NovelToon NovelToon
Cinta Di Ujung Perceraian

Cinta Di Ujung Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Angst
Popularitas:15k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Terpaksa menggantikan sang kakak untuk menikahi pria yang tidak diinginkan kakaknya. Menjalani pernikahan lebih dari 3 tahun, pernikahan yang terasa hambar, tidak pernah disentuh dan selalu mendapatkan perlakuan yang sangat dingin.
Bagaimana mungkin pasangan suami istri yang hidup satu atap dan tidak pernah berkomunikasi satu sama lain. Berbicara hanya sekedar saja dan bahkan tidak saling menyapa
Pada akhirnya Vanisa menyerah dalam pernikahannya yang merasa diabaikan yang membuatnya mengajukan permohonan perceraian.
Tetapi justru menjelang perceraian, keduanya malah semakin dekat.
Apakah setelah bertahun-tahun menikah dan pada akhirnya pasangan itu memutuskan untuk berpisah atau justru saling memperbaiki satu sama lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 35 Khawatir.

Akhirnya Arvin pergi ke tempat pekerjaan Vanisa dan dia juga langsung menemui Shela rekan kerja Vanisa.

"Jadi Vanisa belum kembali ke rumah?" Shela tanpa kaget saat Arvin datang untuk mencari istrinya.

"Benar! Apa Vanisa pernah pulang malam?" tanya Arvin.

"Tidak. Kami selesai memberikan pendidikan pada anak-anak paling lama jam 01.00 siang dan setelah itu sekolah juga akan ditutup dan tidak ada pendidikan di luar jam sekolah," jawab Shela.

"Tapi sampai saat ini Vanisa belum pulang dan saya sudah menghubungi nomor ponselnya dan tidak aktif sama sekali," ucap Arvin.

"Kemana Vanisa. Aku pikir tamu yang menemuinya tadi adalah keluarganya dan mengajaknya untuk pergi dan aku juga tidak menghubungi setelah itu," ucap Shela.

"Kamu mengatakan apa? Ada orang yang datang menemuinya?" tanya Arvin.

Shela menganggukkan kepala, "tadi pagi ada orang yang ingin bertemu dengan Vanisa dan setelah itu dia tidak kembali lagi," jelas Shela.

"Kamu mengenal ciri-cirinya seperti apa?" tanya Arvin yang tampak khawatir.

"Seorang pria tubuhnya tampak kekar dan aku tidak pernah melihatnya sebelumnya," jawab Shela.

"Astaga!" Arvin yang terlihat semakin cemas yang mengusap wajahnya dengan kasar.

"Apa kita perlu untuk melihat cctv?" tanya Shela.

"Iya. Seharusnya kita memang harus mengecek cctv," jawab Arvin yang membuat Shela menganggukkan kepala.

Setelah memeriksa cctv yang ternyata tidak membuahkan hasil. Vanisa hanya terlihat keluar saja dan tidak ada rekaman cctv saat orang itu muncul tiba-tiba di belakangnya dan membawanya masuk ke dalam mobil. Jadi Arvin tidak menemukan petunjuk apapun.

"Vanisa kemana kamu sebenarnya," ucap Arvin yang tampak begitu khawatir.

"Saya benar-benar minta maaf, tidak bisa memberikan petunjuk apapun yang ternyata cctv di sekolah ini tidak menyeluruh," ucap Shela yang merasa bersalah.

"Tidak apa-apa. Terima kasih kamu sudah memberikan informasinya. Kalau begitu Saya permisi dulu, saya harus mencari Vanisa," ucap Arvin yang membuat Sheila menganggukkan kepala dan jujur dia juga sangat khawatir pada rekannya itu.

Vanisa yang ternyata berada di dalam mobil di jok belakang dengan posisi tertidur miring dengan kedua tangan yang diikat di belakang dan mulut yang ditutup dengan lakban.

Setelah tidak sadarkan diri beberapa jam yang akhirnya Vanisa membuka matanya. Tubuhnya terasa bergoyang karena laju mobil yang cukup kencang. Mata yang terbuka itu tampak sayu yang pasti sangat bingung tentang keberadaannya.

Vanisa mencoba melihat situasi yang menyadari bahwa dia berada di dalam mobil melihat ke arah tangannya yang terikat dan bahkan tidak bisa bersuara dengan tubuhnya yang masih sangat lemas.

"Apa aku harus memotret istrimu agar kau percaya jika dia ada padaku?" Vanisa mendengar suara pria yang tampak berat.

Vanisa melihat ke arah pengemudi, orang pria yang tidak dapat dia kenali, memakai topi dan maskernya sudah dilepas. Tetapi tetap saja pria itu tidak dapat dia ketahui siapa.

Ternyata pria itu sedang berbicara dengan Arvin yang juga berada di dalam mobil yang meladeni pria asing yang menculik istrinya untuk mendapatkan petunjuk.

"Aku tidak bisa percaya padamu. Istriku sedang berada di Luar Negeri," ucap Arvin yang mencoba untuk mengecoh.

Ha-ha-ha-ha-ha-ha

Terdengar suara membahana yang terdengar begitu sangat mengejek membuat Arvin mengerutkan dahinya yang sejak tadi berusaha untuk menahan diri dengan mengepal tangannya.

"Kau mengatakan bahwa istrimu di Luar Negeri. Hey apa kau pikir aku bisa dibodohi. Istrimu sedang ada di tanganku dan di mana letak Luar Negerinya," ucap pria itu yang tidak main-main.

"Bagaimana aku bisa percaya padamu?" tanya Arvin.

"Vanisa, wanita cantik berambut sebahu, istrimu yang selama ini hanya berpura-pura bisa dan ternyata dia bisa bersuara, ternyata suaranya sangat indah," ucap pria itu yang tidak main-main yang memang benar-benar mendeskripsikan ciri-ciri Vanisa secara lengkap.

"Itu istrimu bukan, atau istri yang lain?" tanya pria itu.

"Kau benar-benar salah orang. Aku tidak memiliki istri yang bernama Vanisa!" tegas Arvin.

Suara Arvin yang terdengar di telinga Vanisa karena pembicaraan itu memang di loudspeaker. Suara Arvin yang sangat jelas mampu membuat air mata Vanisa jatuh. Di saat dirinya sekarang benar-benar kesusahan dan bisa-bisanya Arvin tetap saja tidak mau mengakuinya.

"Benarkah!" sahut pria itu dengan tersenyum miring.

"Aku tidak tahu apa maksudmu yang terus saja mengganggu kehidupanku dan sekarang mengaitkan ku dengan wanita lain. Aku sudah mengatakan jika istriku berada di Luar Negeri. Kau hanya salah sasaran saja!" tegas Arvin yang berbicara begitu terlihat tenang.

"Hmmmm, jadi aku benar-benar salah sasaran dan wanita yang aku bawa ini bukanlah istrimu. Lalu apa yang harus aku lakukan kepadanya?" tanya pria itu yang mencoba memancing Arvin agar mengaku.

"Terserah dan itu bukan urusan kau. Kau benar-benar bodoh yang salah," jawab Arvin.

"Baiklah! Wanita ini sangat cantik dan ternyata suaminya tidak mengakuinya. Jika memang dia bukan istrimu berarti tidak masalah jika aku akan membunuhnya, karena aku sudah terlanjur menculiknya yang bisa-bisa aku mendapatkan masalah," ucap pria itu memberikan ancaman yang pasti sengaja ingin memancing Arvin.

Arvin mendengarnya menelan saliva nya dengan tangan yang sejak tadi terkepal, walau nada bicaranya terdengar begitu sangat tenang tetapi wajahnya tanpa khawatir.

"Tuan Arvin apa boleh aku membunuhnya atau kita bernegosiasi dulu sebelum mengambil tindakan?" tanya pria itu.

"Aku sudah mengatakan tidak ada urusan dengan wanita yang bernama Vanisa. Jadi terserah kau ingin melakukan apapun kepadanya. Kalau perlu kirim mayatnya kepadaku agar aku mengetahui siapa sebenarnya Vanisa yang kau katakan," ucap Arvin yang malah menantang.

Vanisa mendengar semua itu benar-benar sangat tidak menyangka. Sudah bener jalan keputusannya untuk berpisah dengan Arvin seharusnya dilakukan lebih cepat.

"Oke baiklah saya akan mengirim mayatnya kepada Anda," ucap pria itu dengan tertawa terbahak-bahak.

Tut-tut-tut-tut-tut-tut.

Panggilan telepon itu dimatikan secara sepihak.

"Sial!" umpat Arvin yang memukul stir mobilnya dengan kuat.

"Kurang ajar siapa dia sebenarnya dan apa maunya? kenapa dia mengetahui banyak hal tentang kehidupan pribadi ku dan Vanisa sekarang benar-benar ada di tangannya," Arvin yang terus marah-marah.

Arvin melihat kembali ponselnya dan ternyata dia melacak penelpon yang baru saja menghubunginya. Ada garis merah yang menentukan titik di mana lokasi tersebut yang membuat Arvin melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sejak tadi Arvin memang sengaja mengajak pria itu berbicara lebih lama agar dia mengetahui jejak orang yang menculik Vanisa di mana. Arvin harus bermain siasat. Karena dia mengetahui bahwa tujuan pria itu pasti untuk mengecoh dirinya dan cara satu-satunya untuk tidak mengakui Vanisa.

Tetapi apa boleh buat yang ternyata semua perkataan Arvin justru sangat melukai Vanisa yang semakin merasa dirinya tidak ada harganya.

"Kalian semua benar-benar sangat jahat," batin Vanisa.

"Dia tetap saja keras kepala yang tidak mengakui wanita ini adalah istrinya. Apa dia pikir aku bodoh. Apa aku harus benar-benar mengirim kepalanya pada pria itu agar dia menyesal," pria itu tampak kesal dengan Arvin yang tidak bisa diajak negosiasi dan justru menantang dirinya.

Bersambung.....

"

Vaksin apa sih jorokan kamu udah kayak

1
Naufal Affiq
vanisa sebenarnya alvin itu menjaga mu,dia tidak mau kalau kamu sampai celaka,maka dari itu saling mengertilah saat ini,karena dia membutuh kan mu,jadi tolong mengertilah vanisa
Teh Euis Tea
mungkin itu ibu kandungnya arvin, sedangkan bu lala mungkin ibu tirinya
lalu siapa orang yg mengingunkan alvin jatuh ya?
Naufal Affiq
lanjut thor
Teh Euis Tea
syukurlah vanisa selamat
mbok Darmi
sebenarnya yg paling bodoh disini arvin dia hanya boneka ortu nya laki2 plin plan ngga tegas ngga salah vanisa menuntut cerai bisa matikan berdiri punya suami modelan arvin
meris dawati Sihombing
Othor fokus dong ngetiknya, bnyak typo..ceritanya jg jgn terus menjatuhkan mental orng, dah 3 thn hrsnya sdh berontak.
meris dawati Sihombing
bnysk banget typonya..nm bersalahan
Warung Sembako
emak durjana..
mbok Darmi
mampuss kamu sarah karena mulut ember mu sekarang nasib vanisa diujung tanduk bener kata daniel kamu manusia egois yg ada didunia ini mengorbankan segala cara demi ambisi mu bukan kebahagiaan anakmu ya..sudah nikmati saja kalau vanisa dibunuh sama penculik nya kamu cuma bisa menyesal saja, dasar ibu lucknut matre
Herman Lim
gila vanisa sungguh sangat kasian apalgi dgn kata Arvin yg sangat kejam
Teh Euis Tea
emang benar semua itu gevara sarah yg ingin vanisa di akui publik jd vanisa di culik
mbok Darmi
arvin pembicaraan mu dgn penculik vanisa sedikit banyak membunuh vanisa secara perlahan hbs ini saat nantinya dia akan beneran di eksekusi penculik nya dia akan pasrah krn merasa hidupnya tdk penting bagi siapapun
Teh Euis Tea
nudah"an vanisa bisa selamat dan lepas dari orang yg menculiknya
Herman Lim
pasti ada yg menculik vanisa
Teh Euis Tea
duhhh siapa lg yg nyulik vanisa ya?
apa motifnya hingga vanisa yg di culik?
jd makin penasaran aku
mbok Darmi
Arvin kamu bener2 suami lucknut sampai usia pernikahan 3 tahun jamu tdk tau telp tempat vanisa kerja temen akrab nya juga tdk tau knp sekarang kamu repot2 cari vanisa yg ngga pulang biarin aja toh tdk menyusahkan kamu katanya ngga usah saling peduli itu cam kan, feeling ku vanisa diculik atas permintaan lara
mbok Darmi
coba dari awal vanisa tegas seperti ini ngga bakalan dia dijadikan sapi perahan ortu nya dan tumbal kemarahan mertua nya semua sdh terlanjur tinggal sekarang mantapkan hati untuk proses perceraian jgn mau mundur vanisa
mbok Darmi
tetap lanjutkan gugatan cerai mu vanisa buat semua orang yg selama ini meremehkan mu sadar diri mereka semua hanya mau memanfaatkan kamu saja mereka pikir kamu gadis yg lemah makanya mereka ngelunjak begitu juga arvin suami lucknut
Naufal Affiq
mantap👍
Teh Euis Tea
mantap vanisa, lanjutkan km berhak bahagia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!