Mia Maulida seorang wanita berusia 36 tahun dengan dua orang anak yang beranjak remaja menjalankan multi peran sebagai orangtua, isteri dan perempuan bekerja, entahlah lelah yang dirasa menjalankan perannya terbersit penyesalan dalam hati kenapa dirinya dulu memutuskan menikah muda yang menjadikan dunianya kini terasa begitu sempit, Astaghfirullahal'adzim..lirihnya memohon ampun kepadaNYA seraya berdoa dalam hati semoga ada kebaikan dan hikmah yang dirasakan di masa depan, kalaupun bukan untuknya mungkin untuk anak anaknya kelak.
Muhammad Harris Pratama seorang pengusaha muda sukses yang menikah dengan perempuan cantik bernama Vivi Andriani tujuh tahun lalu, nyatanya kini merasakan hampa karena belum mendapatkan keturunan. Di saat kehampaan yang dialaminya, tak disangka semesta mempertemukan kembali dengan perempuan cantik berwajah bening nan teduh yang dikaguminya di masa putih abu-abu. Terbersit tanya kenapa dipertemukan saat sudah memilki kehidupan dengan pasangan masing-masing?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutiah Azzqa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
Waktu pagi adalah waktu yang paling mamacu adrenalin bagi seorang Mia Maulida, betapa tidak karena dia harus mempunyai jurus seribu tangan dan seribu bayangan untuk menyelesaikan banyak pekerjaan di waktu yang bersamaan. Mulai dari harus membangunkan anak-anak dan suaminya untuk sholat Shubuh, tentu saja bukan hal yang mudah karena perlu ekstra kesabaran, karena tidak cukup sekali atau dua kali tapi harus berkali kali sampai mereka benar-benar beranjak dari alam mimpinya dan melaksanakan sholat subuh.
Tiap pagi seusai sholat shubuh Mia harus berjibaku di dapur, memasak untuk sarapan dan menyiapkan bekal untuk suami, anak-anak dan juga dirinya. Mencuci peralatan masak yang sudah selesai digunakan. Sambil dia sesekali berteriak menyuruh mandi ke anak-anaknya, kadang sambil mengomel ketika Zahra dan Zayan males-malesan saat mau mandi, tapi jadi berebut siapa yang duluan masuk ke kamar mandi karena nggak ada yang mau mengalah, selalu mengingatkan anak dan suaminya untuk cek perlengkapan yang harus di bawa ke sekolah dan ke kantor agar jangan sampai ada yang terlupa.
Mia mulai mandi dan bersiap berangkat kerja ketika anak dan suaminya sudah duduk di meja makan untuk sarapan, dirinya sendiri seringnya tidak pernah sarapan karena tidak sempat. Sebelum bekerja Mia tidak pernah dandan berlama-lama seperti perempuan pada umumnya, Mia hanya memoles wajahnya dengan pelembab muka untuk siang hari, memakai bedak dan lipstik tipis, dan menyemprotkan parfum. Sudah selesai.
Terkadang kalau ingat Mia memakai hand and body lotion, tapi seringnya kelupaan. Kalaupun ingat sering diskip pemakaiannya karena makan waktu, dan Mia tau mau anak-anaknya terlambat sampai ke sekolah.
Tapi herannya dengan peralatan makeup ala kadarnya seperti itu, Mia terlihat ayu mempesona di usianya yang sekarang tak lagi muda tapi tetap terlihat muda karena awet muda, kulitnya yang putih bersih dengan rona merah muda asli di pipi saat terkena sinar matahari, bulu mata yang lentik alami, mata yang indah tidak terlalu besar dan juga tidak sipit, bibir yang tipis di atas, penuh di bawah dengan garis lembut yang membelahnya di tengah terlihat simetris dan sensual, dan alis hitam yang tidak terlalu tebal melengkung asli lukisan dari Tuhan. Dan ada satu yang mungkin membuat aura kecantikan dan awet mudanya makin terpancar ketika tersenyum, menampilkan gigi kelinci yang lucu, putih dan bersih.
Mia tidak pernah memakai blush on, atau eyeshadow, atau eye liner, atau melukis alis, atau memakai maskara apalagi memakai bulu mata anti badai. Sesimple itu dandanannya. Setelah memasukkan dompet, mukena, HP dan Charger ke dalam tas dia bersiap berangkat kerja, terlebih dahulu mengantarkan anaknya ke sekolah.
Setelah mematikan lampu di semua ruangan, memastikan tidak ada kran air, atau kompor, kipas angin dan TV yang menyala, lalu mengunci pintu rumahnya. Mia membonceng Zahra naik motor maticnya ke sekolah dan Zayan ikut papanya naik motor juga ke sekolah.
Kedua motor yang dikendarai oleh pasangan suami isteri itu berjalan menuju sekolah SMPIT Al-Abrar tempat anak-anaknya menimba ilmu, selanjutnya kemudian Mia dan suaminya pergi ke kantor masing-masing untuk bekerja.
Setiap pagi yang dilalui Mia dan keluarga, biasanya dan kalau normal semuanya berjalan lancar tanpa ada hambatan ya seperti itu, tapi terkadang di waktu yang tak terduga ada saja hal-hal lain yang terjadi diluar kendali yang tidak bisa diprediksi oleh BMKG.
Apakah Mia Lelah..? sudah pasti, Mengeluh..? pernah, Menangis..? sering, Menyesal..? mungkin, Tapi bersyukur...? Mia harus tetap mensyukuri bagaimanapun keadaan dan jalannya roda kehidupannya berputar, berharap semua yang diupayakan akan ada kebaikan dan hikmah yang dapat dirasakan di masa depan, kalau tidak untuk dirinya mungkin untuk anak-anaknya kelak di masa depan.
*******
Hari ini Aris berangkat ke kantor pagi-pagi, setelah selesai sarapan ditemani sang isteri Ia berniat akan mengunjungi salah satu anak perusahaan miliknya yang kepemimpinannya Aris percayakan kepada sahabatnya Antony sebagai Direktur operasional di sana.
Anak perusahaan ini baru Aris miliki satu tahun yang lalu, setelah 70% sahamnya Ia ambil alih dari pemilik lama yang sedang mengalami keterpurukan keuangan hingga perusahaan ini hampir tutup, sistem controlling dan management yang buruk membuat celah oknum untuk bermain dengan bebasnya yang akhirnya dapat merugikan perusahaan.
Setelah perusahaan ini dipegang Aris, ia merombak sistem management yang ada di sana dengan sistem management baru yang jauh lebih baik, mengganti SDM bermasalah dengan orang-orang jujur yang mempunyai kompetensi dan mau bekerja keras. Namun tidak semuanya diganti, karena ada beberapa karyawan lama yang jujur dan punya dedikasi yang tinggi terhadap perusahaan tetap Ia pertahankan.
Selama setahun ini Aris belum pernah mengunjungi langsung, karena ia mempunyai beberapa bidang usaha lain yang harus diurus. Namun selama ini ia selalu melakukan controlling terhadap semua laporan yang diberikan oleh bawahan dan anak buahnya.
Biasanya untuk meeting koordinasi, Aris memanggil Direktur operasional dan para kepala setiap Divisi ke kantor yang ia tempati sebagai kantor pusat Pratama's Group. Namun saat ini tanpa pemberitahuan terlebih dahulu, ia akan berkunjung langsung untuk memonitor jalannya perusahaan secara langsung. Mungkin satu sampai dua Minggu ke depan Aris akan ngantor di sana.
Aris yang terlahir sudah menjadi anak dari orang berada, tidak lantas membuat seorang Aris menjadi orang yang santai dalam hidup hanya mengandalkan fasilitas dan kemewahan dari orang tuanya. Dari zaman kuliah Aris sudah mulai belajar menghasilkan uang dengan mencoba keberuntungan bermain saham, ia juga berkolaborasi dengan temannya untuk usaha cafe dan resto sebagai awal perjalanan pengalamannya di dunia bisnis.