Vikayla Marino kabur dari keluarganya yang toxic dengan di bantu adik angkat dan temannya menuju kota lain.
Pada saat di kota lain dia bertemu dengan seorang lelaki misterius bernama Alvaro Bastian. Dia yang membantu Vikayla Marino melewati trouma yang cukup mendalam.
《 CERITA CHAT STORY YG DI RILIS KE NOVEL DENGAN CERITA BERBEDA SEDIKIT 》
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SIVIKAYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
...----------------...
Vikayla sudah tertidur karena obat penenang dari Dewi Rahma. Dia seorang Dokter psikolog sekaligus teman Zefran. Alvaro dan kedua orang tuanya pun turut membantu menenangkan Vikayla pada saat histeris tadi. Itu pun usulan dari Alvaro untuk memanggil Dewi.
Mereka semua sekarang berkumpul di ruang tamu. Bersama Dewi membahas kesehatan jiwa Vikayla.
"Sepertinya dia depresi cukup parah. Dan dia itu orangnya pendiam ya. Kalau ada masalah tidak pernah di ceritakan?"tanya Dewi pada mereka.
Hanya Zefran dan Damian yang tahu tentang Vikayla karena mereka sahabatan dari sekolah SMP. Yang lebih lama sih Damian karena dia bersahabat dari SD.
"Mau cerita bagaimana Dok. Semua keluarganya toxic. Lingkungan dia toxic juga,"jelas Damian.
"Bukan nya anda teman paling lama Nona Vikay?"tanya Dewi pada Damian.
Damian mengangguk sambil menyesap rokok nya kembali. Lalu dia melanjutkan perkataannya. "memang... Tetapi dia tidak terlalu terbuka padaku. Dia lebih memendam sendiri ketimbang cerita ke teman teman nya."
Dewi menghela napas. Seperti nya dia akan mengobati Vikayla mulai dari 0.
"Aku akan perlahan mengobati trouma nya. Sepertinya dia banyak menyimpan luka tekanan batin dalam hatinya. Besok aku datang lagi untuk mengetes kejiwaan nya. Biar kita bisa liat tingkat depresi nya di level berapa. Agar nanti bisa kita tangani dengan baik,"jelas Dewi.
Mereka semua mengangguk dan berharap semoga Vikayla bisa sembuh dari trouma nya. Mereka mempercayakan semuanya pada Dewi.
"Kalau gitu aku pulang dulu Zef. Kalau ada apapun dengan Vikay bisa kabarin langsung,"ucap Dewi berdiri dari tempat duduknya.
Dia berpamitan pada kedua orang tua Alvaro dan yang lain nya. Damian mengantarkan nya sampai rumah. Karena rumah Dewi juga tidak jauh dari komplek Zefran.
"Kasian sekali nak Vikay, Mommy yakin dia anak yang baik dan penurut,"ucap Cheril saat mereka duduk berempat.
"Benar Tante. Dia itu baik dan penurut. Sayang banget sama keluarga nya. Dia lebih mementingkan kebahagian keluarganya ketimbang dirinya sendiri,"kata Zefran menjelaskan.
"Apa orang tuanya masih lengkap Zef?"tanya Mahesa.
Zefran menggeleng keluh."hanya ada Ibunya saja Om. Dia pun tinggal nya bareng sama keluarga besarnya. Kakek, Paman dan Bibi nya."
"Berarti dia sudah yatim. Kasian sekali dia apalagi harus berhadapan dengan keluarga toxic,"kata Cheri sambil menunduk.
"memang benar jiwanya pasti tertekan,"jelas Mahesa.
"Zef, Mom, Dad.. Aku ingin menikahinya!"
Mereka semua terdiam menatap Alvaro dengan kaget.
"Gue tahu lo suka sama Vikay. Tapi tunggu keadaan dia pulih dulu apa ga bisa?"tanya Zefran menatap Alvaro.
"Gue ingin menjaga nya. Biar dia nanti tinggal di rumah gue. Kan ada Mommy yang bisa jaga dia Zef,"kata Alvaro beralasan.
Entah kenapa Alvaro ingin segera melamar Vikayla. Meski dia rasa hanya pernikahan sederhana nanti yang jelas Vikayla harus tinggal bersamanya agar dia lebih leluasa mengontrol nya.
"Gue sih ga bisa menentukan Var, nanti lo tunggu Vikay sadar. Biar dia yang memutuskan,"kata Zefran.
"Iyaa Nak. Sabar lah dulu. Lagian Mommy ga masalah kok kalau harus bulak balik rumah Zefran. Tunggu nanti Vikay sadar kau bisa tanyakan langsung padanya. Cuma satu pesan Mommy. Jangan terlalu di paksakan,"pesan Cheril.
Cheril tahu anaknya hanya ingin menjaga Vikayla. Tapi bukan berarti harus secepatnya.
"Iyaa Varo. Sabarlah dulu. Tunggu Nak Vikay sadar dan pulih. Jangan kau seperti orang kebakaran jenggot,"kata Mahesa.
Alvaro hanya menggaruk kepala yang tidak gatal. Dia juga bingung dengan dirinya. Kenapa sampai terburu buru untuk menikah. Tapi dia hanya ingin menjaga Vikayla dan merawatnya. Jika sudah menikah kan dia bisa mengatur orang yang ingin berbuat tidak baik pada Vikayla.
"Come on Var. Sabar.. Kau seperti orang yang berhasrat saja. Aku akan pastikan Vikay sembuh dan hidup lebih baik dari sebelumnya,"tekad Alvaro dalam hati dia berkata.
...----------------...
Siangnya Vikayla mulai sadar. Cheril dan Echa lah yang menjaga nya. Karena yang lain sudah berangkat kerja.
"Sayang.. Kau sudah bangun? Makan dulu ya,"ucap Cheril saat melihat Vikayla bangun.
"Tante.. Ada apa ini? Apa aku di rumah sakit lagi?"tanya Vikayla sambil melirik kiri kanan.
"Kaka lagi dirumah ku. Masa Kaka ga ingat kan tadi kita sedang mengepak barang barang Kakak,"timpal Echa.
Vikayla baru ingat. Dan dia juga ingat saat Tante iparnya menelpon dan memarahinya. Dia termenung sejenak. Membuat Echa dan Cheril berpandangan.
"Kak.. Sudah jangan di pikirkan. Sekarang Kakak makan dulu,"ucap Echa membuyarkan lamunan Vikayla.
"Eh.. I-iya Cha. Tante.. Terima kasih ya. Sudah merawatku,"kata Vikayla sambil mengambil piring dari tangan Echa.
"Iyaa sayang.. Yang penting pikirkan kondisi kamu dulu nak. Jangan pikirkan yang lain. Jika sudah enakkan baru nanti kita bahas yang lain,"kata Cheril kemudian sambil tersenyum.
Vikayla mengangguk dan ikut tersenyum. Dia merasa Cheril seperti Ibu kandungnya. Padahal Ibunya sendiri tidak pernah seperhatian ini. Sekarang malah orang lain yang memperhatikan nya. Andai saja Cheril Ibunya pasti dia akan merasa bahagia mempunyai Ibu yang bisa memahami anaknya. Bisa menjadi tempat keluh kesah saat anaknya sedang punya masalah.
Perasaan nya selalu saja sedih jika berada disituasi seperti ini. Mereka padahal bukan saudara kandung tapi melebihi saudara sikap nya. Membuat Vikayla terharu dan merasa di perhatikan. Dia belum pernah merasakan hal seperti ini.
Echa dan Cheril hanya orang lain yang bukan saudara kandung. Tapi perlakuan mereka ke Vikayla membuat nya tersentuh.
"Cha.. Tan..,"sapa nya setelah menghabiskan makanan di piringnya.
"Iyaa Kak."
"Kenapa Nak?"
"Terima kasih sudah membantuku. Sudah perhatian begitu nya. Padahal kalian bukan saudara ku. Tapi kalian melebihi mereka. Aku ga pernah merasakan hal seperti ini,"kata Vikayla ingin menangis.
Cheril dan Echa saling menatap dan langsung memeluk Vikayla. Mereka tidak ingin Vikayla terguncang dan menginggat perlakuan buruk keluarga nya.
"Sudahlah Nak. Kita sholat dulu yuk biar lebih tenang,"kata Cheril.
Mereka pun pergi ke lantai bawah untuk melakukan sholat berjamaah di pimpin Cheril sebagai imam.
...----------------...
Alvaro, Damian dan Zefran sedang berkumpul di sebuah Cafe. Mereka baru saja selesai makan siang dan akan kembali ke kantor masing masing.
"Antarkan gue ke rumah Vikayla di Jakarta!"
Perkataan Alvaro membuat Damian dan Zefran saling pandang. Buat apa Varo kesana pikir mereka.
"Ngapain Var??"tanya Damian.
Damian dan Alvaro sudah seperti teman saja. Mereka sudah mulai bisa beradaptasi satu sama lain. Ga saling ketus atau canggung. Karena Zefran merasa tidak ada yang tersaingi disini. Karena cuma Alvaro yang menyukai Vikayla.
"Buat ngelamar dia!"
"Apaa?!"
...----------------...
lanjut thor 🙏
berprasangka buruk terus.
lanjut thor
mohon maaf lahir bathin. jg🙏
lanjut
lanjut