Menikah diusia yang masih tergolong muda dan dengan laki-laki yang belum pernah dikenal sebelumnya. dengan segala penyesalan Ais harus melupakan janjinya pada Ilham. laki-laki yang sudah lama ada dihati nya. Ilham yang sedang menuntut ilmu di Madinah bahkan tidak mengetahui kalau wanita yang dicintainya menikah dengan laki-laki lain. Aisyah yang selama ini hanya diam tidak berani mengutarakan isi hatinya pada Abahnya harus menerima perjodohan ini. mungkinkah Aisyah sanggup menjalankan ibadah terlama ini bersama orang yang belum dikenalnya? dan apakah Danu yang juga sudah memiliki kekasih bisa mencintai Aisyah? istri yang tidak pernah diharapkan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qurrotaayun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BENIH CINTA
Keesokan harinya, Asiyah yang sudah lebih dulu bangun, segera masak setelah subuh, dan pagi-pagi sekali Aisyah membangunkan suaminya meminta ijin untuk berangkat kekampus.
"Mas, mas Danu. Aisyah pamit mau kekampus" ucap Aisyah
Mendengar Aisyah mau berangkat ke kamu Danu segera bangun
"Kenapa pagi sekali? dan kenapa kamu tidak membangunkan aku buat subuh berjamaah?" tanya Danu heran karena biasanya Aisyah selalu membangunkan nya untuk sholat subuh berjamaah
"Sudah mas, Aisyah dari tadi sudah berusaha membangunkan mas Danu buat sholat subuh berjamaah, tetapi mas Danu tidak mau bangun." Aisyah senyum
"Terus kenapa sepagi ini kamu sudah mau pergi?" tanya Danu
"Ais ada kuliah pagi hari ini." jawab Ais singkat
"Apa mungkin kuliah sepagi ini?" Danu curiga pada Aisyah
"Ya tidak mas, tapi Aisyah hari ini jadi asisten Dosen jadi berangkat pagi untuk menyiapkan materi lebih dulu" jawab Aisyah
"Kenapa harus jadi asisten dosen sih, kamu kan sudah menikah. pasti kan kerepotan. apa kamu tidak akan menjalankan tugas kamu sebagai istri?" Danu berusaha mencegah Aisyah berangkat pagi karena takut akan menelpon ilham
"Tugas yang seperti apa maksud mas Danu?"
"Bukankah biasanya kamu menyiapkan sarapan buat kami setiap pagi"
"Sudah mas, Aisyah sudah membuat sarapan. dan Aisyah juga membuatkan bekal buat mas Danu makan siang dikantor sebagai ucapan terimakasih karena mas Danu sudah memberikan Ais ijin untuk menelpon ilham." ucap Ais
Danu yang merasa kesal hanya diam tak menjawab.
"Ais berangkat ya mas" ucap Ais mencium tangan Danu
"Assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam" jawab Danu yang masih berada di tempat tidurnya
"Bagaimana ceritanya dia bisa bangun sepagi ini dan masak sepagi ini demi bisa segera menghubungi laki-laki itu. dan kenapa juga telponnya tidak disini saja didepan ku? kenapa harus nunggu dikampus untuk telpon laki-laki itu? apa yang sebenarnya mau dibicarakan?" gerutu Danu kesal
"Arrggg... " Teriak Danu mengacak-acak rambutnya
"Kenapa perasaanku jadi seperti ini pada Aisyah, tidak.. tidak.. aku tidak mungkin benar-benar mencintainya. ini salah! mana mungkin aku mencintai perempuan seperti itu. dia bukan tipe ku sama sekali. tipeku itu wanita yang cantik dan sexy bukan seperti Aisyah.
cantik.. iya sih Aisyah cantik tapi tetap saja dia bukan tipe ku." gumam Danu berusaha mengelak kalau benih cinta itu mulai tumbuh
Selesai mandi dan ganti baju, Danu segera turun untuk sarapan bersama dengan mama dan papanya.
"Pagi ma, pa" ucap Danu yang menuruni anak tangga menyapa mama dan papa nya yang sedang sarapan
"Pagi sayang" ucap bu Retno yang sedang mengambil nasi untuk pak Herman
"Mau sekalian mama ambilkan nasi?" ucap bu Retno menawarkan
"Iya ma" Danu duduk
"Kenapa Aisyah berangkanya pagi sekali kekampus nya?" tanya pak Herman
"Entahlah" jawab Danu mengangkat kedua bahunya
"Tapi istri kamu ini hebat lho Dan, walaupun dia harus kuliah pagi, dia tidak melupakan tugas dan tanggung jawabnya. lihat saja dia juga masih sempat-sempatnya membuatkan bekal makan siang untukmu" ucap pak Herman melirik bekal makan siang yang sudah disiapkan Aisyah di meja makan.
"Tentu saja, itu karena dia Danu kasih ijin menelpon laki-laki yang dicintainya" batin Danu merasa kesal
"Dan.. Danu, kenapa malah bengong? dan itu kenapa juga nasinya malah di baut mainan? apa gak sesuai selera kamu sarapannya?" tanya bu Retno
"Eh.. apa ma?" Danu kaget
"Tu kan, kamu benaran lagi bengong. ada apa? apa ada yang menggangu pikiran kamu?tanya bu Retno
"Tidak ma, tidak ada apa-apa. Danu hanya lagi mikirin masalah pekerjaan saja. ma Danu berangkat ke kantor dulu ya!" ucap Danu pamitan kepada papa dan mama nya seraya mengambil bekal makanan yang sudah disiapkan Aisyah
"Sarapannya tidak dihabiskan dulu?" tanya bu Retno heran
"Tidak ma, Danu makan dikantor saja. Assalamu'alaikum" ucap Danu
"Walaikumsalam" Ucap pak Herman dan bu Ratno geleng-geleng melihat sikap aneh putranya
***
Dikantor
Danu yang duduk dikursi kantor nya memutar-putar pelan kursinya sembari memikirkan Aisyah yang akan menelpon Ilham.
Ada perasaan takut dan cemas kalau Aisyah akan kembali kepada Ilham.
Dret.. dret..
Pesan masuk dari Valen
"(Honey, kenapa akhir-akhir ini kamu menghindari aku? apa kamu marah karena aku tidak mau menikah dengan kamu. baiklah aku akan mengobarkan karirku demi kamu. aku akan pulang untuk menikah dengan kamu)" chat dari Valen yang belum mengetahui tentang pernikahan Danu dan Aisyah karena pernikahan mereka belum diumumkan di depan publik.
"Huh.., bagaimana bisa kamu berpikir akan menikah denganku setelah kamu tidur dengan sahabatku David. Danu dirgantara tidak pernah menggunakan barang bekas" gumam Danu senyum menyeringai
Sekarang sudah tidak ada lagi Valen dihati Danu. setelah penghianatan yang dilakukan Valen dan setelah cukup lama mengenal Aisyah. kini dipikirkan Danu hanya Aisyah.
Ya, Danu mengagumi Aisyah. perempuan yang sangat menjaga kehormatannya. tidak sembarang orang bisa melihat bentuk tubuhnya.
Aisyah yang selalu menggunakan baju gamis syar'i membuat kaum Adam segan untuk menatapnya.
Aisyah juga selalu menundukkan pandangannya di depan kaum Adam yang bukan mahramnya.
Danu sebenarnya malas untuk menghubungi Valen, tapi Danu terpaksa menelpon Valen untuk mengingatkannya agar tidak usah kembali ke Indonesia karya dirinya sudah menikah.
"Tidak mungkin, kamu bercanda kan? aku tau kamu marah sama aku, makanya kamu bercanda seperti itu benar kan? kamu mencintaiku, tidak mungkin kamu menikah dengan wanita lain" ucap Valen tidak percaya
"Terserah percaya atau tidak, tapi itulah kenyataannya. aku sudah menikah dan mempunyai istri jadi sebaiknya kamu tidak perlu kembali lagi kesini" ucap Danu
"Jadi kamu benar-benar menikah dengan perempuan lain? kamu jahat Danu" ucap Valen menangis dan menutup telpon nya.
***
Di Paris
Valen gelisah berkali-kali melihat layar ponselnya namun Danu tidak menghubungi nya. biasanya setiap Valen menangis Danu akan panik dan memohon agar dirinya tidak menangis. Danu tidak pernah sanggup melihat Valen menangis. tapi kali ini Danu tidak beraksi mendengar Valen menangis
"Bagaimana bisa Danu tidak menghubungiku, apa Danu benar-benar mencintai wanita itu? tidak mungkin. selama ini Danu tidak pernah tertarik dengan wanita manapun selain diriku. aku tau Danu hanya mencintaiku. pasti saat ini dia hanya marah saja. iya aku yakin Danu masih mencintaiku" gumam Valen menyakinkan dirinya sendiri
Sementara dikampus Aisyah mebuka kembali blokiran nomer Ilham
Dengan ragu Aisyah memencet tombol panggil dinomor Ilham
"Assalamu'alaikum"
"Walaikumsalam, Aisyah. benar kan ini Aisyah? ini benar-benar kamu kan?" ucap Ilham merasa senang Aisyah menghubunginya
