Anara gadis 25 tahun mengalami kecelakaan setelah mengetahui perselingkuhan calon suaminya dengan kakak tirinya. Tubuhnya yang tidak berdaya dan dinyatakan koma, tetapi ternyata arwahnya gentayangan. Arwah bisu itu harus menyaksikan banyaknya kepalsuan yang terjadi selama hidupnya. Ibu diri yang dianggap sudah sebagai ibu kandungnya yang ternyata juga selama ini hanya berpura-pura baik kepadanya. Tetapi takdir berkata lain, Dokter tidak bisa menyelamatkan Anara.
Anara menangis meminta keadilan untuk hidupnya, meminta kesempatan agar diberi kehidupan kembali untuk membalaskan dendam pada orang-orang yang telah menyakitinya.
Siapa sangka di saat matanya terbuka, Anara
berubah menjadi anak kecil yang berusia 6 tahun, walau tubuh Itu tampak kecil, tapi sisi dewasanya masih ada. Anara gunakan kesempatan itu untuk membongkar kepalsuan ibu tirinya.
Jangan lupa untuk ikuti terus novel saya.
Follow Ig saya : Ainuncefenis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19 Kondisi Haris.
Rumah sakit.
Akhirnya Haris dilarikan ke rumah sakit ketika dikirim ambulans dari rumah sakit. Nara yang terlihat begitu panik di depan ruangan ICU.
"Papa harus bertahan! Papa tidak boleh pergi terlebih dahulu, orang-orang itu harus mendapatkan pelajaran atas apa yang mereka lakukan,"
"Papa harus kuat! Nara yakin Papa pasti bisa," batin Nara dengan air matanya yang tidak berhenti jatuh.
Sampai akhirnya pintu ruangan itu terbuka, Sagara keluar dari ruang ICU.
"Dokter bagaimana Pa .... Om Haris!" Nara mengganti kata-katanya ketika hampir saja keceplosan
Sagara menghela nafas yang kemudian berlutut di depan Nara dengan mengusap air mata di pipi itu.
"Ara tidak perlu khawatir. tuan Haris dapat diselamatkan, untung saja Ara cepat menelepon Dokter jadi pihak Dokter bisa mengambil tindakan secepatnya," jawab Sagara yang membuat Nara jauh lebih lega.
"Jadi Ara tidak perlu takut lagi. Pasien akan baik-baik saja," ucap Sagara.
Nara tiba-tiba semakin mewek yang bahkan suara tangisnya terdengar begitu kencang dengan sesenggukan yang menutup wajahnya menggunakan kedua tangan kecil itu.
Sagara memeluk Nara yang tahu bagaimana ketakutan di dalam diri anak kecil itu.
"Ara tidak boleh menangis. Ara harus percaya pada Dokter. Dokter tahu Ara sangat ketakutan," ucap Sagara menepuk-nepuk punggung anak kecil tersebut yang pasti sangat mengerti apa yang dirasakan Nara.
"Dokter tolong sembuhkan Om Haris," ucap Nara dengan sesenggukan.
"Dokter hanyalah perantara dan kembali lagi yang menentukan semua itu adalah yang maha kuasa. Ara harus berdoa dan berpikir positif," jawab Sagara yang membuat Nara tetap saja menangis yang meluapkan seluruh emosi di dalam dirinya.
Dia memang sangat ketakutan atas kondisi Haris. Bagaimana tidak! tiba-tiba saja Haris sudah tergeletak dengan busa yang keluar dari mulutnya, tangisannya juga tidak stabil.
***
Nara yang sekarang duduk ditemani oleh Sagara. Karena Nara yang masih kecil yang tidak memungkinkan untuk masuk ruang ICU sebelum pasien yang dipindahkan ke ruang perawatan.
"Kamu jangan sedih lagi nanti Dokter akan memberikan banyak permen lolipop untuk kamu," ucap Sagara yang sudah memberikan dua permen lolipop yang biasa dia berikan kepada Nara.
Nara menganggukkan kepala, "bagaimana caranya aku bertanya pada Dokter apa yang terjadi sebenarnya. Jika aku berbicara dan mungkin Dokter akan merasa tidak masuk akal dengan pertanyaanku?" batin Nara yang sekarang tampak berpikir yang sangat ingin sekali mengetahui apa penyebab Haris bisa mengalami hal seperti itu.
"Oh. Iya Dokter kenapa mulut Om Haris tadi banyak busa seperti orang baru selesai gosok gigi," ucap Nara terdengar begitu polos dan sesuai dengan pertanyaan anak seusianya.
"Hmmm, Dokter bingung harus dari mana menjelaskan kepada Ara," ucap Sagara dengan garuk-garuk kepala yang pasti dia harus mencari kalimat mudah ditanggapi anak sekecil Nara.
"Ayolah Dokter katakan saja yang sebenarnya," batin Nara dengan sangat penasaran.
"Tuan Haris overdosis dalam meminum obat yang tidak sesuai dengan prosedur yang sudah ada," jawab Dokter yang membuat Nara kaget.
"Overdosis?" tanya Nara memastikan.
"Ini adalah kata-kata dalam dunia medis, Ara tidak mudah untuk memahami semua ini yang terpenting kita berdoa saja untuk kedepannya pasien agar lebih hati-hati dalam mengkonsumsi obatnya," ucap Sagara yang memang tidak bisa menjelaskan secara panjang.
"Papa overdosis, tidak mungkin Papa tidak mengetahui bagaimana cara meminum obat yang selama ini dia selalu ditemani oleh obat-obatan itu. Apa yang salah atau jangan-jangan ada kesengajaan dalam hal ini?" batin Nara yang tampak mencurigai sesuatu.
"Oh. iya Ara di mana istri dan anak dari pasien! Maksud saya bukankah waktu itu ada anak gadis yang memperkenalkan diri kepada Dokter yang mengatakan bahwa dia anak dari pasien?" tanya Sagara yang cukup heran tidak melihat keluarga dari pasien yang dia tangani.
"Nara tidak tahu dokter, tadi Tante Tami dan juga Kak Nindy pergi sebelum Nara ke ruangan Om Haris. Nara juga sudah menghubungi mereka dan mereka tidak mengangkat telepon," jawab Nara
"Aneh sekali! Apa istrinya tidak tahu bagaimana kondisi suaminya dan tidak mengangkat telepon disaat genting seperti ini," ucap Sagara yang merasa ada sesuatu yang tidak beres
"Aku merasa Dokter ini Bisa membantuku untuk menyelamatkan Papa. Aku harus membuat Dokter ini curiga kepada Nindy dan juga ibunya," batin Nara yang Memang sebelumnya tidak ada menghubungi Tami ataupun Nindy.
"Ya sudah kalau begitu kamu tunggu saja sebentar, pasien dipindahkan ke ruang perawatan dan kamu baru boleh masuk," ucap Sagara memegang pundak Nara yang mencoba untuk menenangkan gadis kecil itu yang membuat Nara menganggukkan kepala.
Nindy dan Tami sedang berada di salah satu restoran mewah.
Chers.
Keduanya yang menyatukan gelas tersebut sehingga terdengar suara dentingan dengan mereka berdua minum secara bersamaan dan tertawa-tawa.
"Mama yakin jika Papa akan pergi terlebih dahulu sebelum anaknya yang koma itu?" tanya Nindy tampak memastikan.
"Mama sudah mencampurkan obat ke dalam minumannya. Pria penyakitan itu akan secepatnya pergi dan tinggal kita yang menikmati segalanya, ketika dia sudah pergi maka kita akan bergerak dan apa yang bisa dilakukan anak yang tidak sadarkan diri itu," jawab Tami tersenyum miring dengan segala rencananya dan ternyata dialah dibalik semua yang terjadi kepada Haris.
"Mama ternyata bergerak dengan cepat. Nindy tidak sabar untuk menunggu kabar selanjutnya. Aku yakin sekarang Papa sudah menjadi mayat hidup dalam ruangannya, tidak akan ada orang yang menolongnya karena kita semua sebelumnya menyuruh pelayan untuk libur kerja. Anak kecil itu apa yang bisa dia lakukan, dia saja sekarang sedang tertidur di dalam kamarnya," ucap Nindy dengan tersenyum lebar.
"Kamu benar! dan untung saja kita bertindak jauh lebih cepat, ini baru perayaan pertama dan kita akan merayakan hal yang lebih besar lagi ketika kita mendapatkan semuanya," ucap Tami yang tampak dari wajahnya sudah tidak sabaran.
"Mama benar-benar the best, tidak memberi kesempatan untuk Papa melakukan sesuatu dan Mama sudah bertindak jauh lebih cepat," ucap Nindy yang sejak tadi tidak berhenti kagum kepada ibunya itu atas keberhasilan yang salah. Ibu dan anak itu kembali cheers untuk merayakan keberhasilan mereka.
"Oh. Iya Ma ada yang ingin Nindy tanyakan kepada Mama!" ucap Nindy.
"Katakan saja," sahut Tami.
"Apa Mama terlibat dalam penggelapan dana yang dilakukan Rudi?" tanya Nindy tampak ragu-ragu yang membuat Tami melihat serius ke arah putrinya dengan senyum di wajahnya seketika menjadi hilang.
"Kamu mencari tahu tentang hal itu?" Tami bertanya kembali kepada Nindy.
"Papa sebelumnya memberikan tugas kepada Nindy untuk memeriksa semua data keuangan. Nindy juga merasa ada sesuatu tentang Rudi. Jadi setelah Nindy periksa ternyata ada beberapa transferan ke rekening mama. Rekening dengan nama lain yang waktu itu Mama juga pernah mentransfer untuk Nindy menggunakan rekening itu," jawab Nindy.
"Tapi Mama jangan khawatir karena Nindy belum memberikan laporan apapun kepada Papa," ucapnya yang mencoba kembali mencairkan suasana yang hampir tegang itu.
"Kamu ternyata semakin bagus bekerja di perusahaan Nindy sampai hal seperti itu bisa kamu temukan. Baguslah jika kamu tidak sempat memberitahu laki-laki itu. Lagi pula dia juga sudah menemui ajalnya dan apa gunanya semua itu," ucap Tami tampak santai yang tersenyum miring dan kembali meneguk minuman tersebut.
Bersambung........
dan pastinya ku harap ini cerita sp end..sumpeh capek bgt baca cerita udah baca berbab" eh diujung malah diganting kayak jemuran...gariiinngggg bookk
apa setelah ini ada kejutan lainnya yang akan terbongkar??? wah, pasti seru ini...
Ceritanya bagus, Konfliknya tidak terlalu bertele2 dan Sesuai alurnya jadi gak buat bosan ...
Penyampaian kosakatanya mudah dipahami....
Semoga sukses kakk othor❤️
kasian anara dikeliling orang jahat yang suka berkhianat apalagi ibu tiri & kakak tirinya, ingin menguasai apa yg dimiliki anara... termasuk heri, berselingkuh dgn kakak tiri anara.