NovelToon NovelToon
Pendekar Sakti Thung Seng

Pendekar Sakti Thung Seng

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Balas Dendam / kelahiran kembali menjadi kuat / Dunia Lain / Dendam Kesumat / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:12.5k
Nilai: 5
Nama Author: Pencari keabadian

Thung Seng seorang jenius beladiri yang juga memiliki seorang istri yang cantik jelita, dimana hal tersebut memancing iri dan dengki dari kakak seperguruannya sendiri.

Dengan memanfaatkan kekuasaannya sebagai seorang Raja dan melakukan kolaborasi dengan orang kepercayaannya Thung Seng, maka kakak seperguruan Thung Seng berhasil menangkap bahkan menghancurkan ilmu kungfu yang dimiliki oleh Thung Seng.

Sanggupkah Thung Seng yang kehilangan ingatan dan kehilangan kungfunya melakukan balas dendam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pencari keabadian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13. Perubahan Wujud.

Thung Seng terbangun ketika cahaya matahari pagi menerpa dirinya.

“Kau sudah bangun Nak.”

Thung Seng yang baru bangun tidak menjawab melainkan melihat keadaan disekitarnya.

“Hmm sepertinya Aku pingsan tadi malam, tapi kenapa Aku bisa berada di atas ranjang?”pikir Thung Seng keheranan.

“Ayo lekas bangun, ada yang harus kubicarakan sekarang,”ucap tabib Chan Bei.

Thung Seng segera bangkit dan turun dari ranjangnya, alangkah herannya Thung Seng karena celananya melorot dengan cepat.

Dan lebih terperanjat lagi ketika sedang menarik celananya, Thung Seng melihat bayangan di kaca adalah sosok Anak kecil berusia dua belas tahun.

“Hahahahaha,”tawa tabib Chan Bei ketika melihat wajah Thung Seng yang terkesima dengan mulut yang menganga.

“Apa yang Kau lakukan padaKu?! Kembalikan wujudKu seperti sedia kala!”seru Thung Seng dengan nada ketus.

“Hahaha Nak, lekas duduk kemari, ada yang hendak kubicarakan selagi tubuh proyeksi astralKu berada di sini,”ucap tabib Chan Bei, dimana rubuhnya sekarang ini sedikit bercahaya.

Thung Seng segera berjalan dengan satu tangannya memegang celananya dan kemudian duduk di kursi.

“Nak, Kau sungguh beruntung, tiga pil yang Kau makan itu adalah pil untuk membuat orang kembali muda, dan Aku tidak bisa mengembalikan kembali tubuhMu,”ucap tabib Chan Bei dengan tersenyum.

“Apa??? Lantas dimana tubuhMu yang asli?”

“Hmm Kau tidak perlu tahu dimana tubuhKu yang asli, Aku sudah pergi jauh untuk mengambil tanaman langka agar Aku bisa membuat pil tiga warna yang lain. DantianMu akan sembuh dalam tiga hari dengan syarat bagian perutMu tidak terpukul dalam waktu tiga hari tiga malam,”ucap tabib Chan Bei memberikan keterangan.

“Lantas bagaimana dengan amnesiaKu?”

“Huh untuk penyakit lupa ingatanMu, Aku tidak bisa menyembuhkan, semua ini salahkan kepada tubuhMu yang membuat jarum-jarumKu pada patah. Ada dua cara agar Kau sembuh dari amnesia, apakah Kau mau mencobanya?”

“Lekas katakan Pak tua, tidak usah bertele-tele,”ucap Thung Seng dengan kesal.

“Baik, cara pertama adalah Kau pinjam jarum dewa dari partai Surga dan temui Aku kembali. Sedangkan cara kedua adalah Kau pergi ke negara Yinhwiej di utara, pergi ke padang es, bunuh serigala es perak kemudian ambil darahnya, di atas meja sudah kusediakan tabungnya. Setelah itu pergi ke negara Kinten cari bunga inti api yang berada di dalam gunung api Murog.

Kalau sudah dapat keduanya, segera Kau makan bunga inti api bersamaan dengan darah serigala perak.”

“Dimanakah letak partai Surga?”

“Aku tidak tahu, oya cincinMu kupinjam dahulu karena buku kungfu yang ada di dalam cincin percuma kalau dipegang oleh Kau yang dantiannya baru sembuh, sebagai gantinya di atas meja sudah kutaruh buku kultivasi tingkat awal,”jawab tabib Chan Bei yang tak lama kemudian tubuh proyeksi astralnya menghilang.

Thung Seng merenung beberapa saat kemudian bangkit berdiri dan membongkar lemari baju milik tabib Chan Bei, sampai akhirnya ditemukan sebuah baju dan celana yang tidak terlalu besar.

“Hmm hanya baju dan celana ini yang ukurannya terkecil di antara yang lain, biar lah Aku pakai,”pikir Thung Seng.

“Hmm lumayan walaupun masih agak kebesaran,”pikir Thung Seng yang kemudian mengambil tabung dan buku kultivasi dasar kungfu yang berada di atas meja.

Thung Seng segera keluar dari rumah tabib Chan Bei dan memanggil Hitam Tampan.

“Hitam Tampan ini Aku Pek Liong temanMu, ayo lekas kemari jangan hanya mematung saja,”ucap Thung Seng.

Hitam Tampan terlihat ragu-ragu sesaat, kemudian mendekati Thung Seng kecil.

Thung Seng segera mengelus-elus wajah Hitam Tampan, kemudian Thung Seng berusaha naik tapi gagal karena badannya yang kecil, melihat Tuannya kesulitan, maka Hitam Tampan menurunkan badannya sehingga Thung Seng bisa naik ke atas kuda.

“Huh badan ini sungguh merepotkan,”gumam Thung Seng.

Thung Seng dengan menaiki Hitam Tampan segera menuruni puncak gunung.

Ketika Thung Seng dalam perjalanan turun, Thung Seng berpapasan di jalan dengan kereta kuda yang ditumpangi oleh Yang Giok.

Yang Giok yang sedang bermeditasi di dalam kereta kuda tidak melihat Thung Seng yang melewatinya.

“Hmm bukankah itu kereta kuda yang hampir Kutabrak kemarin?”pikir Thung Seng.

Kereta kuda milik Yang Giok tetap melaju ke atas sedangkan Thung Seng dengan Hitam Tampan turun ke bawah.

“Hahaha,”tawa sais kuda.

“Mengapa Kau tertawa, seperti ada yang sangat lucu?”tanya Yang Giok.

“Maaf telah mengganggu meditasi Kakak, hanya saja bocah yang tadi lewat terlihat sangat lucu dengan bajunya yang kedodoran duduk di atas kuda yang lumayan besar bila dibandingkan dengan tubuhnya,”jawab Adik seperguruan dari Yang Giok yang menjadi sais kuda.

“Hmm Kau benar, bocah itu sungguh lucu,”balas Yang Giok yang menengok ke belakang, hanya melihat bagian belakang tubuh Thung Seng dan kudanya dengan tersenyum.

Tak berapa lama kemudian kereta kuda sampai di rumah milik tabib Chan Bei.

“Kakak, seperti habis ada pertempuran, rumah tabib Chan Bei bolong.”

Yang Giok segera turun dari kereta kuda dan Mereka berdua segera melakukan pengamatan ke dalam rumah tabib Chan Bei.

“Rumahnya berantakan, Aku akan periksa kamarnya,”ucap Yang Giok.

Tak lama kemudian Yang Giok sudah keluar dari kamar.

“Aku menemukan baju yang penuh bercak darah dan pakaian-pakaian yang pada berantakan,”ucap Yang Giok.

“Lekas Kita turun untuk bertanya kepada bocah yang barusan turun, bau darah pada baju ini hampir sama dengan bau bocah tadi,”ucap Yang Giok.

Sementara itu Thung Seng dengan tenang menuruni gunung.

Thung Seng sudah melewati tempat dimana Ia bertempur dengan ular besar.

Sepuluh menit kemudian Thung Seng melihat seorang yang sedang berlutut dengan sedih di depan dua gundukan tanah yang ada nisan kayu di masing-masing gundukan tanah.

Orang yang sedang berlutut dengan sedih berperawakan kekar dengan memakai baju dari kulit macan tutul.

“Sungguh kasihan, sepertinya Orang itu kehilangan kedua orang tuanya,”pikir Thung Seng sambil melewati Orang itu.

Baru saja sepuluh langkah turun, tiba-tiba terdengar teriakkan,”Berhenti!”

Teriakkan keras dari orang tersebut membuat Hitam Tampan menghentikan langkahnya dengan kaget.

Ketika Thung Seng menengok, yang dilihatnya Orang barbar tersebut sudah meloncat dan mengarahkan tinjunya ke arah kepalanya.

Tinju Orang tersebut segera disambut oleh tinju Thung Seng.

“Blanggg!!”bunyi pertemuan dua tinju tersebut.

Orang barbar tersebut terlempar cukup jauh.

Hitam Manis jatuh ke samping, sedangkan Thung Seng masih sempat melompat sehingga tetap bisa berdiri dengan selamat.

“Hitam Manis, sepertinya ada yang salah dengan otak Orang tadi,”ucap Thung Seng dengan perlahan.

“Raaahhh! Beraninya Kau mengangap Aku sebagai Orang gila, dasar bocah!”teriak Orang barbar itu dengan marah.

“Huh lantas kenapa tanpa sebab Kau memukulKu?”tanya Thung Seng.

“Bocah, Kau membunuh dua saudaraKu!”

“Aku tidak membunuh dua saudaraMu, kenal juga tidak,”balas Thung Seng.

“Hmm masih mau mengeles, bau darah yang menempel di tubuhMu sama dengan bau darah dua saudaraKu!”

“Bau darah?Oh maksudMu ular dan macan?”

“Ya, keduanya adalah saudaraKu! Sekarang terimalah kematianMu!”ucap Orang barbar tersebut yang kemudian menggerakkan tangannya dan kemudian meninju dari jauh.

Dari tangan orang tersebut keluar bola api yang tidak mengenai Thung Seng sama sekali melainkan merobohkan dan membakar pohon di depan Thung Seng.

Terlihat tinju Orang barbar tersebut ditepis oleh Yang Giok dan kemudian dengan cepat Yang Giok melompat mundur.

“Aku tidak bisa bertempur selama tiga hari tiga malam, lebih baik lihat situasi dulu, kalau ada kesempatan baru kabur,”pikir Thung Seng.

Setelah jeda sesaat, kembali Orang barbar tersebut melayangkan tinjunya, kali ini sasarannya adalah Yang Giok.

Bersambung :))

1
Amelia
semangat terus ❤️❤️
RisingPhoenix: Terima kasih 🙏🏼🙏🏼🙏🏼, sama-sama semangat sebagai penulis 💪🏼😃👍🏼.
total 1 replies
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
RisingPhoenix: Terima kasih atas kunjungannya dan salam kenal juga 🙏🏼😃.
total 1 replies
ayub tambunan
ini yang bikin malas baca masa jadi anak 12 tahun giman mau berkelahi nya maaf nda jadi lanjut baca
RisingPhoenix: Terima kasih atas kunjungannya. 🙏🏼.

Justru di situ uniknya cerita ini, karena dengan tubuh istimewanya serta kungfunya yang naik dengan cepat serta interaksi yang unik dengan burung besar 🙏🏼😃.
total 1 replies
jaka saba jati
katanya pek liong...knapa manggilnya tung seng
RisingPhoenix: Pek Liong nama pemberian ketika Dia tidak tahu nama aslinya, sedangkan Thung Seng adalah nama aslinya.

Terima kasih sudah berkunjung membaca 🙏🏼🙏🏼🙏🏼.
total 1 replies
Membo 69
cocok judulnya pendekar bloon😆😆😆
RisingPhoenix: 😂😂namanya juga lupa ingatan jadi minim pengalaman 😃😃😃😅🙏🏼
total 1 replies
Membo 69
kalau alur cerita ada POV sepertinya kurang apik Thor..Napa ngga dijadikan satu dgn. plot ceritanya .seakan terkesan cerita dipaksakan jadinya🥱
RisingPhoenix: Baik, terima kasih atas sarannya 🙏🏼
total 1 replies
Membo 69
jgn diulang ulang kalimat yg sama..dan kosakata juga perlu dibenahi bro
Razali Azli
cerita novel dah menarik. tapi nama² watak sangat tidak menarik. saranku thor, akan datang atau jika ada novel baru usahakan agar nama watak dan tempat dijadikan lebih baik.
RisingPhoenix: Razali Azli, terima kasih atas masukannya 🙏🏼
total 1 replies
RisingPhoenix
Terima kasih 🙏🏼🙏🏼🙏🏼😃
Ismaeni
lanjut thor,ceritanya menarik
RisingPhoenix: Terima kasih atas dukungannya @ismaeni 🙏🏼
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!