NovelToon NovelToon
Remuk Hati, Bidadari Papah!

Remuk Hati, Bidadari Papah!

Status: tamat
Genre:Tamat / Naik Kelas / Keluarga / Persahabatan / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / trauma masa lalu / bapak rumah tangga
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Cici Hardi

seorang anak yang berjuang untuk kembali bersekolah setelah lama sakit jiwa dan membawanya pada harapan bisa menjalankan tugas sebagai anak didik disekolah impian bersama teman-temannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cici Hardi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Rencana berlibur, ikut papah ke kota

Hari ini, tepat tiga bulan berlalu, setelah aku resmi diterima disekolah yang aku inginkan. Bersama besti, aku menjalani hari-hari ku dengan penuh keceriaan. Banyak cerita mereka bagikan padaku, aku pun sama banyak cerita, aku bagikan pada mereka semua. Baik itu cerita sedih, senang, dan rasa marah. Semuanya mereka tahu, isi hatiku dan tidak ada aku tutup-tutupi.

"Besti, kalian mau berencana liburan kemana?" Tanya Rasti pada kita semua dibangku sekolah.

"Aku sih, kerumah nenek- kakekku!" Jawab findi dengan semangatnya.

"Kamu Nanda mau kemana?"

"Aku mau keliling kampung saja."

"Kenapa?"

"Aku tidak ada tujuan, kemana-mana."

"Kamu Dil, rencana berlibur kemana?"

"Aku.. aku."

"Ada apa?"

"Tidak ada."

"Lalu mau libur kemana ?"

"Ikut papah ke kota." Ujar dilla tiba-tiba ingat papanya dan berkata tanpa berpikir lagi.

"Kamu mau ikut papamu, ke kota?"

"Iya."

"Kamu, gak takut dimarahi papamu?"

"Tidak masalah, papah menyayangiku."

"Semua orang tua, sangat sayang pada anaknya."

"Lalu?"

"Bukan berarti tidak sayang, jika dilarang ikut ke kota."

"Kenapa bilang begitu?"

"Kita masih anak-anak."

"Mengapa kalau kita anak-anak?"

"Maka dari itu, orang tua akan cemas, kita kenapa-kenapa dijalan."

"Sok tahu kamu besti."

"Emang benar kok."

"Apanya yang benar?"

"Papamu takut, kamu jatuh dari motor."

"Nanti aku pegangan erat dan memeluknya lengket seperti perangko."

"Hehehe bisa saja besti."

"Iya lah."

"Terserah kamu deh."

"Kamu sendiri, Rasti mau kemana?" Tanya Nanda dengan ekspresi muka lucu.

"'kemana aja boleh."

"Apaan sih kamu."

"Aku salah, kalau kerjain kamu."

"Tapi, jawab aja tujuan kemana."

"Aku bersama adik-adikku dirumah."

"Arti?"

"Gak kemana-mana."

"Aduh, Rasti kamu buat kami bingung."

"Bingung kenapa?"

"Kamu sibuk bertanya kami mau kemana."

"Ya."

"Malah kamu.. gak kemana-mana."

"Hehehe, aku hanya ingin tahu kalian, berlibur kemana. Meski, aku gak kemana-mana."

"Sungguh, terlalu kata Haji Roma irama. Findi menanggapi omongan Rasti, yang seperti nada bercanda.

"Ada-ada saja kamu, besti." Ujar Nanda setelahnya.

"Ya sudah, cukupkan saja obralan kita ini. Kita pulang kerumah saja masing-masing. Setelahnya, berpikir mau berlibur kemana. Tutur panjang Dilla kemudian.

Dari percakapan mereka telah direncanakan untuk berlibur, dengan bersama keluarga tercinta masing-masing. Satu ingin dikampung saja, satu lagi kerumah kakek-neneknya, satu belum bilang mau kemana, dan bahkan satunya mau libur kekota tanpa pikir panjang.

"Mah, papah mana?"

"Papamu, ada dibelakang rumah."

"Mau kemana Dilla?"

"Mau menemui papah."

"Gak ganti baju dulu."

"Nanti aja mah."

"Aku mau bicara, sama papah dulu."

"Ya sudah."

"Papah.."

"Sayang, kamu gak ganti baju?"

"Nanti deh pah."

"Ada apa sayang."

"Papah, kapan ke kota lagi?"

"Kenapa tanya itu nak?"

"Jawab dulu, pah."

"Seminggu lagi."

"Lama pah."

"Dilla biarin papa, pergi lagi? Dilla gak mau, papa menemani Dilla lama dirumah."

"Bukan itu pah. Dilla mau ikut papah ke kota."

"Ngapain nak?"

"Mau liburan disana pah."

"Papa ke kota itu, bukan liburan nak. Papa kesana, untuk bekerja."

"Papah kan, bisa bawa Dilla ke kota, dan melihat papah bekerja."

"Sayang, ke kotanya itu jauh nak. Papa takut bawa anak kecil kesana."

"Kenapa pah?"

"Papa takut Dilla kenapa-kenapa dijalan."

"Pah, Dilla baik-baik nanti."

"Sayang, papa takut Dilla jatuh dari motor."

"Nanti Dilla pegangan yang kuat."

"Sayang, dengarkan papa! Papa sayang Dilla, dan tidak mau sampai Dilla jatuh, apalagi tubuh anakku ini kesakitan." menyentuh bahu anak dan membelainya.

"Papah, Dilla tetap akan ikut ke kota." Rengekannya tak henti-hentinya, hingga ia terus-terusan menangis dan tersedu-sedu.

"Dilla sayang, bangun! papah gak kuat lihat Dilla nangis begini." menyentuh kedua bahu anak dan menyelipkan tangannya masuk kedalam sisi ketiak kanan-kiri serta mengangkat untuk diberdirikan.

"Papa, harus ikuti maunya Dilla." menatap tajam papanya dengan linangan air mata yang terus menganak sungai.

"Baiklah papa menyerah. Tapi, Dilla hapus air mata ini. Papah tidak mau, ada air mata dimata indah Dilla.

"Papah."

"Sayang, sini!" mendekap anaknya dengan eratnya, dan mengusap punggungnya berkali-kali, sehingga menenangkan perasaan Dilla yang sempat bersedih, oleh papanya yang menolak Dilla berlibur ke kota.

"Papah "

"Iya sayang."

"Dilla, bahagia. Ada papah bersama Dilla. Apalagi papah, mau Dilla ikut ke kota."

"Papa juga bahagia, bisa bersama Dilla anakku."

"Terimakasih ya pah."

"Sama-sama sayang."

Disaat dalam posisi berpelukkan, saudara Dilla, Handi menghampiri mereka, dengan wajah agak menggambarkan kurang menyenangkan untuk dipandang.

"Papah."

"Handi nak, sini dekat papah!" ujar papa seraya melepas pelukan.

"Papah, aku perlu bertanya."

"Apa itu nak?"

"Aku, ada tugas sekolah."

"Lalu?"

"Aku disuruh guru, membuat karya perahu dari kayu."

"Kemudian aku ditugaskan menyelesaikan dalam dua puluh hari. Tapi, aku kurang tahu cara membuatnya pah."

"Nanti papa, beritahu cara membuatnya. Kamu siapkan semua bahannya, setelahnya kita sama-sama buatnya."

"Baiklah pah."

"Sayang, kamu masuk rumah dan ganti pakaian. Setelah itu, sarapan dan mandi saat sore nanti." ujar papanya mereka pada Dilla.

"Iya pah."

"Pah, aku pamit juga masuk rumah."

"Baik nak."

Setelah mereka berdua, berlalu masuk rumah. Papanya pun lanjut akan pekerjaan yang sempat tertunda. Menjemur buah cokelat yang masih segar, agar segera kering oleh panasnya matahari.

"Akhirnya selesai juga, pekerjaan sedari pagi." Gumamnya dalam hati dengan perasaan lega.

"Dilla, aku peringatkan kamu! Jangan suka bermanja-manja sama papah."

"Ada apa kak?"

"Jangan bantah omonganku!"

"Kakak kenapa?"

"Aku gak suka ya! Kamu sangat dekat papah. Apalagi seakan-akan kamu yang paling disayangi."

"Dilla tidak merasa begitu."

"Jangan bohong kamu!"

"Mengapa kakak kasar begini."

"Kamu harus tahu! Kamu gadis paling menyebalkan di dunia ini."

"Apa aku ada salah kak?"

"Banyak sekali salahmu!"

"Apa saja itu kak?"

"Pertama, kamu lahir ke dunia ini. Kedua, kamu anak yang sangat menyebalkan dan sangat ingin berkuasa sendiri, dan ketiga, aku harapkan kamu tidak ada diantara kami semua."

"Apa segitu benci mu kak padaku?"

"Kebencianku tidak bisa diukur, dengan apapun itu."

"Astagfirullah kak, aku adikmu."

"Aku tidak mengharapkan kamu."

"Kakak tega padaku."

"Ada apa ini?" kak Ari menyela percakapan kami tiba-tiba dan menghampiriku.

"Gak ada kak." balas ucap kak handi dengan salah tingkah.

"Dilla coba jelaskan pada kak Ari."

"Kak Ari, tenang ya. Gak ada kok, masalah diantara kami berdua."

"Baiklah kalau begitu."

"Handi ikut aku ke teras rumah."

"Ada apa kak?"

"Ada yang mau aku omongin."

"Dilla, masuk ke kamar dulu dan istirahat ya."

"Iya kak."

"Apa yang mau diomongin kak."

"Handi, jangan coba-coba kamu berbuat kasar pada Dilla!"

"Apa kak?"

"Jangan pura-pura bodoh kamu! Aku dengar semuanya. Kamu marahi Dilla, oleh dia dekat sama papah."

"Tidak kak."

"Terserah mau bilang apa. Aku hanya peringatkan kamu jangan berbuat macam-macam dan menyakitinya."

"Baiklah, aku pamit pergi."

"Kalau lagi ngomong, dengerin dan jangan langsung pergi saja."

"Ada apa ini Ari?"

"Apanya itu mah?"

"Mama, dengar seperti kalian berantem."

"Itu hanya, perasaan mama saja."

"Kamu gak bohong kan Ari."

"Mana aku bisa berbohong pada mamah."

"Ya sudah, mama lanjut masak lagi."

"Ya mah."

1
pal ishwaroppo97@gmail.com
lanjut
pal ishwaroppo97@gmail.com: bagus
pal ishwaroppo97@gmail.com: bagus
total 2 replies
Layla
Buat saya, ini sih cerita yang harus masuk ke dalam top chart semua platform.
Cici Hardi: terimakasih saudara
total 1 replies
Oralie
Ngakak terus-terusan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!