Ini tentang patah hati. Tentang sakitnya dikhianati. Tentang kepercayaan yang telah mati. Tentang penghianatan yang tak bisa ditoleransi. Namun bertahan demi buah hati. Agar hidupnya terjamin nanti.
Rosmiati atau yang dipanggil Ross, seorang wanita beranak dua. Usianya 31 tahun dan dia harus menyaksikan pernikahan suaminya yang kedua kali setelah selingkuhan dari suaminya mengandung benih yang suaminya tanam. Rasa sakit hati. Rasa dikhianati begitu membellengu hati Ross.
Andre Winata, 40 tahun. Duda beranak dua, dia ditinggal istrinya meninggal lima tahun silam. Dia seorang pemilik perusahaan dan juga Ayah dari dua orang anak.
Bagaimana kah dia bertahan? Apakah dia memilih pergi? Atau tetap tinggal dengan rasa sakit? Sementara anak-anak nya butuh kasih sayang dan figure seorang Ayah?
Yukkkk simak kisah perjuangannya.
Ini bukan sekedar halu nya author aja yang gaeesss sebagai besar cerita ini author angkat dari kisah nyata.
Jangan lupa like komen, vote nya buat author.
Teri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FitrianiYuriKwon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Heran
Happy Reading 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
"Maaf ya ngerepotin". Ucap Ross tak enak hati.
"Gak ngerepotin sama sekali Ross". Sahut Renny tersenyum lembut.
"Berapa usia kandungan kamu?". Tanya Renny sambil mengepel lantai
"Baru tiga Minggu Ren". Sahut Ross tersenyum hangat sambil mengelus perutnya.
"Pasti suami kamu senang".
Ross hanya tersenyum kecut. Boro-boro senang, dia malah dituduh selingkuh karena hamil.
"Iya Ren". Jawab Ross asal. Dia tidak ingin Renny tahu kenyataan sebenarnya.
Renny duduk didekat Ross setelah menyelesaikan satu ruangan.
Wanita itu menghela nafas panjang "Gak enak banget Ross berbagi suami. Meski suamiku sering kasih uang bulanan, tetap aja aku gak bahagia". Curhat Renny.
Ross kikuk. Renny masih mending dikasih uang bulanan, sedangkan Ross jangankan uang bulanan. Uang harian saja, suaminya itu tidak pernah memberinya.
"Tapi kan masih dikasih jatah bulanan?". Sahut Ross.
"Iya emang. Tapi suamiku itu gak adil banget, masa iya istri muda nya dimanjain beliin ini dan itu. Sedangkan aku, malah disuruh kerja banting tulang. Kesal banget tahu gak sih". Gerutu Renny "Kamu tuh beruntung banget Ross, punya laki tajir, jabatannya GM lagi. Pasti uangnya banyak. Udah itu setia lagi".
Renny tidak tahu saja jika laki-laki yang diceritakan Renny itu adalah laki-laki bajingan yang tega menikah secara diam-diam dibelakang istrinya.
Ross hanya tersenyum kecut. Dia tidak ingin menceritakan betapa lukanya dia saat ini. Bahkan hidupnya jauh lebih miris dari pada Renny. Tapi Ross bertahan demi buah hatinya. Ross akan melewati semua badai yang menerpanya.
"Hiks hiks hiks hiks Mommy".
Obrolan Ross dan Renny terbuyarkan saat mendengar tangisan gadis kecil.
"Ross suara anak siapa tuh?". Ujar Renny.
"Gak tahu Ren. Perasaan gak ada yang bawa anak". Sahut Ross.
Ross dan Renny melihat seorang gadis kecil yang tengah berjalan kearah mereka dengan menangis.
"Nona Kecil. Tolong berhenti Non. Bibi bisa kena marah Tuan". Seorang wanita paruh baya mengejarnya.
"Anak siapa tuhh Ross?". Renny menyenggol lengan Ross.
"Gak tahu". Sahut Ross.
"Mommy".
Ross dan Renny tersendak saat gadis kecil memanggil Ross dengan panggilan Mommy.
"Anak kamu Ross?". Bisik Renny.
"Ya gaklah. Kamu kan tahu anakku cowok dua-duanya". Ketus Ross
"Mommy". Gadis kecil itu berhambur memeluk Ross dengan Isak tangis.
"Hiks hiks Mommy kemana aja. Marsha lindu Mommy hiks hiks. Kenapa Mommy ninggalin Marsha?". Ucap gadis itu merenggek dipelukkan Ross.
Ross kelimpungan sendiri. Bingung juga.
"Tenang ya Nak.. Jangan nangis lagi. Cup cup". Ross menenangkan gadis kecil itu.
"Maaf Mbak, itu anak majikan saya. Dia lagi nungguin Bapaknya". Ucap seorang wanita paruh baya pada Ross.
"Gak apa-apa Bik". Ross tersenyum. Lalu melepaskan pelukan gadis kecil itu.
"Hai sayang, kenapa nangis? Ntar hilang lho cantiknya". Goda Ross sambil menyeka air mata gadis itu.
"Hiks hiks Mommy. Daddy jahat sama Marsha. Daddy sibuk kelja dan gak ada waktu buat Marsha". Adunya manja.
"Sttttt. Marsha gak boleh ngomong gitu yaa. Daddy sayang kok sama Marsha. Kan Daddy kerja buat Marsha juga. Biar Marsha bisa beli mainan". Rayu Ross tersenyum hangat. Andai dia punya anak secantik ini, pasti Ross ingin mengigit pipi anaknya.
Gadis kecil itu menggangguk patuh. Dia menyeka air matanya dengan kasar.
Renny tersimpul melihat cara Ross menenangkan gadis kecil itu. Sifat Ross yang sabar dan lemah sambut menjadi nilai plus untuknya.
"Ayo Non, Bapak udah ada diruangannya". Sang Bibi mengulurkan tangannya untuk mengambil gadis kecil itu.
"Gak mau. Marsha mau sama Mommy". Gadis itu malah memeluk Ross dengan erat
"Tapi Non.....".
"Gak apa-apa biar sama saya aja Bby". Ucap Ross.
Wanita paruh baya itu mengangguk dan membiarkan Marsha dipelukkan Ross
Bersambung.
mn ada wanita kyk kamu, bodohnya gak ketulungan, mikiri anak, ank jiwanya ms bisa di bentuk, lama² dia paham, kl pun drndam sm ayahnya biarin, kan ayahnya yg cari penyakit