NovelToon NovelToon
LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

LunArbi ( Jodoh Dari Kembaran )

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: GadisBodoh

Disclimer ⚠️ kalo misalnya ada yang ga sesuai kenyataan mohon untuk di mengerti. ini cerita hanya mengalir sesuai fantasi di otak saya jadi kalo banyak kejadian aneh bin ga masuk akal mohon dimaafkan. sekali lagi ini hanya Fiksi. Terima kasih. 🙏🙏

but , happy Reading guys

Arbian , pemuda tampan dan juga mapan yang dulu hidup dengan rasa nyaman kini berubah setelah kepergian sosok yang berarti baginya.

Dia terpaksa harus menjaga seorang gadis karena permintaan konyol adiknya saat akan menghembuskan napas terakhirnya. Di satu sisi , Arbian sudah memiliki seorang gadis yang ia sukai.

Lantas bagaimana kelanjutan kisah Arbian ? terus ikuti kekanjutan dari cerita ini yaa ..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GadisBodoh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 26

Happy Reading..

..

...

Dua minggu kemudian..

" eh , udah pada denger ga bakal ada anak magang hari ini" ucap Karyawati dengan kemeja maroon.

" iya , katanya sih cewek " jawab Karyawati dengan jilbab cream.

" wah , lumayan ada degem di kantor ini bisalah gue gebet" sahut karyawan dengan gigi gingsul.

" woo, sadar diri lo udah tua bangka juga." Celetuk karyawati kemeja maroon itu.

" gue masih muda dan perkasa ya njing" jawab si gigi gingsul tak terima.

" udah udah malah pada berantem. Gue udah liat kok anak magang nya ." Lerai karyawan dengan kemeja biru muda.

" Siapa ?"

" sini sini kalian deketan sedikit."

Semua karyawan yang bergosip ikut mendekatkan diri kearah karyawan berkemeja biru itu.

" Dia mantan bos , si Laluna."

" what ?" " Apa ?"

Raut keterkejutan jelas tercetak di wajah para karyawan Arkatama Group. Laluna , gadis mungil yang merupakan mantan dari bos mereka akan magang di perusahaan mereka.

" gak bahaya tah ?" Celetuk salah satu dari mereka.

" dih , bagus dong kalo gitu mah. Siapa tau bisa celebek lagi mereka." Si hijab cream menyahuti.

" celebek apa ?"

" CLBK , hehee"

" dihhh " ucap salah satu dari mereka seraya menoyor kening s9 hijab cream.

" tapi , gue sih setuju banget kalo mereka balikan." Ujar Kemeja maroon yang mendapat anggukan dari lainnya.

" enggak jangan !" Tolak si gigi gingsul yang langsung mendapat tatapan horor dari yang lain." Kalo mereka balikan terus gue gimana ? Gagal dong dapet degem." Lanjutnya menunjuk diri sendiri.

Plakk!!

Beberapa pukulan langsung ia dapatkan dari beberapa karyawati.

" awwhh... sakit woii elah."

" syukuriiin ."

" jahat kalian" ujar si gingsul berdrama. Yang membuat rekannya memutar bola mata sebal.

Tok !! Tok !!

Suara ketukan serta pintu ruangan yang dibuka dari luar membuat semua orang menatap kearah pintu.

Munculah Nino yang datang dengan seorang gadis mungil yang tingginya hanya sedada bidang pria itu.

" maaf ganggu waktunya sebentar pak Riki " ucap Nino pada sang manager di ruangan tersebut.

" ah ya pak Nino ada yang bisa kami bantu ?" Jawab Riki - pria dengan kemeja biru.

" jadi begini , saya kemari hanya untuk memperkenalkan dia " menunjuk Laluna , yang langsung mengembangkan senyum manisnya membuat para pria disana terpesona.

" alamak senyumnya buat diabetes" celetuk Iqbal si gigi gingsul namun sedetik kemudian langsung menutup mulutnya.

" hehee , manis ya pak Iqbal senyumannya." Ucap Nino menggoda.

" he , i-iya pak Nino maafkan saya." Ucap Iqbal kikuk ia menggaruk tengguk belakangnya.

" tidak masalah ." Jawab Nino. " oke , jadi dia ini Laluna , karyawan magang yang akan menempati posisi Rini yang sedang cuti melahirkan. Jadi selama kekosongan itu , maka Luna lah yang akan mengisinya. Silahkan perkenalkan diri Lun."

Luna mengangguk , " hallo " sapanua tersenyum. " saya Laluna , karyawan magang yang akan menempati posisi kosong di devisi keuangan ini untuk sementara waktu hingga batas yang di tentukan. Mohon bimbingannya selama saya berada disini. Terima kasih." Ujar Luna memperkenalkan diri secara sopan dan santun.

" baik , itu saja pak Riki . Kalau begitu saya kembali keruangan saya. Untuk Luna , semangat "

" baik pak " sahut Riki dan Luna bersamaan.

Setelah kepergian Nino , Riki sang manager keuangan yang masih cukup muda itu langsung mengarahkan Luna untuk langsung ke meja kerjanya.

" silahkan Luna , meja kamu yang itu di sebelah meja Iqbal" ucap Riki menunjuk meja yang kosong.

" baik pak , terima kasih"

" sama sama "

Luna langsung berjalan ke arah meja nya. Tentunya hal itu membuat Iqbal senang bukan kepalang. Ia terus menatap wajah ayu itu hingga duduk tepat di sampingnya.

" hallo Luna perkenalkan saya Iqbal."

" hallo pak Iqbal , saya Luna ." Jawab Luna sopan.

" aduuhh emaaak , senyumnya bikin jantung mau copot . Kenapa pak Arbian bisa mutusin cewek spek bidadari demi cewek dedemit itu sih." Ujar Iqbal membatin.

" kerja Iqbal jangan godain Luna." Tegur Riki.

" siap pak Manager"

*

*

*

" Luna , boleh saya minta tolong ? "

" iya mbak , kalo aku bisa pasti aku bantuin" jawab gadis itu.

" tolong mintain tanda tangannya pak Arbian ya di dokumen ini. Saya kebelet banget ini soalnya"

Luna terdiam sejenak , apa katanya tadi keruangan Arbian dan harus bertemu dengannya. Aduh haruskah dia menolak ? Enggan sekali untuk bertemu lelaki itu pikirnya.

" Lun ..." panggil orang itu lagi.

" hah ? Iya mbak ?"

" gimana ? Bisa ? Tolong Lun aduh saya harus ke toilet sekarang ini."

" b-baiklah mbak , Luna anterin."

" maaf ya Lun ngerepotin."

" iya , gapapa mbak."

*

*

*

Ting !

Pintu lift terbuka Luna memeluk dokumen berisi laporan itu , langkahnya berjalan pelan menuju ruang kerja Arbian.

" hai Lun ?" Sapa Nino , yang kebetulan ruang kerjanya ada di luar ruang kerja Arbian.

" oh hai kak Nino , eh -- maksud saya pak Nino. Maaf pak belum terbiasa. "

" udah santai aja sih Lun ." Jawab Nino tak memepermasalahkan.

" hehe , hallo mbak Laras ." Sapa Luna saat melihat Laras.

" hallo Luna , mau anterin dokumen ya ?" Jawab Laras ramah.

" iya mbak , pak Arbiannya ada ?"

" ada , masuk aja."

Luna mengangguk , lalu berjalan kearah pintu dan mulai mengetuk pintu dengan sopan.

Tok !! Tok !!

"Masuk"

Setelah terdengar suara Arbian yang menyuruhnya untuk masuk. Luna langsung membuka pintu. Jantungnya berdegup kencang melihat ruangan yang pernah ia singgahi hanya untuk berkunjung sesekali. Namun , hari ini ia masuk kembali sebagai karyawan.

Ia berjalan ke arah Arbian yang masih fokus menatap layar laptopnya dengan tangan yang terus bergerak mengetik.

" maaf pak , saya kemari untuk memberikan laporan ini . Mohon di periksa dan di tanda tangani." Ucap Luna sopan.

Mendengar suara yang tak asing itu membuat Arbian menghentikan aktifitasnya ia mendongak untuk melihat siapa yang berbicara dengannya.

" Luna.." gumamnya.

" Letakkan saja disitu nanti saya koreksi ulang baru saya tanda tangani." Ucapnya dengan nada datar.

Luna mengangguk , tangannya terulur untuk meletakkan dokumen itu di atas meja Arbian.

" sudah pak , kalau begitu saya permisi."

"Hm"

Hanya deheman yang diberikan oleh Arbian sebagai jawaban. Namun , setelah pintu itu tertutup netranya langsung menatap nanar kearah sana.

Ia menghela napasnya setelah kilas bayangan kejadian tempo lalu kembali berputar di pikirannya. Ia menghentikan ketikannya lalu meraih dokumen itu untuk ia koreksi sebelum membubuhi tanda tangannya.

**

*

Luna langsung keluar dari ruangan itu, rasanya sesak berdua di suatu ruangan bersama Arbian.

" sudah Lun ?" Tanya Nino.

Luna mengangguk sebagai jawaban , " saya permisi ke ruangan saya dulu." Ucapnya.

" silahkan."

Brakk !

Baru saja akan fokus dengan kerjaannya lagi , Nino dikejutkan oleh Arbian yang membuka pintu dengan kasar. Raut wajahnya tampak tak bersahabat , ditangannya terdapat dokumen yang diberikan oleh Luna padanya tadi.

" Mana Luna ?" Tanya Arbian emosi.

" udah balik lah ke ruangannya. Kenapa ?"

Ck !

Arbian tak menjawab ia hanya berdecak kesal. Dengan langkah lebar ia berbalik dan berjalan menuju lift menuju lantai dimana Luna bekerja.

Melihat ada yang tidak beres membuat Nino langsung ikut mengejar.

*

*

Ceklek !

Brakkk !!

Sesampainya di ruangan yang ia tuju. Arbian langsung mencari keberadaan Luna. Tanpa mengabaikan sorot mata kaget para karyawan nya yang mendapat kunjungan mendadak itu . Arbian terus melangkah maju kearah meja Luna.

Brak !

Ia melemparkan berkas yang sejak tadi ia pegang dengan kasar ke meja kerja Luna.

" ya Allah.." kaget Luna seraya mengelus dadanya.

" ada apa ya pak ?" Tanya Luna kebingungan.

Melihat sikap Luna yang sok tidak mengerti apa apa membuat emosi Arbian meninggat.

" masih tanya kamu ? Lihat itu laporan yang kamu buat , buka lebar lebar mata kamu." Sentak Arbian.

Sentakkan itu membuat Luna dan yang lain jadi kaget dibuatnya.

" memangnya kenapa dengan laporannya pak ?" Tanya Luna masih tak mengerti , namun tangannya meraih kumpulan kertas itu.

" tanya lagi kenapa ? LUNA KAMU MAU BUAT PERUSAHAAN SAYA BANGKRUT HAH?" bentak Arbian pada Luna.

Luna yang mendapat bentakan itu spontan berkaca kaca , ia sendiir bingung apa kesalahan yang dia buat hingga Arbian begitu murka.

" maksud bapak apa ?" Tanya Luna dengan nada bergetar.

" Luna , saya tau kamu baru magang disini . Tapi setidaknya kamu harus bertanya kalo kamu tidak mengerti. Kalo punya mulut itu digunakan untuk betanya jangan bungkam. Lihat laporan yang kamu buat . KACAU LUNA , KACAU" cerocos Arbian.

" tapi pak, itu bukan ak-" Ucap Luna berusaha menjelaskan.

" tapi apa , hah ? Asal kamu tau kalo saja saya tidak mengoreksi ulang kerjaan kamu , perusahaan saya bisa rugi miliyaran Luna. Kamu mau tanggung jawab soal itu ? Enggak kan?"

Lagi dan lagi Arbian membentak Luna membuat gadis itu tak kuasa menahan air matanya.

" Arbian kenapa lo jadi emosi gini sih ? Lo ga liat dia nangis gitu." tegur Nino. Ia meraih pundak Luna untuk memberi usapan sebagai penenang.

" wajar gue marah Nin . Laporan yang dia buat itu kacau , salah sedikit aja perushaan gue bangkrut" pekik Arbian.

" ya tapi ga gini juga , lo bisa bilangin baik baik . Dia baru aja magang lo "

" Alah .. bela aja terus. Gue ga tau apa yang buat lo terus terusan bela ni cewek" tunjuk Arbian pada Luna marah.

" gue ga ngebela. Kita harus denger dulu alasannya gue tau dia salah tapi jangan marahin dia di depan karyawan lainnya juga Ar"

" terserah . Urus cewek ini Nin , lo kan yang mau dia magang disini. Jangan sampe dia bikin perusahaan gue rugi ."

Setelah mengatakan hal itu Arbian keluar dari ruangan itu dengan dada yang naik turun.

Sedangkan di ruangan, Luna sudah menangis sejadi jadinya dengan Nino dan yang lainnya menenangkan.

" hikkss.. sumpah Luna ga tau apa apa soal dokumen itu. Luna cuma di mintain tolong buat anterin doang ke pak Arbian .. hikksss." Isak Luna.

Saat Luna masih menangis , Riki yang penasaran dengan dokumen itu pun langsung memeriksanya. Dia sedikit aneh, harusnya dokumen itu sudah tidak ada masalah apalagi sebelumnya sudah mendapat persetujuan dirinya sebelum akhirnya diantar ke Arbian.

" loh, kok dokumennya kok berubah ?" Celetuk Riki. Yang membuat semua orang menatap kearahnya. "Ini mah , dokumen sebelum di revisi oleh Santi. Kalo yang udah siap di kasih ke pak Arbian kan ada tandatangan dari saya." Lanjutnya.

" Lun , siapa yang kasih dan suruh kamu antar dokumen ini?" Tanya Riki pada Luna.

" mbak Santi . Tadi, dia kebelet mau ke toilet" jujur Luna.

" terus mana orangnya." Tanya Nino dingin.

" belum balik paling bentar lagi pak." Jawab salah satu karyawati yang merasa iba pada Luna. Gadis itu harus di marah habis habisan karena rekan kerjanya yang salah kasih dokumen.

...****************...

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!