna toh ia memiliki properti bisnis yang menjanjikan namun putranya malah memilih memutar haluan dari tujuan yang seharusnya ia ambil

"Dasar anak tak berguna" Caci tn.agae saat toni benar-benar memilih melanjutkan sekolahnya dibidang bisnis

"Kenapa?" Tanya ny.leira kepada putranya itu

"Aku hanya ingin berbeda saja maa..." Jawab toni acuh sejak hari itu toni menjadi pribadi yang pendiam dan tak bertujuan.