NovelToon NovelToon
I Am Duchess

I Am Duchess

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / Time Travel / Diam-Diam Cinta / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Melsbay

dr. Lizza, seorang dokter muda yang terjebak dalam lingkaran gelap obat tidur, meninggal secara tragis karena overdosis. Namun, di dunia setelah kematian, ia terbangun dalam tubuh putri Duke Ashborn yang cantik dan berkuasa, bernama Lizra Ashborn, dalam Kerajaan Eldoria yang megah.

Terjebak dalam identitas baru yang jauh berbeda, dr. Lizza menyadari bahwa ia telah berada dalam jantung konspirasi dan intrik politik di kerajaan tersebut. Lizra, tubuh yang ia huni, merupakan sasaran perencanaan kejahatan yang meresahkan stabilitas kerajaan.

Dalam perjalanan yang penuh keputusan sulit dan pengorbanan, dr. Lizza harus menemukan keberanian dan kebijaksanaan untuk menghadapi musuh-musuhnya, sambil mengatasi konflik internalnya yang paling dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melsbay, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kesepakatan Diplomatis di setujui

Para pahlawan kita duduk di sekitar dua peti mati yang mereka buat untuk ksatria yang gugur. Wajah mereka penuh dengan kesedihan dan penghormatan saat mereka mengucapkan doa terakhir bagi saudara-saudara mereka yang telah pergi. Lizra dan yang lainnya dengan hati-hati menutup peti mati dan menempatkannya di tanah dengan hormat.

"Semoga kedamaian menyertaimu di kehidupan berikutnya. Kita akan selalu mengingatmu." Kata Rozen lirih lalu berdoa dalam hatinya.

Setelah menghormati ksatria yang telah gugur, mereka beralih untuk membersihkan kemah mereka yang kacau. Dengan kerjasama, mereka bekerja keras membersihkan barang-barang mereka dan merapikan segala sesuatunya. Lizra mengambil peralatan berobat dari tasnya dan mulai merawat mereka satu per satu.

Dengan keahlian dokter yang dimilikinya, dia dengan hati-hati membersihkan dan merawat luka-luka mereka, memberikan perawatan yang diperlukan untuk memastikan pemulihan mereka.

"Kalian harus beristirahat dengan baik. Saya akan merawat kalian sebaik mungkin." Kata Lizra dengan teguh sembari terus merawat dan mengobati yang lainnya.

Rozen duduk di samping Lizra, wajahnya penuh dengan rasa iba dan kekhawatiran. Dia merasa terharu melihat Lizra yang begitu peduli terhadap yang lainnya meskipun dia sendiri juga membutuhkan perawatan. Tanpa ragu, Rozen menarik Lizra agar duduk di depannya, memperlihatkan keinginannya untuk merawat luka-luka Lizra.

"Liz, sekarang giliranmu untuk diurus. Biarkan aku merawatmu."

"Yang mulia, aku baik-baik saja. Kamu juga butuh perawatan."

Rozen dengan lembut membersihkan luka-luka Lizra dengan kain bersih, hati-hati menghilangkan kotoran dan darah yang menempel di kulit Lizra. Meskipun masih terasa sakit, Lizra merasa tersentuh dengan perhatian Rozen. Rozen menempelkan perban dengan hati-hati di luka-luka Lizra, memastikan bahwa perawatan yang diberikannya tepat dan efektif. Tatapan lembutnya mengungkapkan rasa sayang dan kepeduliannya terhadap Lizra.

"Kamu sudah begitu berkorban untuk kami semua. Sekarang, biarkan aku merawatmu dengan baik."

Setelah selesai merawat luka-luka Lizra, Rozen menyeka keringat dari wajah Lizra dengan lembut.

Rombongan mereka duduk bersama di sekitar api unggun, wajah-wajah mereka masih mencerminkan kelelahan setelah pertempuran yang sengit. Namun, meskipun lelah, mereka tetap terjaga, siap untuk berdiskusi tentang situasi yang telah mereka hadapi. Duke Winslow, Rozen, dan Lizra duduk di depan, bertukar pandangan serius.

"Situasi ini semakin rumit. Kita harus mencari solusi untuk melawan ancaman monster ini."

Rozen mengangguk setuju, ekspresinya serius ketika dia berbicara. Dia merasa bertanggung jawab untuk melindungi wilayahnya dan orang-orangnya dari bahaya.

Kita harus bekerja sama dengan wilayah lain untuk mengatasi masalah ini. Kekuatan bersatu akan lebih efektif."

"Kita perlu mencari tahu sumber asal munculnya monster ini. Apakah ada sesuatu yang memicu peningkatan aktivitas mereka?" Lizra, meskipun terlihat lelah, masih memiliki ketajaman pikiran. Dia memberikan saran dan pemikirannya tentang cara terbaik untuk mengatasi situasi ini.

Mereka melanjutkan diskusi mereka, saling bertukar ide dan strategi untuk menghadapi ancaman monster yang semakin meningkat. Meskipun lelah, semangat mereka tetap kuat, dan mereka bertekad untuk menemukan solusi

untuk melindungi wilayah mereka dan orang-orangnya dari bahaya yang mengancam.

"Kita harus bertindak cepat. Tidak ada waktu untuk disia-siakan."

***

Fajar mulai menyingsing ketika rombongan mereka bersiap untuk kembali ke Duchy Winslow. Mereka berkuda dengan hati yang berat, membawa jenazah kedua ksatria yang telah gugur selama pertempuran. Wajah mereka penuh dengan kesedihan atas kehilangan tersebut. Ketika mereka tiba di Duchy Winslow, Marquess Clarke menyambut mereka dengan rasa khawatir yang tinggi. Wajahnya mencerminkan kekhawatiran atas nasib rombongan mereka, dan dia segera mendekati mereka untuk mengetahui apa yang telah terjadi.

"Apa yang terjadi di sana? Apakah semuanya baik-baik saja?" Marquess Clarke berlari menyambut rombongan yang melakukan perjalanan observasi monster.

Duke Winslow dan rombongan lainnya memaparkan kejadian yang mereka alami di perbatasan utara, menjelaskan pertempuran sengit yang mereka hadapi dan kehilangan yang mereka tanggung. Marquess Clarke mendengarkan dengan serius, wajahnya penuh dengan rasa simpati dan prihatin. Marquess Clarke merespon dengan rasa simpati yang mendalam atas kehilangan mereka. Dia menawarkan dukungan dan bantuan, siap untuk memberikan segala yang mereka butuhkan untuk mengatasi masa sulit ini.

Dengan hati yang berat, rombongan mereka menguburkan kedua ksatria yang gugur dengan penghormatan yang layak. Mereka berdiri di samping makam dengan kepala yang tegak, mengucapkan doa terakhir bagi saudara-saudara mereka yang telah pergi. Langit yang mendung mencerminkan kesedihan yang dirasakan oleh semua yang hadir. Setelah menguburkan ksatria yang gugur, rombongan mereka kembali rapat mendesak dengan para petinggi Duchy Winslow. Mereka duduk di sekitar meja, wajah-wajah mereka serius dan tegang, siap untuk membahas langkah selanjutnya dalam mengatasi ancaman monster yang semakin meningkat.

Para petinggi Duchy Winslow mendengarkan dengan serius saat rombongan mereka menjelaskan kejadian yang mereka alami di perbatasan utara. Duke Winslow memimpin diskusi, memberikan pandangannya tentang situasi tersebut dan menyerukan tindakan cepat untuk mengatasi masalah ini. Diskusi berlanjut dengan serius, para petinggi Duchy Winslow dan rombongan mereka bertukar ide dan strategi untuk menghadapi ancaman monster yang semakin meningkat.

"Kerjasama ini adalah kunci untuk menyelesaikan krisis ini dengan efektif dan berkelanjutan. Kita harus bekerja sama dengan wilayah lain untuk mengatasi ancaman ini." Lizra, dengan tekad yang kuat, tetap bersikukuh pada pendiriannya untuk melakukan kerjasama diplomatis dengan wilayah barat dan pihak Istana dalam menangani masalah monster di perbatasan wilayah utara. Dia menjelaskan dengan tegas dan meyakinkan mengapa langkah ini penting untuk menyelesaikan krisis tersebut.

Para petinggi Duchy Winslow, yang sebelumnya keberatan dengan ide kerjasama tersebut, mulai mempertimbangkan kembali pendapat Lizra. Mereka melihat urgensi dari situasi yang semakin mendesak dan menyadari bahwa langkah-langkah kolaboratif adalah satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini. Setelah mendengarkan argumen Lizra dan mempertimbangkan situasi yang semakin mendesak, para petinggi Duchy Winslow akhirnya setuju dengan ide kerjasama diplomatis tersebut. Mereka menyadari bahwa bekerja sama dengan wilayah barat dan pihak Istana adalah langkah yang bijaksana dan strategis. Dengan keputusan yang telah dibuat, para petinggi Duchy Winslow dan Lizra mulai merencanakan langkah-langkah selanjutnya dalam mengimplementasikan kerjasama diplomatis tersebut. Mereka berdiskusi dengan serius dan fokus, siap untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi krisis monster di perbatasan wilayah utara.

Rozen dan Lizra duduk di ruang rapat, wajah mereka penuh dengan perasaan lega dan harapan saat mereka menandatangani surat kesepakatan diplomatis dengan pihak Duchy Winslow. Surat tersebut menjadi bukti komitmen mereka untuk bekerja sama dalam mengatasi krisis monster di perbatasan wilayah utara. Setelah menandatangani surat kesepakatan, Rozen dan Lizra merencanakan langkah selanjutnya. Mereka berdiskusi dengan serius, menentukan rencana untuk menghubungi pihak Ashborn dan Istana kerajaan guna mencari dukungan dalam mengatasi masalah ini. Rozen dan Lizra juga merencanakan untuk menghubungi menara penyihir di wilayah timur, menyadari bahwa bantuan dari para penyihir bisa menjadi aset berharga dalam pertempuran melawan monster. Mereka menetapkan strategi untuk menghubungi pihak-pihak terkait dengan cepat dan efisien. Dengan rencana yang telah disusun, Rozen dan Lizra merasa lebih optimis tentang kemungkinan menyelesaikan krisis ini.

1
Hikam Sairi
baca
salwi
/Chuckle/
salwi
👍
salwi
🫰
Olive
up sering2 thor
Bird
👣👣👣👣
Keyzie
🦾🦾
Pembaca Setia
👣👣👣
sysyn
🤗🤗🤗
sysyn
🥲
cell
halo kak, izin koreksi. Lizza kan dokter yah. Do deskripsi novelnya penulisan dokter nya pakai "Dr" tapi yang bener itu "dr" kak. Soalnya kalau "Dr" itu gelar doktor bukan dokter
Melsbay: thankyou...
total 1 replies
IndraAsya
👣👣👣
Melsbay
😁
Rahmat Aljissri
Mantap
Keyzie
lanjutkan👍👍
sysyn
👍👍👍
Rinjani Putri
aku mampir juga ya tinggalkan jejak bintang
Melsbay: trims ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!