NovelToon NovelToon
Embun Di Balik Kain Sutra

Embun Di Balik Kain Sutra

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Cinta Terlarang / Romansa pedesaan
Popularitas:563
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Di Desa Awan Jingga—desa terpencil yang menyimpan legenda tentang “Pengikat Takdir”—tinggal seorang gadis penenun bernama Mei Lan. Ia dikenal lembut, tapi menyimpan luka masa lalu dan tekanan adat untuk segera menikah.

Suatu hari, desa kedatangan pria asing bernama Rho Jian, mantan pengawal istana yang melarikan diri dari kehidupan lamanya. Jian tinggal di rumah bekas gudang padi di dekat hutan bambu—tempat orang-orang jarang berani mendekat.

Sejak pertemuan pertama yang tidak disengaja di sungai berembun, Mei Lan dan Jian terhubung oleh rasa sunyi yang sama.
Namun kedekatan mereka dianggap tabu—terlebih karena Jian menyimpan rahasia gelap: ia membawa tanda “Pengkhianat Istana”.

Hubungan mereka berkembang dari saling menjaga… hingga saling mendambakan.
Tetapi ketika desa diguncang serangkaian kejadian misterius, masa lalu Jian kembali menghantui, dan Mei Lan harus memilih: mengikuti adat atau mengikuti hatinya yang berdegup untuk pria terlarang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23 — Tanda di Pergelangan Tangan

Desa itu terasa seperti panci yang mendidih. Setelah pembelaan Mei Lan yang berapi-api di depan Kepala Desa Liang dan seluruh warga, ketegangan tidak mereda; justru memuncak. Pembelaan Mei Lan adalah deklarasi perang, bukan hanya terhadap Shan Bo, tetapi terhadap norma-norma desa yang menuntut kepatuhan dan kesunyian.

Mei Lan kini dipandang dengan campuran kekaguman yang tersembunyi dan kecurigaan yang terbuka. Para wanita yang biasanya bergosip kini menjauhinya di sumur, tetapi diam-diam mereka mengagumi keberaniannya. Namun, Shan Bo dan Kepala Desa Liang tidak akan membiarkan pemberontakan ini. Mereka melihat Mei Lan sebagai virus yang harus diisolasi dan pria asing itu, Jian, sebagai ancaman yang harus dibasmi.

Jian, yang bersembunyi di gudang padi, merasakan energi yang berubah. Ia tahu, setelah Mei Lan membela dirinya, ia tidak bisa lagi bersembunyi. Kehormatan Mei Lan kini dipertaruhkan, dan ia harus menjadi perisainya.

Pengepungan Diam-Diam

Selama dua hari, Jian dan Mei Lan menjalani kehidupan ganda yang menyiksa. Siang hari, Mei Lan akan kembali ke alat tenunnya, pura-pura normal, tetapi matanya terus melirik ke arah gudang padi. Malam hari, ia akan menyelinap ke gudang, membawakan Jian makanan dan sedikit air, di mana mereka akan berbagi keheningan yang penuh makna, mengobati luka Jian (terutama di rusuk) dengan ramuan sederhana.

Pada hari ketiga, kesabaran Shan Bo habis. Dia tidak bisa menerima fakta bahwa Mei Lan, wanita yang 'miliknya,' kini secara terbuka mengakui pria lain—seorang pria yang bersembunyi seperti tikus.

Shan Bo mengumpulkan beberapa pemuda desa yang bodoh, memberikan mereka anggur beras, dan mengarahkan mereka ke gudang padi. Rencananya sederhana: memaksa Jian keluar, mempermalukannya, dan menyerahkannya kepada Kepala Desa Liang sebagai kriminal.

Jian sudah siap. Ia tidak memerlukan penglihatan, ia hanya perlu mendengar. Ia mendengar langkah kaki yang terlalu banyak, suara-suara berbisik yang keras, dan aroma anggur beras yang kuat—semuanya berkumpul di luar gudang.

Mei Lan, yang kebetulan sedang menuju gudang padi dengan keranjang kecil berisi obat, melihat kerumunan itu. Ia tahu Shan Bo akan memicu kekerasan.

“Shan Bo, hentikan!” teriak Mei Lan, menjatuhkan keranjangnya.

Shan Bo berbalik, wajahnya bengis dan mabuk. “Oh, lihat siapa yang datang! Kekasih penjahat itu! Jangan khawatir, Gadis Penenun. Kami hanya ingin mengusir tikus itu dari lumbung kami. Dia tidak pantas berada di sini!”

Saat Shan Bo maju untuk meraih Mei Lan, pintu gudang padi terbuka dengan benturan keras. Jian muncul. Ia tidak membawa senjata, hanya aura Bayangan Singa yang menekan, yang cukup membuat para pemuda itu tersentak dan sedikit mundur.

“Kau tidak akan menyentuhnya,” kata Jian, suaranya dingin dan datar, tetapi ancamannya terasa seperti pisau di tenggorokan.

Pertarungan Singkat dan Pengungkapan

Shan Bo, yang didorong oleh amarah dan alkohol, mengabaikan peringatan itu. Ia maju dengan tinju terayun, mengarah ke wajah Jian.

Jian bergerak dengan kecepatan yang mengerikan. Itu bukan pertarungan jalanan; itu adalah gerakan bela diri yang sempurna. Jian menangkis pukulan itu dengan siku, dan memutar Shan Bo dengan satu gerakan cepat, menjatuhkannya ke lumpur di pinggir lumbung.

Para pemuda lainnya segera maju, tetapi Jian tidak memberi mereka kesempatan. Ia menghindari, menangkis, dan menggunakan bobot mereka sendiri untuk menjatuhkan mereka ke tanah.

Saat Jian menangkis ayunan kayu yang dipegang salah satu pemuda, ia harus menggerakkan tangan kirinya dengan cepat dan kuat. Dalam gerakan tiba-tiba itu, lengan baju Jian yang longgar dan sedikit usang tersobek sebagian besar, dan lengan bajunya tergulung hingga ke siku.

Semua pergerakan berhenti. Para pemuda yang tergeletak di tanah, Shan Bo yang megap-megap di lumpur, dan Mei Lan yang menahan napas—semua mata tertuju pada satu titik di pergelangan tangan Jian.

Di kulit Jian yang bersih dan kuat, terukir tanda yang tidak wajar. Itu bukan tato biasa atau tanda lahir. Itu adalah cap panas berbentuk singa yang terukir di pergelangan tangannya, tepat di bawah lipatan nadi. Cap Singa itu adalah lambang Pasukan Elit Kekaisaran—Pasukan Bayangan Singa—tetapi tanda itu terlihat dicoret dan dicabut, seolah-olah simbol itu telah dibatalkan dengan besi panas kedua, meninggalkannya menjadi bekas luka yang menonjol dan menyeramkan.

Shan Bo, yang pernah mengunjungi Kota Kekaisaran saat mengikuti ayahnya berdagang, adalah yang pertama menyadari. Bukan karena ia tahu arti Bayangan Singa, tetapi karena ia tahu bahwa tanda yang dicap di pergelangan tangan hanyalah diberikan kepada dua jenis orang: tentara elit yang dibebaskan atau kriminal kelas kakap yang diasingkan. Dalam konteks persembunyian Jian, jawabannya jelas.

“Lihat! Lihat!” teriak Shan Bo, bangkit dari lumpur dengan kegilaan yang baru. Ia menunjuk cap itu dengan jari gemetar. “Aku tahu itu! Dia punya tanda! Itu tanda kriminal! Dia adalah penjahat yang melarikan diri dari penjara Istana! Dia bukan hanya gelandangan, dia adalah kriminal yang harus digantung!”

Kerumunan yang melihat cap itu, lambang yang dicabut dengan kejam, langsung diliputi kengerian. Mata mereka melebar. Semua ketakutan mereka, semua gosip buruk tentang pria asing yang membawa bencana, kini terbukti.

Keputusan dan Kepercayaan Mei Lan

Mei Lan berdiri di sana, membeku. Ia telah melihat bekas luka mengerikan di punggung Jian, bekas siksaan. Tapi cap di pergelangan tangan itu… itu adalah pengakuan publik, simbol resmi.

Ia tahu Jian adalah seorang Jenderal, tetapi ia tidak tahu bahwa Istana telah mencabut gelar kehormatannya dan memberinya tanda seperti itu. Cap yang dicabut itu membuat Jian tidak bisa lagi bersembunyi sebagai warga negara biasa.

Rasa bingung dan takut menyergap Mei Lan. Apakah Jian berbohong padanya? Apakah Jian benar-benar seorang penjahat yang dicari karena kejahatan yang tidak ia ceritakan?

Namun, tatapan Jian segera menariknya kembali ke kenyataan. Mata Jian, meskipun sedikit tegang karena pengungkapan yang tiba-tiba, menatapnya dengan kejujuran yang menenangkan. Itu adalah tatapan yang sama yang ia berikan padanya di atap, di tengah badai. Itu adalah tatapan cinta dan pengorbanan.

Mei Lan mengabaikan teriakan histeris Shan Bo dan gumaman ketakutan di kerumunan. Ia melangkah maju, tangannya gemetar, dan dengan lembut menyentuh pergelangan tangan Jian, tempat cap Singa yang dicabut itu berada.

“Jian,” bisik Mei Lan, suaranya dipenuhi pertanyaan yang tidak terucapkan.

Jian menoleh padanya. Dalam kekacauan ini, hanya Mei Lan yang penting. Ia dengan cepat menarik kembali lengannya, menutupi cap itu dengan lengan bajunya yang robek, tetapi ia menggenggam tangan Mei Lan erat-erat. Genggaman itu kuat, tetapi juga meminta.

Permintaan Waktu dan Kepercayaan

Jian menatap kerumunan. Aura Bayangan Singa-nya kembali, lebih menakutkan karena pengungkapan itu.

“Aku bukan kriminal,” kata Jian, suaranya tenang, tetapi setiap kata membawa kekuatan Jenderal yang memerintah. “Cap ini adalah tanda kehormatan yang telah dicabut secara tidak adil. Ini adalah tanda dari pengorbanan, bukan kejahatan.”

Ia menoleh ke Kepala Desa Liang, yang kini berlari ke tempat kejadian, wajahnya pucat karena panik. “Kepala Desa, aku bersumpah aku tidak akan menyakiti siapa pun di desa ini. Aku hanya ingin pergi dengan damai.”

Shan Bo berteriak, “Jangan dengarkan dia! Panggil penjaga!”

Jian mengabaikan Shan Bo, matanya hanya tertuju pada Mei Lan. Ia tahu, ia harus mengatasi ketakutan yang ia tanamkan pada Mei Lan.

“Mei Lan,” bisik Jian, hanya cukup keras agar gadis itu mendengarnya. “Aku mohon. Beri aku waktu. Ada lebih banyak hal dari cap ini. Aku akan menceritakan segalanya, dari awal hingga akhir. Semuanya tentang rahasia Kekaisaran, pengkhianatan putra mahkota, dan kenapa mereka ingin aku mati.”

Ia menatap Mei Lan, meminta kepercayaan penuhnya untuk terakhir kali. “Bukan di sini. Bukan di depan mereka. Aku butuh ketenangan. Malam ini, di tempat kita biasa bertemu. Kau mau?”

Mei Lan menatap mata Jian, melupakan cap di pergelangan tangan, melupakan ancaman Shan Bo, melupakan kegelisahan kerumunan. Ia hanya melihat pria yang mempertaruhkan nyawanya, pria yang telah menahan hasratnya demi kehormatannya.

Ia mengangguk, keputusannya teguh. “Malam ini. Saya akan datang.”

Jian memberinya senyum singkat, tetapi penuh rasa terima kasih. Ia melepaskan tangan Mei Lan, dan dengan gerakan yang tiba-tiba, ia melompat kembali ke dalam gudang padi, menarik pintu, dan menguncinya dari dalam.

Kepala Desa Liang berteriak, panik. “Kepung gudang itu! Dia tidak boleh kabur!”

Mei Lan berdiri di depan gudang, tubuhnya menjadi perisai tak terlihat. Ia telah membuat janji. Ia harus mendapatkan jawaban. Malam ini, kebenaran terakhir akan terungkap.

1
Rustina Mulyawati
Bagus ceritanya... 👍 Saling suport yuk!
marmota_FEBB
Ga tahan nih, thor. Endingnya bikin kecut ati 😭.
Kyoya Hibari
Endingnya puas. 🎉
Curtis
Makin ngerti hidup. 🤔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!