“Tenanglah! Aku ada di sini untukmu.”
Ana seorang gadis yatim piatu yang asal mulanya tinggal bersama pamannya, Ana masih duduk di bangku SMA usianya baru 18 tahun,
dia terpaksa sekolah sambil bekerja di rumah seorang pria tampan yang tak lain adalah bos di tempat pamannya bekerja. Ana terpaksa melakukannya karena keinginan bibiknya yang tak menyukainya dan hanya akan menambah beban bagi keluarga mereka. Namun siapa sangka kehadirannya di rumah majikannya itu bisa membuat seorang pria tampan sedingin es semacam Haris Mahendra (28 tahun) tanpa sadar sudah jatuh cinta kepadanya. Akankah perjalanan cinta mereka akan berjalan mulus? sementara Aris sendiri sudah memiliki seorang wanita yang sangat di cintainya yaitu Bellena, istri nikah sirinya. Mereka terpaksa menikah siri karena alasan kedua belah pihak keluarga mereka yang tidak menyetujui hubungan mereka.
Penasaran?
Yuk cus langsung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rova Afriza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Dua belas
Siangnya.
Aris memutuskan untuk segera pulang ke rumahnya, hari ini emosinya benar-benar tak stabil, karena ulah Wisnu dan juga Anis yang berani ikut campur dalam urusan pribadinya.
Bahkan siang ini dia justru memberikan tugasnya kepada Rey, Agar Rey sendirilah yang akan menangani klien pentingnya yang datang dari luar negeri tersebut.
"Benar-benar keterlaluan, hanya karena uang, mereka sampai berani ikut campur dalam urusanku!" Maki Aris geram.
Setelah puas merendam tubuhnya di dalam Bathup, dia pun langsung memutuskan untuk segera bersantai di ruang tamu rumahnya, dengan hanya mengenakan pakaian celana pendek di atas lutut, dan juga baju lengan pendek yang menampilkan otot-otot kekarnya.
"Rupanya gadis itu sudah pulang dari sekolah." Gumam Aris, saat melihat sebuah tayangan drama korea di televisinya yang sudah menyala.
"Na..na...." Sekali-kali Ana bersenandung. Seraya tangannya membawa sebuah nampan yang berisikan Es coklat dan juga stik Kentang goreng yang baru saja di buatnya itu menuju ke ruang tamu, untuk camilannya menonton drama kesayangannya itu.
Setelah tiba di ruang tamu, diapun langsung menaruhkan nampannya di atas meja, tanpa menyadari kehadiran Aris di sana sedikitpun, karena matanya hanya terlalu fokus menatap ke arah layar televisi selebar 34 inch itu.
Di saat dia menemukan adengan yang menurutnya begitu lucu, dia pun langsung tertawa terpingkal-pingkal, dengan bebasnya.
"Ternyata kau bisa tertawa sereceh
itu juga eh, saat tak bersamaku." Batin Aris.
Matanya terus memperhatikan semua gerak_gerik gadis itu.
"Wuahhhh." Ana langsung malu sendiri saat matanya melihat adengan yang menurutnya begitu mesra di tv kali ini. Wajahnya sudah ia tutupi dengan kedua tangannya karena malu.
Jangankan melakukan adengan seperti yang ada di televisi, berkencan dengan seorang pria saja dia tak pernah tahu rasanya seperti apa.
Sementara Aris kali ini sudah fokus menatap ke arah benda yang ada di hadapan gadis itu.
Glek...
Aris langsung menelan liurnya saat melihat di sana ada segelas besar air es, kebetulan juga saat ini dia memang tengah dahaga.
Dengan langkah perlahan namun pasti, kakinya sudah berjalan ke arah Shofa yang di duduki oleh gadis itu. Setelah menghabiskan setengah dari gelas es tersebut, kini tangannya sudah menjumput stik kentang yang begitu mengunggah seleranya itu.
"Ana! buatkan stik kentang kembali untukku!" Perintah Aris. Saat melihat stik kentang yang ada di dalam piringnya itu tinggal sedikit.
"Aaaaaa......aaaaaaa." Ana pun langsung histeris karena terkejut, saat melihat majikannya itu tiba-tiba ada di sampingnya, di tambah lagi saat dia melihat penampilan seksi sang majikan.
Lagi pula, penampilannya saat ini juga termasuk seksi, ah rasanya Ana langsung ingin menenggelamkan wajahnya di bak mandi saat itu juga karena malu, andai tadinya dia masih berpakaian lengkap, sampai kapanpun, majikannya itu tak akan pernah melihat penampilannya yang seperti ini, semua ini salahnya karena menganggap di rumah hanya dia seorang diri, dia jadi seenaknya saat berpakain, dia benar-benar tak menyangka kalau pria itu, akan pulang secepat ini dari kantor.
"Stopp....!" Bentak Aris.
"Suaramu merusak pendengaranku! lagi pula kenapa kau harus sampai sehisteris itu saat melihatku!?"
"Maaf, bukan maksud Ana seperti itu pak, Ana hanya kaget karena bapak tiba-tiba muncul di hadapan Ana," Ujar Ana memberi penjelasan.
"Tepatnya seperti jailangkung, datang
tak di jemput, pulang tak di antar," Batinnya merutuki pria itu.
Dia tak habis pikir, kenapa bisa majikannya itu berpakaian terbuka seperti itu, kalau di rumah hanya ada dia seorang, Ana tak akan kesal, tapi, situasi saat ini berbeda.
"Ya sudah, kerjakan tugasnya sekarang! apa kau mau gajimu di potong bulan ini!?" Ancam Aris sembari menatap tajam ke arah lawan bicaranya itu.
Setelah mendengar ancaman pria itu, Ana pun langsung buru-buru kembali ke dapur, untuk mengerjakan tugasnya.
"Kalau gak punya uang gak usah sok-sok an, cari ART," Gerutu Ana.
"Heh! kau bilang apa barusan?" Teriak Aris dari luar tamu. Saat telinganya tanpa sengaja mendengar ocehan gadis itu.
"Saya gak bilang apa-apa pak, saya cuma lagi latihan drama," Ujar Ana memberi alasan. Pedahal saat ini tangannya sudah melampiaskan amarahnya kepada sayur mayuran yang ada di dapur, sambil membayangkan kalau sayuran itu adalah majikannya.
"Huh! dasar pria konyol."
Maki Ana.
Lalu melemparkan sayuran yang sudah rusak tersebut, ke dalam bak sampah.
Sementara itu Aris tak lagi menggubris ucapannya. Matanya sudah kembali sibuk menyaksikan acara televisi, karena menurutnya tontonan gadis itu juga cukup untuk menghiburnya, di kala hatinya yang sedang kegundahan seperti ini.