Suatu ketika, seorang gadis menerima ajakan untuk pindah dan tinggal di suatu negara perantauan Pamannya dan gadis cantik itu mulai bekerja di negara asing itu sebagai seorang pengawal. Ia merasa bahagia karena bisa tinggal di negara idolanya sendiri.
Tak berhenti hanya di situ, si gadis merasa semakin bahagia saat mendapati kenyataan bahwa dirinya akan bekerja untuk mengawal idolanya sendiri. Hingga suatu hari, kebahagiaannya memuncak bersamaan dengan rasa bingung dan terkejut saat idolanya melamar dirinya di depan para reporter di suatu acara yang besar.
Gadis itu merasa sangat bahagia hingga merasa hidup dalam mimpi. Namun, apakah gadis itu akan bahagia selamanya atau kebahagiaannya akan menjadi sirna? Atau mungkinkah hidup yang bagai mimpi indah itu ternyata berakhir dengan mimpi buruk hingga membangunkannya ke kenyataan pahit? Bagaimana kisah selengkapnya? Baca dan ikuti terus kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dilawrsmr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11 - Langsung pada Intinya.
Suasana hening dalam perjalanan menuju agency, Lee Damian memang terkenal dengan sosok yang pendiam dan terkesan cool. Sedangkan Luna adalah terbiasa tidak banyak bicara selain keperluan pekerjaan, terlebih saat ini gadis itu merasa gugup karena hanya berdua dengan idolanya yang tampan.
"Sekali maaf karena aku mengajakmu ke agency secara mendadak. Kalau begitu, biar aku jelaskan padamu soal alasan atas situasi acara malam itu sekarang sebelum kita sampai di agency," ujar Damian
"Tidak apa-apa, Tuan Lee. Lebih baik saat ini Anda fokus menyetir agar perhatian Anda tidak terbagi karena khawatir menyebabkan bahaya yang tidak diinginkan. Kita tidak ingin hal itu terjadi," ucap Luna
"Baiklah, aku mengerti kekhawatiranmu itu ... " kata Damian
Luna memang mengatakan agar Lee Damian fokus saat menyetir, namun sebenarnya itu hanya alasan karena enggan dan tidak siap mendengar penjelasan yang akan disampaikan oleh sang idola. Entah kenapa Luna merasakan firasat kuat bahwa dirinya hanya akan tersakiti saat mendengarnya hingga lebih baik gadis itu mengabaikannya.
"Aku bukan ingin berpikir negatif soal Lee Damian, tapi aku sepertinya benar-benar tidak akan sanggup mendengar alasannya," batin Luna
Suasana di dalam mobil pun kembali hening dan karena tidak ingin merasa canggung, Lee Damian memutar musik di dalam mobilnya. Musik yang diputar adalah kumpulan lagu grup idol Lee Damian, yaitu AVIOR.
"Apa tidak masalah kalau kita mendengar lagu AVIOR sampai tiba di agency?" tanya Damian
"Tentu saja, saya suka lagu-lagu kalian ... " jawab Luna seraya tersenyum kecil.
Suasana kini tidak terlalu hening dan setidaknya tidak secanggung pada awalnya karena musik lagu telah diputar. Saat hampir sampai di agency, Luna kembali mengeluarkan ponsel miliknya untuk mengabari Kepala Tim Ban.
Luna langsung menyimpan ponsel miliknya saat sampai di agency. Saat berjalan masuk bersama Lee Damian, ada penjaga di sana yang menghampiri.
"Silakan masuk, Anda sudah ditunggu di dalam."
Luna mengangguk kecil saat Lee Damian melirik ke arahnya seolah menanyakan apakah dia siap atau tidak. Keduanya pun terus berjalan hingga Lee Damian menghentikan langkahnya tepat di depan suatu ruangan dan Luna pun ikut berhenti.
"Luna, apa kau mau langsung masuk sekarang atau kau masih butuh waktu sebentar sebelum masuk?" tanya Damian
"Langsung masuk saja, saya tidak boleh mengulur waktu karena penjaga tadi bilang Anda sudah ditunggu. Mari, masuk bersama ... " jawab Luna
"Baiklah, ayo masuk," kata Damian sambil membuka pintu.
"Luna, kenapa kau terlihat santai sekali? Apa memang hanya aku yang merasa gugup di sini?" sambung Damian yang bergumam di dalam hati sambil lebih melangkah masuk ke dalam ruangan di depan Luna.
Begitu masuk ke dalam suatu ruangan mengikuti Lee Damian dari belakang, Luna melihat di dalam ruangan tersebut terdapat Manager Nam yang sedang bediri di samping seorang wanita yang tampak elegan dan auranya yang mendominasi. Luna langsung sadar bahwa kemungkinan besar wanita itu adalah pihak agency yang memiliki jabatan tinggi yang akan memimpin diskusi kali ini.
Wanita itu langsung tersenyum begitu melihat Lee Damian memasuki ruangannya bersama Luna. Sedangkan Manager Nam tampak menyembunyikan rasa gugupnya dengan wajah yang agak lelah.
"Selamat pagi dan selamat datang." Wanita itu menyapa dengan ekspresi percaya dirinya.
"Direktur-nim, Damian datang bersama Nona yang kami bicarakan sebelumnya. Namanya adalah Luna," ucap Manager Nam
Saat itu Luna langsung memberi salam di sana.
"Selamat pagi, nama saya Luna Feronia."
Wanita itu berdiri dari kursi kebesarannya di balik meja kerja kebanggaannya, lalu berjalan menuju ke arah sofa yang ada di sana.
"Semuanya, silakan duduk. Mari, kita bicara dengan nyaman."
Saat wanita yang dipanggil sebagai Direktur itu duduk, begitu juga Lee Damian dan Manager Nam, Luna pun ikut diduk setelah mereka.
Suasana saat ini bahkan lebih menegangkan dari saat murid bersalah yang dipanggil ke ruang guru atau ruang konseling, tentu saja!
"Sebelum mulai, saya akan memperkenalkan diri. Saya adalah Direktur dari agency ini dan ada juga idol dengan managernya di sini. Saya ucapkan terima kasih karena Nona Luna sudah bersedia datang memenuhi permintaan kami yang mendadak ini. Yang saya tahu, Nona adalah seorang pengawal yang sebelumnya terikat kontrak untuk memberi pengawalan pada grup idol kami, AVIOR. Benar begitu, kan?"
"Benar, Direktur-nim. Kontrak tersebut sudah berakhir sejak beberapa bulan yang lalu," jawab Luna
"Sebelumnya saya tidak begitu memerhatikan Nona hingga melihat siaran saat Nona berada di samping Damian di sebuah acara pada malam 3 hari yang lalu dan seperti yang telah banyak diketahui bahwa saat ini Damian sedang terkena masalah skandal dengan aktris bernama Han Hera dengan tuduhan perselingkuhan saat aktris tersebut telah menikah dan memiliki suami. Sebelum ini berlanjut, saya ingin dengar pendapat Nona. Menurut Nona, apa skandal itu benar adanya atau tidak?" Saat itu Luna memilih hening sejenak seolah memilih kata yang tepat sebelum menjawab pertanyaan tersebut
"Saya sudah mendengar soal skandal yang sering jadi perbincangan itu, saya tidak tahu apa pun soal skandal tersebut dan alasan di baliknya yang membuat itu tersebar luas. Namun, menurut saya skandal itu hanya rumor tak berdasar dan itu tidak benar. Saya merasa bahwa Tuan Lee tidak mungkin punya hubungan dengan seserang yang sudah bersuami dan nona Hera tidak mungkin berselingkuh saat usia pernikahannya masih dikatakan seumur jagung," ungkap Luna
"Saya merasa lega mendengarnya. Lalu, Nona ... saya tidak suka berbasa-basi, jadi kita langsung pada intinya saja. Setelah pernyataan yang dibuat oleh Damian pada sesi wawancara di acara malam itu, kami memutuskan untuk mewujudkan pernikahan kalian ... antara Damian dan Nona Luna. Kami dari pihak agency menyetujui hubungan kalian demi kebaikan bersama dan tidak masalah meski pun kalian berdua mempublikasikan hubungan ini pada media luas." Lee Damian pun ikut merasa lega saat mendengar bahwa Luna mengatakan skandal tersebut tidaklah benar, namun idol tampan itu bertambah gugup saat menunggu jawaban Luna atas keputusan agency-nya terkait untuk mewujudkan pernikahan.
Saat itu, tentu saja Luna merasa begitu terkejut dengan penuturan Direktur agency tersebut. Menurutnya ini bahkan melebihi dari sekadar berkata blak-blakkan. Luna pun berusaha untuk tetap tenang.
"Mohon maaf sebelumnya, saya tidak menyangka pembahasan saat ini akan sejauh itu. Saya masih berusaha mencernanya bahkan setelah acara pada malam itu. Saya masih saja tidak mengerti. Namun, apa ini memang keputusan yang tepat saat diambil dalam waktu secepat ini?" tanya Luna yang berusaha untuk tetap rasional.
"Ini sudah menjadi keputusan yang kami ambil setelah diskusi panjang, meski begitu keputusan akhir tetap ada pada Nona Luna. Nona juga memiliki waktu untuk memikirkan hal ini dengan baik, namun saya tetap berharap dan menanti pilihan terbaik dari Nona."
Perasaan Luna saat ini lebih kompleks dari saat Lee Damian memperkenalkannya sebagai pasangan di hadapan para reporter, namun kali ini yang dirasakannya lebih besar pada khawatir, cemas, resah, gelisah, gundah, gulana.
Apa lagi Direktur agency Lee Damian memberikan Luna hak memilih keputusan akhir dan waktu, namun meminta Luna untuk menentukan pilihan terbaik seolah tetap mendesaknya untuk menerima keputusan yang telah dibuat.
Sebelumnya dikatakan untuk diskusi bersama, namun yang bicara hanya Direktur agency tersebut dengan Luna, sedangkan Lee Damian dan Manager Nam hanya sama-sama diam.