NovelToon NovelToon
Pendekar Pilih Tanding II : Ksatria Bhumi Mataram.

Pendekar Pilih Tanding II : Ksatria Bhumi Mataram.

Status: sedang berlangsung
Genre:matabatin
Popularitas:65k
Nilai: 4.9
Nama Author: Zakaria Faizz

Ah,..rasa- rasanya diriku perlu menemukan seorang guru yg mampu untuk mengajariku mendapatkan cara memiliki tenaga dalam, berkata pemuda itu di dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakaria Faizz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#1 Di Permoni.

" Kalau begitu baiklah, sebaiknya dirimu ikut denganku,!" ucap lelaki tua yg sempat bertarung dengan Wisanggra Kinangkin tadi.

Dari ucapan nya lelaki tua ini tidak lagi ingin bertarung dengan Wisanggra Kinangkin, seperti nya ia ingin menolong pemuda itu.

" Terima kasih banyak Eyang,!" sahut Wisanggra Kinangkin.

Pemuda ini pun lantas berjalan mengikuti lelaki tua yg berpakaian putih tersebut.

Mereka menyusuri jalan setapak menuju ke atas puncak gunung Permoni.

Setelah tiba di sebuah goa, lelaki tua ini pun kemudian mempersilahkan kepada Wisanggra Kinangkin untuk masuk.

Sebuah goa yang pada mulutnya tidak terlalu lebar, dan. cenderung kecil, sebab bila ingin masuk seorang dewasa harus membungkuk kan tubuhnya.

Termasuk juga dengan Wisanggra Kinangkin, ia pun lewat dari pintu goa tersebut dengan harus menundukkan kepalanya.

Namun berbeda ketika berada di dalam ternyata goa ini sangat besar dan lebar.

Dan di dalam ternyata cukup luas penuh dengan perlengkapan dari si orang tua.

Dari tempat masak hingga pakaian pun ada disana.

" Duduklah dia itu, ngger," seru lelaki tua ini kepada Wisanggra Kinangkin.

Ia memerintahkan kepada nya untuk duduk di sebuah batu yang cukup besar dan berbentuk pipih.

Seperti nya batu ini memang di peruntukkan buat bertapa atau pun bermeditasi.

Tanpa ragu, dan merasa percaya dengan ucapan si orang tua itu, Wisanggra ini pun menuruti perintah nya untuk duduk di batu tersebut.

" Eyang, benarkah eyang inilah yg bergelar kyai Bodho itu,?" tanya Wisanggra Kinangkin memberanikan diri.

Menurut nya bahwa lelaki yang telah bersamanya ini adalah orang tua yang memang sedang ia cari.

Lelaki tua yg sedari tadi telah menyiapkan sesuatu pun segera melihat ke arah Wisanggra Kinangkin.

Lama di tatap nya wajah pemuda itu.

Lalu ia pun menganggukkan kepalanya,.

" Benar, Ngger, eyang lah yg bergelar Kyai Bodho itu,!" sahut nya.

" Benarkah!, sembah hormat Kinangkin kepada eyang Bodho,!" seru Wisanggra Kinangkin.

Ia pun ingin bangkit dari tempat duduk nya.

" Jangan, tetap lah di situ,..kau harus tetap duduk, Ngger,!" kata orang yg mengaku Ki Bodho.

Hingga membuat Wisanggra Kinangkin pun tidak jadi turun dari tempat duduk nya.

Tidak terlalu lelaki tua yg bernama Ki Bodho ini pun mendekati pemuda itu dengan membawa beberapa macam jenis reramuan obat bahkan ada sejenis minyak pula yg di letakkan nya di dalam sebuah cawan.

" Silahkan Angger Kinangkin untuk duduk ber sedekap dan memusatkan seluruh pikirannya pada satu titik, yaitu kepada yg maha kuasa, mintalah petunjuk nya agar permintaan angger itu dapat dikabulkan nya,"

Terdengar perintah dari lelaki tua yg bernama Kyai Bodho tersebut.

Wisanggra Kinangkin pun menuruti perintah orang tua itu, karena seperti yang biasa di lakukan nya saat berada di padepokan Ki Ajar Smurup, ia sering melakukan tirakat atau duduk bersemedi agar dapat sebuah petunjuk dari yg maha kuasa akan kemampuan nya yg sangat minim tersebut.

Setelah Wisanggra Kinangkin melakukan apa yang di perintahkan oleh Ki Bodho ini, langsung saja orang tua itu menyentuh tubuh nya dengan beberapa sentuhan kecil, mulai dari kepala hingga kaki.

Berulangkali ia melakukan nya, bahkan dengan membalurkan minyak yg telah disediakan nya tadi.

Ki Bodho terus saja memijit tubuh dari Wisanggra Kinangkin.

Aneh, mengapa bentuk urat syaraf nya seperti terbalik, apa yg membuatnya menjadi demikian, begitulah pertanyaan yang ada di benak lelaki tua itu ketika ia semakin dalam menelusuri tubuh dari si pemuda ini.

Bahkan ketika Ki Bodho telah mengeluarkan hawa murni dari kedua belah tangan nya.

" Hah,!"

Sungguh terkejut sekali dirinya melihat hasilnya.

Tubuhnya tidak dapat menerima saluran hawa murni yang telah coba ku berikan itu, aneh! begitu lah Ki Bodho berkata di dalam hatinya.

Cukup lama juga ia melakukan hal tersebut di tubuh Wisanggra Kinangkin, dan semakin heran serta penasaran lah dirinya.

" Sudah, silahkan buka matamu,.. Ngger,!" seru Ki Bodho.

Ia meminta kepada Wisanggra Kinangkin untuk membuka matanya, seraya bertanya.

" Apa yg kini Angger Kinangkin rasakan,!?" tanya nya kepada pemuda itu.

Sambil menggerakkan kepalanya, baru kemudian kedua pundaknya,. Wisanggra Kinangkin pun menyahutinya,.

" Badan ku kini terasa lebih ringan eyang,!" sahut nya.

Lelaki tua itu pun membereskan beberapa peralatan nya dan selanjutnya memerintahkan kepada Wisanggra Kinangkin untuk meminum reramuan yg telah di raciknya tadi.

" Minumlah obat itu, Ngger, sungguh, ada yang aneh pada diri mu itu sehingga amat sulit untuk menerima suatu gerakan , utama nya adalah tata gerak sebuah ilmu silat,!" ungkap Ki Bodho kepada Wisanggra Kinangkin.

Ia pun melanjutkan penjelasan nya dengan mengatakan bahwa dalam seribu orang belum tentu ada yg seperti dirinya ini.

Semua urat syaraf berjalan terbalik, sehingga tidak dapat mengikuti pergerakan jurus silat yg di secara biasa atau normal.

Oleh sebab itulah ia tidak dapat menirukan suatu jurus ,seolah akan buyar dengan sendirinya jika ia akan melakukan nya lagi.

" Memang kedengarannya sangat aneh dan sulit untuk di percaya, seolah dirimu sewaktu masih bayi telah di rajah oleh seseorang yg memiliki ilmu yang sangat tinggi, sehingga tidak akan dengan mudah menyerap suatu gerakan yang berdasarkan pada ilmu tertentu kecuali ilmu tersebut berasal dari ilmu yang sama!" terang Ki Bodho menjelaskan.

" Apakah Eyang mampu membuka rajah tersebut ,?" tanya Wisanggra Kinangkin penuh semangat.

Ia memang merasa sedih sekali karena tidak mampu belajar ilmu silat meski pada tataran terendah sekalipun.

" Entahlah, eyang tidak dapat memastikannya, akan tetapi jika eyang pun sanggup membuka rajah itu , tetapi tetap saja tidak akan pernah sanggup membuka urat syaraf utama mu sehingga dalam hal pengerahan tenaga dalam , eyang tidak akan dapat mengajarimu," ungkap Ki Bodho.

" Tidak apa-apa eyang, asalkan diriku mampu mempelajari ilmu silat dan memperagakan jurus -jurus silat.tentu diriku amat senang sekali.diriku tidak akan pernah di ejek lagi oleh orang lain,!" sahut Wisanggra Kinangkin.

" Akan tetapi Ngger, sebuah ilmu silat tanpa tenaga dalam , itu artinya sama saja dengan seorang manusia yg memiliki tubuh wadag nya tetapi tidak memiliki nyawa nya, seperti juga gabah yg tidak ada beras di dalam nya, sama juga dengan kosong, dirimu akan sangat mudah untuk di kalahkan oleh orang lain, bahkan untuk jurus -jurus tertentu memang membutuhkan sebuah tenaga dalam yg sangat tinggi dan kuat pula,!" jelas Ki Bodho lagi.

Ia berusaha meyakinkan pemuda yang berasal dari dusun Winanga ini.

Dari ucapan nya tampak nya ia memang masih sulit untuk mampu menjadikan Wisanggra Kinangkin menjadi pendekar yang tangguh tanggon disebabkan karena tidak akan mampu menyalurkan hawa murni atau pun tenaga dalam .

Sebab menurut nya, tenaga dalam inilah yg paling berperan penting dalam sebuah ilmu, ia lah yg menjadi nyawa nya , sehingga kehebatan dan kesaktian seseorang itu dapat tergambar dari kekuatan dan besarnya tenaga dalam nya.

" Apakah tidak ada cara yang dapat membukanya eyang!?" tanya Wisanggra Kinangkin penasaran.

Ki Bodho yg sudah selesa berbenah menatap kepada pemuda yang ada di hadapan nya ini, ia melihat sorot mata yang penuh percaya diri dan memiliki kekuatan bathin yg dalam terpancar dari dalam nya.

" Tentu , tentu, tentu saja ada Ngger, akan tetapi untuk saat ini akan sangat sulit di cari , apalagi di tlatah Mataram ini, mungkin hanya Kanjeng Gusti Sultan saja yang akan sanggup membuka nya, mungkin,!" sahut Ki Bodho.

" Sehebat itukah orang yg telah merajah diriku ini, Eyang, apa maksud nya,?" tanya Wisanggra Kinangkin dengan nada sedih.

" Entahlah, Eyang tidak tahu, tetapi satu yg pasti , bahwa dengan hal tersebut dirimu dapat menjadi kebal terhadap senjata tanpa harus berupaya untuk melakukan nya atau melatihnya, dan tadi eyang pun sempat kagum di buatnya," terang Ki Bodho.

Akhirnya Wisanggra Kinangkin pun menjadi paham atas penjelasan dari orang tua itu.

Lelaki ini pun kemudian meninggalkan Wisanggra Kinangkin seorang diri di situ.

Orang tua itu menyiapkan makanan ,karena saat nya untuk makan , meski di dalam goa ini cahaya mentari tidak masuk, tetapi mentari memang sudah bergerak ke arah barat,.apalagi tadi keduanya sempat bertarung .

" Makan lah , Ngger,!" seru Ki Bodho.

Ia memberikan beberapa potong makanan dan buah-buahan di hadapan pemuda ini.

" Terima kasih Eyang,!" ucap Wisanggra Kinangkin.

1
Sarip Hidayat
waah ternyata dia paman guru nya
AbhiAgam Al Kautsar
apa yg akan dinyatakan mbh sulo
Agus Leo
Lanjutttt
Umar Muhdhar
1
AbhiAgam Al Kautsar
pertolongan kita tunggu chapter selanjutnya
Sarip Hidayat
waah
Umar Muhdhar
1
AbhiAgam Al Kautsar
nyimka
Amit
udah dkepung kalau mreka klah pasti ingkar janji ati2 kinangkin
AbhiAgam Al Kautsar
pilihan yg sulit bagimu kinangkin
Amit
iya keluar ajian sangga Kalimasada duaarrrrrrrrrrr duaarrr duaaaarrrrr
Umar Muhdhar
1
Van Jave
knp jg goblog mc nya
Sarip Hidayat
waah
Bodas_2337
apa tidak bertarung dlu dgn segenap kemampuan
AbhiAgam Al Kautsar
kinangkin pahlawan kepagian
Sarip Hidayat
waah bisa jadi
Umar Muhdhar
1
AbhiAgam Al Kautsar
jelaslah
Umar Muhdhar
1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!