Tak Cinta Bukan Berarti Lampu Merah
Aisyah yang biasa dipanggil Ais, dihari yang seharusnya menjadi hari bahagia nya. tapi justru Ais telihat bersedih. matanya berkaca-kaca mengisyaratkan kepedihan yang mendalam
Hari ini dirinya akan menjadi seorang istri dari laki-laki yang belum dikenalnya. dirinya hanya melihat sekilas foto yang pernah Abah tunjukkan sekilas. bahkan tanpa menanyakan kesediaan Ais atau pendapat Ais. Abah langsung menyetujui pinangan dari dari keluarga Danu Dirgantara. karena disini keputusan Abah itu mutlak tidak bisa diganggu gugat.
Tok.. tok..
"Ais, umi masuk ya"
Ais hanya diam menetap luar dari balik jendela. matanya menerawang pandangan nya kosong.
"Ais" ucap Zaroh ibunya Aisyah
"Umi" jawab Ais kaget melihat Umi nya sudah berada disampinnya.
"Kenapa kamu sedih putriku? hari ini hari pernikahanmu. tidak seharusnya kamu bersedih"
"Umi, bisakah Ais melakukan nya? bisakah Ais menjalani ibadah ini umi? bukankah menikah itu ibadah terlama? kenapa Abah tidak menanyakan kesanggupan Ais? kenapa Abah yang memutuskan?" tangis Aisyah pecah
"Putriku Ais, apa maksud kamu nak?" Bu Zaroh menatap Aisyah
"Umi, Ais tidak mencintai laki-laki ini bahkan Ais tidak mengenal nya. bagaimana Ais bisa menikah dengan laki-laki yang Ais tidak cinta?"
"Ais anakku. Abah tidak mungkin menikah kan kamu dengan orang yang salah. cinta itu akan tumbuh dengan sendirinya seiring berjalannya waktu anakku. mungkin kamu belum mengenal calon suami kamu. tapi setelah nanti kalian menikah, kalian bisa belajar saling mencintai" nasihat Bu Zaroh
"Ais sudah mencintai orang lain umi" Aisyah terisak
"Apa? siapa Ais? kenapa Ais tidak pernah menceritakan nya?" Bu Zaroh kaget
"Apa dengan Ais menceritakannya, akan merubah keputusan Abah? Abah selalu memutuskan segala sesuatu tanpa mau mendengar pendapat yang lain. seperti halnya pernikahan kak Ulya. semuanya Abah yang memutuskan. umi lihat bagaimana pernikahan kak Ulya sekarang? harus berbagi suami dengan wanita lain" ucap Aisyah
"Poligami tidak dilarang putriku. jangan bicara seperti itu" Bu Zaroh menasehati
"Ais tau umi, Ais tidak membenci syariat poligami karena memang itu ada dalam tuntunan islam. tapi bagi yang mampu bersikap adil. sedangkan suami kak Ulya hanya manusia biasa dia bukan Rosul yang akan mampu bersikap adil. apa Abah pernah bertanya pada kak Ulya apakah dirinya benar-benar bahagia hidup dipoligami? apa Abah pernah bertanya seperti apa kehidupan yang dijalani kak Ulya setelah dipoligami?"
"Ais, kenapa kamu seperti ini?"
"Maafkan Ais umi. Ais tau, Ais salah tidak sepantasnya Ais bicara seperti ini pada umi." Ais menangis memeluk uminya.
"Ais, sebentar lagi kamu akan menjadi seorang istri, umi minta belajar lah menjadi istri yang sholihah. lupakan laki-laki itu." ucap Bu Zaroh
"Umi saat ini dia sedang belajar di Madinah, apa yang harus Ais katakan saat nanti dia kembali? Ais sudah berjanji akan menunggu nya kembali" kembali Ais meneteskan air mata nya.
"Akan berdosa jika kamu masih memikirkan laki-laki lain sementara kamu sudah bersuami. umi harap Ais mengerti itu. jangan kecewakan Abah dan umi putriku. lupakan lah dia. Ais..mungkin dia bukan jodoh mu. Terimalah jodoh yang sudah Alloh siapkan untuk mu. manusia berencana tapi Alloh yang menentukan. tegas Bu Zaroh
Lagi-lagi Ais merasa percuma menceritakan semuanya pada orang tuanya karena itu tidak akan merubah apa-apa. umi pun tidak akan mampu berbuat apa-apa meski pun ingin. karena umi adalah wanita yang tidak pernah membantah Abah sekali pun. apapun yang dikatakan Abah pasti itu yang akan dilakukan.
Bukan umi tidak mau tau tentang pernikahan putri pertama meraka yang sekarang harus hidup berbagi suami. tapi karena umi dan Abah tau sekarang hidup kak Ulya adalah tanggung jawab suaminya yang umi tidak boleh ikut campur terlalu dalam.
hanya sesekali Umi menanyakan kabar, kak Ulya selalu mengatakan dirinya baik-baik saja tapi Aisyah tau kakak nya menutupi sesuatu tampak jelas guratan wajahnya kalau kak Ulya menyimpan kegetiran.
Aisyah melihat ponsel yang saat ini ada di tangan nya.
terlihat notifikasi diponsel nya pesan dari Ilham laki-laki yang dicintainya yang saat ini sedang menimba ilmu di Madinah. ingin rasanya Ais mengatakan yang sebenarnya terjadi dalam hidup nya hari ini. namun Ais kembali mengurungkan niatnya, tidak ingin membuat Ilham kepikiran. lebih tepatnya Ais tidak ingin ingin mempengaruhi study Ilham disana. Ais tau tidak mudah bagi Ilham untuk bisa belajar disana. berbekal biasiswa Ilham bisa belajar di Madinah.
"Maafkan aku Ilham, aku tidak mungkin mengabari kamu tentang pernikahan yang tidak aku inginkan ini. aku tau hal ini akan mengganggu belajar kamu. kamu harus berhasil dan jadi orang sukses. mungkin kita memang tidak ditakdirkan berjodoh. aku akan mendoakanmu, semoga kamu bertemu wanita sholihah tidak seperti ku" Gumam Aisyah meneteskan air mata nya dan menghapus nomer Ilham dari ponselnya
Tak lama, kak Ulya menghampiri nya dan meminta Ais untuk keluar karena ijab qobul akan dilangsungkan.
"Kak, apa kakak bahagia menikah dengan laki-laki yang tidak kakak cintai?" tanya Aisyah
"Kenapa bertanya seperti itu dek?" Ulya balik tanya
"Jawab saja kak, apa kakak bahagia?" kembali Aisyah bertanya
"Ais.. sebuah pernikahan itu adalah ibadah. asal kita meniatkan nya karena Alloh insyaallah pasti bahagia" ucap Ulya
"Berarti kakak bahagia menjalani pernikahan kakak?" Ais menatap Ulya
"Adikku Ais, kasus kita berbeda." ucap Ulya
"Kakak tidak bahagia kan? kakak pura-pura bahagia kan?" ucap Aisyah
"Bukan kakak tidak bahagia, mas zidan sangat baik sama kakak. hanya saja ilmu kakak yang mungkin masih kurang hingga masih harus belajar lagi untuk berbagai hati."
Lagi-lagi Ulya memilih diam tak mau membagi masalah rumah tangganya dengan siapa pun termasuk pada Aisyah adiknya.
Aisyah yang kini pasrah tidak lagi berdebat. Aisyah duduk disamping laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya. laki-laki yang akan menuntunnya menuju surga Alloh. tapi benar kah dirinya bisa menjalani ibadah terlama ini bersama dengan nya? sementara hati nya sudah tarpaut laki-laki lain. apakah dirinya akan berdosa karena mencintai laki-laki yang bukan suaminya?
Sebagai wanita yang di didik dan dikenal kan agama sejak kecil tentu saja Aisyah tau kalau dirinya akan berdosa jika mencintai laki-laki lain yang bukan suaminya. jangankan mencintai, hanya memikirkan saja dirinya sudah berdosa.
"Ya Alloh kuatkan hatiku, jika memang ini takdir ku dan dia jodohku. buatlah aku jatuh cinta padanya. dan hapus lah rasa cintaku untuk mas Ilham" Batin Aisyah sesaat sebelum ijab qobul dimulai.
Tanpa melihat wanita yang saat ini ada disamping nya Danu mengucapkan ijab qobul untuk satu kali tarikan.
hingga semua saksi mengatakan"Sah"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
Ida. Rusmawati.
/Smile/
2024-07-09
0
Putri Minwa
cerita mu menarik untuk di baca thor
2024-01-29
0
Tati Suwarsih Prabowi
ortu juga harusnya minta pendapat anak2nya tentang perjodohan jangan memutuskan sepihak!
2023-05-02
0