Ara bingung karena tiba-tiba ada seorang lelaki yang mengaku impoten padanya.
"Aku harus menikah sebulan lagi tapi aku mendadak impoten!" ungkap lelaki yang bernama Zester Schweinsteiger tersebut.
"Terus hubungannya denganku apa?" tanya Ara.
"Kau harus membantu membuatnya berdiri lagi!" tuntut Zester sambil menunjuk bagian celananya yang menyembul.
"Apa kau memasukkan ular di dalam celanamu? katanya impoten!" Ara semakin bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PTI BAB 12 - Reka Ulang
Percobaan pertama gagal, Ara sambil memikirkan cara lain karena ular Zester sungguh pemilih, sungguh merepotkan.
"Hari ini cukup sampai di sini saja, kita lanjut lagi besok," ucap Ara.
Zester mengangguk setuju, setidaknya Ara sudah suka rela membantunya.
"Bisa aku minta nomor ponselmu," Zester memberikan ponselnya.
Dan Ara mengambil ponsel itu untuk menuliskan nomornya.
"Jangan mendirikan tenda kemping di depan rumahku lagi," ucap Ara seraya memberikan ponsel Zester kembali.
"Aku akan melakukan tindakan gila ketika sudah menemui jalan buntu," balas Zester memberi alasan.
Tidak mau berlama-lama lagi dengan bule lokal itu, Ara pergi duluan untuk kembali ke rumahnya. Dia sudah lelah karena main di sawah seharian ditambah melakukan misi mengintip.
"Sampai bertemu lagi besok," ucap Zester yang melihat Ara berlalu pergi.
Kemudian lelaki itu kembali ke rumah yang dia sewa karena Zester sangat lelah. Padahal yang bekerja keras adalah asistennya.
...***...
"Sebenarnya ada hubungan apa anak ibu sama bule itu? Ibu dengar tadi dia sampai turun ke sawah," Megan mendatangi putrinya di kamar gadis itu.
Ara baru saja mandi dan Megan tengah menyisir rambut anak gadis itu, walaupun sudah besar tapi Ara tetap anak kecil di mata Megan.
"Tidak apa-apa, aku bisa mengatasinya sendiri," jawab Ara. Dia tidak mungkin bicara jujur kalau Zester tengah meminta bantuannya mengobati impoten.
"Ayah mana? Sepertinya praktek Mbah Joko itu semakin meresahkan, banyak korban yang tertipu," lanjut Ara mengalihkan pembicaraan.
"Biar nanti ayahmu rundingkan masalah itu di balai desa," balas Megan. Dia sudah selesai menyisir dan menata rambut putrinya. "Besok kita buat konten lagi, bagaimana?"
"Aku besok harus pergi jadi lain kali saja," tolak Ara yang sudah mempunyai janji pada Zester.
"Bukankah sebentar lagi akan kembali masuk kuliah? Ibu ingin buat konten yang banyak, setiap ada Ara videonya langsung banyak yang menonton," Megan masih berusaha membujuk.
Ara tertawa mendengarnya karena Megan sudah jadi budak konten.
"Kita bisa buat kontennya malam, bagaimana?" Ara yang tidak tega akhirnya memberi solusi lain.
"Baiklah," jawab Megan kesenangan.
Mereka memang cocok seperti adik dan kakak apalagi Megan rajin merawat diri jadi bisa mengimbangi Theo yang masih awet muda.
Sebelum tidur, Ara jadi memikirkan sesuatu jadi dia mengirim pesan pada Zester.
Ara : Besok kita lakukan reka ulang
Zester : Reka ulang apa?
Ara : Reka ulang di telaga
Membaca pesan itu, Zester jadi menelan ludahnya sendiri. Jadi, dia akan mengintip Ara mandi lagi?
Dan benar saja, keesokan harinya Ara mengajak Zester ke telaga untuk mengintipnya mandi. Tapi, kali ini Ara mandi memakai baju lengkap.
"Kita coba, ya? Kau berdiri dari balik batu sana!" Ara memberi arahan dan Zester seperti kucing jalanan yang penurut.
Lelaki itu berjalan dan bersembunyi di balik batu.
"Aku pasti sudah gila, bisa-bisanya aku harus mengintip gadis mandi terus-terusan," gerutu Zester. Dia sedang menunggu arahan selanjutnya.
Tapi, konsep mengintip bukannya diam-diam?
Jadi Zester berinisiatif sendiri dan mulai mengintip Ara mandi dari balik batu. Dia melihat Ara sudah basah dan bermain air di telaga itu.
Walaupun Ara memakai baju lengkap tapi bayangan pertama kali saat memakai pakaian dalam terngiang lagi di kepalanya.
Sedetik kemudian Zester merasakan miliknya berdiri lagi, padahal tadi pagi saat bangun tidur masih loyo.
Ara yang sadar jika Zester sudah mengintipnya langsung bertanya. "Bagaimana? Apa menyembul lagi celanamu?"
"Iya, aku merasa panas dan keras," jawab Zester jujur.