Cecil seorang anak brokenhome yang selalu di hantui dengan perasaan takut menikah. Ia bersahabat dengan Didit yang ternyata mendekati Cecil bukan hanya sekedar sebagai sahabat. Bukan semakin terkontrol, Rasa kecewa yang mendesak Cecil ingin menjauhi siapa pun yang ingin membantunya. Apa yang membuat Cecil semakin kecewa dengan didit? Bisakah Didit meluluhkan hati Cecil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senjamenanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jalan Buntu
Di mobil, Didit mau nyalakan mobilnya.
"Dit, Kamu puter nghadap sana?"
"Kenapa?" Didit bingung "Ok"
Aku langsung cari bedak yang dikasih mama didit, ada cerminnya. Bener luntur bedaknya. Aku benerin make upku.
Didit ketawa. "Sorry-sorry. " Dia nyalain mobil, fokus ke depan. Aku tetep benerin make upku. "Ini mau makan lagi,ga?" Aku angguk-angguk, masih fokus ke cermin. Kami berhenti di salah satu makanan siap saji. Aku duduk di pojokkan. Kulihat banyak orang, bercanda, ada juga yang sibuk dengan laptopnya.
"Ini" Didit sudah di depanku tapi aku masih ngliat sekeliling, terlalu berisik. Kedua tangan didit pegang pipiku "makanannya disini,Mbak!"
Aku ngluarin beberapa lembar uang. Ku berikan ke Didit. Didit ketawa. Kayak ngrasa pernah kejadian ini. Aku diem sesaat. Aku lihat layar HPku "Kamu ulangtahun ya?"
Didit ketawa sambil mengangguk. "Ini kayak dulu waktu rapotmu jelek" dia ketawa ngledek.
Uangnya ku masukin lagi. "Cuma bedanya, kali ini mamaku gak kasih apa-apa. Aku pikir dia kecewa bawa cewek ke kamar. ternyata baru ngeh omongan mamaku tadi."
"Memang mamamu bilang apa?"
"Kali ini spesial. Tapi jangan macem-macem. Dijaga baik-baik" Dia senyum ngliatin aku.
"Tapi kalo duduk kliatan buncit" ledeknya
Aku ga jadi makan
"Cantik kok, lanjutin makan." Didit nyuapin kentang goreng ke mulutku.
Mobil berhenti depan cafe, sudah tutup. Aku siap-siap keluar. "Mauu jajan di alun-alun,g?"
Bilang buncit tapi masih ngajakin jajan "ga deh! Makasih." Aku buka pintu.
"Muter-muter bentar, Aku ulangtahun. Anggep ganti kado" aku tutup pintu,pasang sabuk pengaman. "Tapi nanti anterin ke kos" dia senyum
"Cil.." panggil didit
aku mulai ngantuk..
"Ciiill..." didit panggil lagi.
"Kamu mau buka cafe dimana. Dit?" Tanyaku Sambil lihat cafe-cafe yang kami lewati.
"Aku sudah buka cafe di deket kosmu. Lebih tepatnya disebrang gang masuk kosanmu"
itu cafe lagi hits banget buka 24 jam walaupun harganya bukan untuk anak kos, baru buka dari 7-8 bulan lalu.
"Jadi kalau emang kamu gak perpanjang kontrak, karyawanmu bisa masuk part time. Paginya biar mereka kursus bahasa inggris, nanti biar yang lain juga bantuin mereka biar fasih bahasa inggris. Toh mereka mau belajar." Aku diem.
"Aku putusin buat pertahanin cafe itu. Anterin aku ke kosan"
Mobil masuk gang menuju kosanku
"Apa itu?" Aku nunjuk ke depan, Dia nyariin.
Ku kecup pipinya. Aku langsung keluar. Masuk dalem kos. Ku matikan HPku. Mandi langsung tidur. Merem gak bisa tidur, mau buka HP nanti dia chat apaaa...
"Ayooo tidurrr!" Aku ambil novel di meja belajarku. Makin baca, makin seger matakuuu. Jam menujukkan pukul 3.17 pagi. Aku duduk bersandar "gak bisa tidurrrr!" Ku pencet HPku. Layarnya nghadap kasur. Aku tungguin sampai HPku gak getar lagi. Aku cek,
Ada chat dari didit. "Tasmu ketinggalan"
Aku cari-cari tasku. Dia mengetik...
"kirain aku diblock"
"Aku nungguin didepan ga muncul-muncul. Yaa ku bawa."
"Heiii... kok cuma dibaca?!"
"Ga bisa tidur?"
"Mau jalan-jalan pagi-pagi,gini?"
"Aku lagi di cafe. kalau mau, aku jemput?"
Dia gak bakalan berhenti kalau gak ku jawab "Nanti siang, ku ambil"
"Di rumah? Bajumu ada dirumahku"
"Terserah"
"Aku gak ke cafe. Mau tidur. Tapi sebelumnya disiapin. Biar mbak yang kasih ke kamu "
Dia ga tanya-tanya lagi.
Ada chat dari Mas Sony " Udah mulai susah dihubungi, sibuk apa sih? "
"Mas, Bisa jadi partner kerjaku disini ?"
Mau kuhapus chatku..
" Mas siap jadi partner kamu, tapi tetap izin sama Bu Bos, Cil ( Emotikon senyum ) "
Ini yang susah dilangkahin. Seperti waktu ituu..
Kayaknya baru aja merem pas ngliat jam ternyata udah jam 11 siang. Aku siap-siap ke rumah Didit pake motor. Sampai dirumahnya, malah disuruh masuk
"Mas sudah nunggu diruang makan" katanya tidur. Aku duduk di depan Dia. Dia makan sambil cek HP.
"Mana barangku?"
"Makan dulu" dia masih sibuk sendiri.
"Tas sama bajumu dikamar atas. Ambil sekarang" dikamar atas, aku gak ngliat tasku. Cuma pakaianku aja. Jadi ku ambil.
Klik! Pintu kamar dikunci. Muka didit kliatan marah deketin Aku. Kakiku sudah mentok dikasur, aku langsung duduk. Dia deketin ke wajahku. Aku merem nunduk. Aku buka mata perlahan, dia jongkok didepanku.
"Sekarang kamuu.." Kami melihat ke arah pintu
Tok..tokk.tokk..!! Didit buka pintu. Bunda langsung masuk jewer telingaku. Tante Dini coba nahan Bunda. Telingaku dijewer sampai ke lantai bawah.
"Kaaamuuu..." bunda nunjuk-nunjuk ke aku. Tante Dini coba nenangin.
"Mauuu kamu apaaa siih. Ciiiil?"
" kita duduk dulu " Tante Dini mengarahkan Bunda ke sofa ruang tengah. Bunda duduk disebelah Tante Dini. Kami didepan mereka.
"Kenapa dikunci?"
kami diem..
"Kaliiiaan ngapaiiin?" Tanya bunda dan Tante Dini barengan.
"Kita lagi ngobrolin cafe" Jawabku
"Kan bisa disini,Didit" ucap Tante Dini
"Nakutin dia aja. Abis aku kayak dibohongin sama dia Ma,Te "
"Cecil... sampek kaaa..." Belum sempet Bunda ngomel panjang.
"Pipiku dicium Cecil, Tante" Aku melotot, Tante Dini senyum seneng. Bundaku mau mukul aku ditahan Tante Dini dan Didit. "Ga bisa gini,cil."
Bunda balik duduk. "Kalian mau gimana?" Tanya bunda. Didit kembali duduk
"Jalanin dulu yaa Te.maa.. "
"Mau sampai kapan?" Tanya mereka barengan.
Aku langsung mematung, kayaknya gak ini yang ku mau
"Cecil kamu mau buat Dia nunggu lagi, tapi berani banget kamu ke rumah cowok. Yang sendirian. Mbaknya juga cuma 1, itupun jarang nginep."
Pikiranku kosong, Bukan ini yang ku mau tapi kenapa aku lakuin ituu..
"Gak papa, daripada mereka buru-buru nikah. Taaapiii. Beneran kali ini ya?" Tante Dini menengahi.
"Kita jalan-jalan yuk!" Ajak Tante Dini ke Bunda. "Biarin mereka pacaran." Mereka pamit pergi.
"Bunda langsung balik.Cil. jaga diri." Aku diem, gak giniii.. "Mana tas sama bajuku?" Aku mau pergi, tapi Dia dorong Aku ke halaman belakang.
Kami duduk di ayunan panjang. "Ini beneran?" Didit tanya Aku. "ehmm.. Dit.. " HPku bergetar, nomer baru. Didit yang angkat
"Prita? " Didit kasih HPnya ke aku. Dia nahan aku supaya nelpon disampingnya.
"Iya ? "
"Kita semua gak ada maksud buat gak undang kamu. Kita udah minta nomer kamu ke karyawanmu tapi gak dikasih. Ini aku dapet dari ryan,senior kita. Itupun maksa. Tania udah ketangkep , dia ceritain semua. Maaf kalau kami semua mau minta maaf soal kejadian yang laluu.."
Aku diem aja sampai Prita akhirnya mengakhiri telponnya. Didit belai rambutku.
HPku dan HP Didit berdering.
Di HPku Arga, di HP didit sammy.
"Kenapa,Ga ? "
"Ya, Sam"
"Kalian jadiaaan? " Aku dan Didit saling tatap
"Siapa yang kasih tahu?" Tanya kami barengan.
"Di medsos mamamu "
Aku cek di media sosial Tante Dini dengan jumlah followers yang cukup tinggi.
"Diiit, kan tadi udah berangkat?" Aku lihat ke belakang, ga ada orang. Foto kami duduk diayunan dari belakang.
"Aku lagi main... " Didit menatapku "kami jadian" suaranya cukup keras, arga sampai denger. "Oooooh. Ok!" Arga nutup telponnya. Didit senyum menang.
Aku menatap kecewa ' kesalahan terbesarku '
...****************...