Perjuangan seorang Nayra Kalista yang menghadapi begitu kerasnya dunia ini, dunia yang tak adil untuk dirinya hidup. Dari kecil menjadi seorang yatim-piatu, hidup di panti asuhan, rela putus sekolah demi menjadi tulang punggung bagi saudaranya di panti asuhan. Sampai akhirnya harta satu-satunya yang dijaga selama ini direnggut oleh pria asing yang Nayra sama sekali tak kenal.
Hidupnya hancur bertubi-tubi. Apakah ia bisa menjalani hidup nya kembali setelah apa yang ia alami selama ini? Apakah Nayra bisa bahagia dengan cobaan yang begitu berat ini?
yuk mampir biar tau perjalanan hidup Nayra!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cacil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 12
🍁🍁🍁
"Kalau gitu biar saya saja yang mengantar Nayra pulang, lagian saya juga mau pulang."
"Kalau gitu saya bersama Tiara saja, jadi Bapak nggak usah repot-repot mengantarkan saya untuk pulang."
Ingin Andrian menolak keinginan mereka, tapi ia gengsi kalau memaksa Nayra untuk diantar olehnya.
"Baiklah! Besok kamu nggak usah ke kantor dulu, setelah kamu sehat baru kamu masuk."
"Tapi Bapak nggak akan memotong gaji saya kan?"
"Saya yang memberikan mu izin untuk libur, jadi saya tak akan memotong gajimu."
"Baiklah! Terima kasih untuk hari ini Pak," ucap Nayra begitu senangnya. Jadi besok ia bisa istirahat sepanjang hari dan bisa bersama-sama dengan anaknya.
"Kalau gitu kita pamit pulang dulu Pak," ucap Tiara lalu mereka pun pergi dari sana menuju parkiran untuk mengambil mobil Tiara.
"Untung aja ada kamu nawarin nebeng, kalau nggak bisa mati aku kalau Pak Andrian yang mengantarkan aku pulang."
"Memangnya kenapa kalau kamu diantar sama Pak Andrian? Beruntung loh kamu ditawarkan oleh Pak Andrian, langka Pak Andrian mau mengantarkan karyawannya untuk pulang."
"I-itu..."
Nayra tak tau harus beralasan apa kepada Tiara. Tidak mungkin ia memberitahu rahasianya selama ini, nanti Tiara pasti heboh kalau ia memberitahu alasan sebenarnya.
"Itu apa?" Tiara penasaran alasan Nayra tak mau diantar pulang oleh Pak Andrian.
"Itu loh, kan kamu bilang jarang Pak Andrian mau mengatakan karyawannya pulang, jadi aku takut kalau nanti orang-orang salah faham dan mengira ada hubungan diantara aku dan Pak Andrian."
"Bagus dong! Siapa tau Pak Andrian ada perasaan sama kamu."
"Mana mungkin seorang Pak Andrian pemilik perusahaan Grahatama menyukai aku yang hanya seorang wanita biasa dan hanya lulusan SMA seperti ini. Pasti selera Pak Andrian orang yang setara dengannya."
"Jangan langsung menyimpulkan seperti ini, kita tidak tau kalau Pak Andrian memang suka sama kamu bagaimana? Setahuku juga Pak Andrian tidak memandang orang itu dari kekayaannya tetapi dari etitutnya."
"Walaupun gitu aku sama Pak Andrian bagaikan langit dan bumi tak akan bisa bersatu."
"Masak sih, bukannya Pak Andrian manusia ya? Kamu juga kan manusia. Sama-sama makan nasi, sama-sama bernafas jadi nggak ada yang mustahil bila sama-sama manusia."
"Terserah kamu saja."
Nayra capek bicara dengan Tiara membuat ia tambah sakit. Tak lama kemudian mereka pun sampai di depan kontrakan Nayra.
"Ini rumah mu?"
"Ini cuma rumah kontrak aja, karena aku nggak punya rumah."
"Maaf ya aku kira ini rumahmu."
"Santai aja! Kamu mau masuk nggak?"
"Kapan-kapan aja, kalau gitu aku pulang dulu ya."
"Terima kasih ya atas tumpangannya.Kamu hati-hati di jalan."
Setelah Tiara cukup jauh Nayra pergi dari sana menjemput Alden di rumah Baim. Nayra berjalan kaki ke rumah Baik karena kontraknya tak terlalu jauh dengan rumah Baim.
Di tengah perjalanan Nayra tak sengaja bertemu dengan Baim beserta anaknya.
"Loh Nayra kamu sudah pulang?" tanya Baim melihat Nayra ada di sana.
"Iya aku tadi izin pulang karena aku agak kurang sehat."
"Kamu sakit Nay? Kalau gitu aku antar kamu ya ke rumah sakit?"
"Nggak usah! Aku tadi sudah di kasih obat jadi nggak perlu ke rumah sakit segala. Ngomong-ngomong kamu ngapain di sini sama Alden?"
"Tadi Alden mau dibeliin es cream di toko situ," sambil menunjukkan toko yang ada di sebrang jalan situ.
"Astaga jadi merasa merepotin beliin Alden es cream, kalau gitu aku ganti uangmu nih," Nayra menyodorkan uang kepada Baim tapi Baim malah menolaknya.
"Kayak siapa aja kamu nih, tenang aja aku nggak merasa direpotkan dengan beliin Alden es cream."
"Tapi bagaimana pun juga kamu pakai uang untuk belinya, nitip Alden aja aku udah merasa nggak enak sama kamu tambah lagi beliin es cream segala buat Alden."
"Ya Tuhan aku nggak merasa direpotkan sama sekali, malah aku senang kamu percaya ke aku untuk jaga Alden."
"Alden sini Sayang!" ujar Nayra menyuruh Alden mendekatinya.
"Bilang apa sama Om Baim udah beliin Alden es cream?"
"Terima kasih Om Baim..."
Alden terlihat lucu seperti itu dengan bibir yang penuh dengan bekas es cream.
"Sama-sama Alden Sayang..." Baim mengacak-acak rambut Alden yang lembut karena begitu gemas.
"Sekali lagi terima kasih ya! Kalau gitu aku pulang dulu."
"Dadah Om Baim..." Alden melambai-lambai kan tangannya ke arah Baim.
Sesampainya di rumah Nayra seperti biasa membersihkan badannya lalu memasak untuk makan malam. Setelah semua selesai Nayra meninggalkan Alden bermain di ruang tamu untuk pergi tidur di kamar. Nayra merasa masih lemas dan terasa begitu capek gara-gara makan bakso pedas tadi. Di tambah efek obat yang ia minum tadi membuat ia langsung tertidur pulas.
***
Hari ini Nayra terlambat masuk kantor. Dengan cepat-cepat Nayra masuk ke dalam lift menuju ruangan Andrian. Hari ini pasti ia akan mendapat omelan karena datang terlambat.
Sesampainya di ruangan Andrian. Terlihat Andrian sudah berdiri tegak di hadapan Nayra dengan tangan dilipat ke dada.
"Kamu hari ini terlambat..."
"Maafkan saya Pak! Tolong jangan pecat saya, saya masih membutuhkan pekerjaan ini," Nayra sudah overthinking akan dipecat oleh Andrian.
"Siapa yang akan memecatmu."
Mendegar itu Nayra langsung menceggakan kepalanya menghadap Andrian.
"Terima kasih Pak Anda tak memecat saya."
"Saya tidak akan memecatmu, tapi saya akan menghukum mu," bisik Andrian ke dekat telinga Nayra.
Mendegar itu membuat Nayra menjadi bergidik ngeri dengan bisikan Andrian yang terdengar berat.
"M-maksud Bapak apa?"
Nayra menjadi gugup dengan maksud Andrian lalu menjauhkan tubuhnya dari tubuh Andrian yang jaraknya begitu dekat.
"Kenapa kamu menjauh hm? Apakah kamu takut denganku?" Andrian kembali semakin mendekatkan dirinya ke arah Nayra sehingga jarak di antara mereka berdua begitu dekat.
"Tolong Pak saya merasa aneh dengan jarak Bapak terlalu dekat dengan saya," Nayra coba mendorong tubuh Andrian agar menjauh darinya, tapi bukannya malah menjauh Andrian malah menggenggam erat tangan Nayra.
"Tolong Pak lepaskan tangan saya!" Nayra mencoba untuk melepaskan tangannya dari Andrian tapi Andrian malah tambah kencang memegangnya.
"Sebentar lagi kamu akan tau apa hukuman mu karena telah terlambat datang ke kantor."
Andrian menarik tangan Nayra dengan kasar menuju ke arah sofa. Ia menjatuhkan tubuh Nayra ke sofa itu dengan agak kasar.
"Aw..." pekik Nayra kesakitan.
Kemudian Andrian melepaskan jas lalu dasinya. Kemudian ia membuka kancing baju atasannya serta melipat lengan bajunya.
"M-mau apa Bapak?" tanya Nayra dengan gugup.
"Sudah saya katakan akan menghukum mu, jadi diam saja dan lihat apa yang saya lakukan."
See you again...
LIKE DAN KOMEN YA! KALAU IKHLAS BOLEH DI VOTE JUGA ^_^
typoo yaaaa