"Apa kamu takut?" tanya Mark sembari mengusap pipi Jessy yang memerah.
"Sedikit."
Jawaban Jessy membuat Mark merasa gemas. Wajah polos wanita itu benar-benar menarik.
"It's okay. Kita memang baru pertama melakukannya," kata Mark.
Jessy mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Ia tak kuasa menyaksikan tubuh indah Mark yang tampak kokoh sebagai tempat bersandar.
"Ayolah, kenapa kamu seperti malu-malu begini? Bukankah ini sudah biasa untukmu dan pacarmu?" tanya Mark yang melihat Jessy seakan tak mau melihatnya.
"Aku ... Belum pernah melakukan yang seperti in," lirih Jessy.
"Apa?" Mark terkejut. Ia kira hal semacam itu sudah biasa dilakukan orang yang telah berpacaran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Momoy Dandelion, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12: Sentuhan Pertama
Selama 20 tahun hidup, baru kali ini Jessy begitu dekat dengan seorang lelaki. Bahkan, dengan Justin, ia belum pernah berbuat sejauh yang dilakukan malam ini.
Mark merupakan lelaki yang belum lama dikenalnya. Usia mereka terpaut 13 tahun jauhnya. Seharusnya Mark lebih pantas dipanggil sebagai kakak atau mungkin pamannya. Tapi, ia memilih menjalani hubungan yang benar-benar tabu dan terlarang di mata masyarakat.
Perlakuan Mark entah mengapa bisa membuat Jessy nyaman meskipun baru dua kali ini bertemu. Mark bagaikan lelaki dewasa yang telah berpengalaman dalam bercinta.
"Apa kamu takut?" tanya Mark sembari mengusap pipi Jessy yang memerah.
"Sedikit."
Jawaban Jessy membuat Mark merasa gemas. Wajah polos wanita itu benar-benar menarik.
"It's okay. Kita memang baru pertama melakukannya," kata Mark.
Mark melepaskan pakaian yang Jessy kenakan dalam sekali tarikan. Jessy menahan malu menutupi bagian dada sebisanya. Rasanya Mark semakin tidak sabaran melihat kulit mulus serta lekukan badan yang begitu ranum dan kencang.
Ia turut melepaskan pakaiannya satu per satu hingga tak ada lagi yang menutupi tubuhnya.
Jessy mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Ia tak kuasa menyaksikan tubuh indah Mark yang tampak kokoh sebagai tempat bersandar.
"Ayolah, kenapa kamu seperti malu-malu begini? Bukankah ini sudah biasa untukmu dan pacarmu?" tanya Mark yang melihat Jessy seakan tak mau melihatnya.
"Aku ... Belum pernah melakukan yang seperti in," lirih Jessy.
"Apa?" Mark terkejut. Ia kira hal semacam itu sudah biasa dilakukan orang yang telah berpacaran.
Mark kembali ragu ingin melanjutkan. Ia takut Jessy akan menyesal melewati pengalaman pertama dengan orang yang tidak dicintainya.
"Kamu yakin, mau melakukannya denganku?" tanya Mark memastikan.
Jessy menggigit bibir. Tubuhnya sedikit bergetar. Dengan memantapkan keputusan, ia menganggukkan kepala.
Mark kembali terkejut dengan keputusan Jessy. Ia meraih tubuh Jessy lalu mendekapnya dengan lembut. "Tenanglah, ini tidak akan sememakutkan yang kamu bayangkan. Semua akan baik-baik saja," ucap Mark.
"Aku akan memperlakukanmu dengan sangat baik, Jessy. Mulai sekarang, panggil aku 'Daddy'," lanjutnya.
***
Sinar matahari yang menelusup masuk melalui sela-sela tirai mengusik tidur Jessy. Perlahan matanya terbuka dan mendapati dirinya berada dalam sebuah ruangan yang asing.
Ia memperhatikan sekeliling. Mark masih terlelap di sampingnya. Hampir saja Jessy lupa dengan apa yang semalam dialaminya.
Jessy kira semalam hanyalah mimpi belaka. Rasa sakit di bawah sana menyadarkan dirinya bahwa semalam benar-benar nyata. Ia telah menghabiskan malam bersama lelaki yang baru dua kali ditemuinya.
Ia duduk di atas ranjang sembari menyandarkan punggung pada kepala ranjang. Air matanya tiba-tiba mengalir sendiri dan akhirnya ia menangis. Entah apa sebabnya tiba-tiba ia ingin menangis seperti seorang anak kecil.
Suara tangisan pelan Jessy membangunkan Mark yang tertidur di sebelahnya. Mark kebingungan melihat wanitanya menangis pagi-pagi. Padahal, berkat Jessy, semalam ia bisa merasakan tidur yang benar-benar nyenyak.
"Jessy, kamu kenapa?" tanya Mark khawatir.
Ia segera bangkit dan memeluk Jessy dengan penuh kasih sayang. Tubuh Mark terasa hangat dan nyaman seakan mampu memenuhi keinginan Jessy untuk disayang.
Jessy masih terisak dalam dekapan Mark. Mark masih belum tahu kenapa Jessy menangis. Mungkin Jessy tengah menyesali keputusan yang telah diambilnya.
"Apa kamu menyesal?" tanya Mark.
Jessy menggeleng.
"Kamu merasa sakit? Apa perlu aku panggilkan dokter?" tanya Mark lagi.
Jessy kembali menggeleng. "Aku hanya sedang ingin menangis saja," katanya.
Mark mencoba memahaminya. Pasti berat untuk Jessy untuk mengalami hal ini.
Tok tok tok
"Masuk!" seru Mark saat mendengar suara ketukan pintu.
"Kami membawakan sarapan, Tuan."
Beberapa pelayan tampak masuk ke dalam kamar dan meletakkan satu per satu hidangan di atas meja yang ada di dalam kamar itu.
Jessy tampak terkejut melihat kedatangan mereka. Ia merasa malu sekaligus takut dilihat sedang bersama dengan Mark.
"Jangan khawatir, mereka tidak akan berkomentar apapun tentang kita," ucap Mark.
Jessy heran melihat Mark yang begitu santai mendekapnya di atas ranjang. "Bagaimana kalau keluargamu tahu?" tanyanya.
"Sudah aku bilang, keluargaku tidak ada di sini. Ini rumah pribadiku," jawabnya.
Selesai menata makanan di meja, para pelayan kembali keluar meninggalkan kamar mereka. Mark segera turun dari ranjang untuk mengenakan kimono tidurnya. Ia juga mengambilkan milik Jessy dan membantu mengenakannya.
"Kamu bisa jalan sendiri?" tanya Mark.
"Mm, aku rasa ... Tidak," ucap Jessy yang masih merasakan nyeri.
Tanpa bertanya lagi, Mark langsung menggendong Jessy dan mendudukkannya di meja makan. Aneka hidangan menggugah selera tersaji di hadapannya.
"Kamu mau yang mana, Baby? Biar aku bantu ambilkan."
"Aku mau steak itu," kata Jessy sembari menunjuk ke piring yang dimaksud.
Dengan penuh perhatian, Mark memberikan steak itu kepada Jessy. Ia juga membantu memotong daging steak agar Jessy lebih mudah memakannya.
Mark menyantap makanannya tanpa mengalihkan pandangan dari Jessy. Hatinya sedang berbunga-bunga. Setelah bertahun-tahun selalu menikmati sarapan sendiri, kini ada seorang wanita yang menemaninya. Bahkan wanita itu pula yang semalam menemani tidurnya.
realistis dunk