NovelToon NovelToon
Bumi Tanpa Senja

Bumi Tanpa Senja

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Perjodohan / Cintamanis / Selingkuh / Tamat
Popularitas:2.8M
Nilai: 5
Nama Author: Hary As Syifa

Mencintai jodoh sepupu sendiri?
Salahkah itu?

Berawal dari sebuah pertemuan yang tak di sengaja. Senja, gadis 22 tahun yang baru pulang dari luar negeri itu bertemu dengan sosok pria bernama Bumi yang menurutnya sangat dingin dan menyebalkan.

Semakin Senja tidak ingin melihat wajahnya, justru makin sering Senja bertemu dengannya.

Dari setiap pertemuan itulah muncul rasa yang tak biasa di hati keduanya.

Tapi sayangnya, ternyata Bumi adalah calon suami dari sepupu Senja, Nesya. Mereka terlibat perjodohan atas permintaan almarhum ibunda Bumi pada sahabatnya yang merupakan ibu dari Nesya.

Sanggupkah Bumi dan Nesya mempertahankan perjodohan itu?

Bagaimana nasib Senja yang sudah terlanjur jatuh cinta pada Bumi? Mampukah ia mempertahankan hatinya untuk Bumi?
Baca terus kisah mereka, ya.

ig : @tulisan.jiwaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hary As Syifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Dilema

Makan malam sudah selesai. Mereka kini sedang berkumpul di ruang tamu untuk membahas masalah bisnis dan perjodohan. Senja yang masih merasa terkejut dengan perjodohan ini, memilih untuk mengasingkan diri ke halaman belakang.

Bukan soal perjodohan yang membuatnya terkejut, tapi pria yang menjadi jodohnya Nesya lah yang membuatnya begitu. Kalau boleh jujur, dia masih tidak rela kalau pria yang dijodohkan untuk Nesya adalah pria yang selama ini bermain di pikirannya. Pria yang telah ia sebut sebagai Malaikat Pelindungnya.

Senja duduk di kursi yang ada di halaman belakang. Ia menyandarkan punggungnya dan mendongakkan kepalanya ke atas langit. Saat itu bulan tampak penuh dan bersinar sangat terang dengan bintang-bintang yang berserakan di sekelilingnya. Ia jadi membayangkan  bulan itu adalah Bumi dan bintang-bintang itu adalah para wanita di sekeliling Bumi termasuk dirinya dan juga Nesya.

“Huhhhhh....” Senja menghela nafas dengan berat.  

“Aku kira dunia ini sangat luas, tapi ternyata tak cukup luas untuk takdir yang ku jalani. Sebegitu sempitnya kah dunia ini sampai pria yang aku inginkan sama dengan pria yang dijodohkan dengan sepupuku sendiri?”

Senja membetulkan duduknya. Ia memejamkan matanya merasakan angin malam yang berhembus pelan menerpa tubuhnya. Ia teringat kali pertama bertemu Bumi. Waktu itu mereka seolah sama-sama tak sudi jika harus bertemu kembali. Tapi seperti termakan omongan sendiri, mereka malah bertemu hampir setiap hari. Bahkan saat ini dirinya selalu ingin bertemu dengan Bumi.

“Kenapa aku malah terjebak pada takdir yang selalu mempertemukan kami kembali? Apa rencana semesta dibalik semua ini?”

“Tidak, aku tidak mau. Aku tidak mau terjebak dalam keadaan seperti ini,” ucap Senja setengah berteriak.  

Tiba-tiba sebuah suara mengejutkannya dari belakang.

“Terjebak seperti apa?” tanya seseorang yang tak lain adalah Dimas.

“Kau? Sejak kapan kau ada disini? Kenapa tidak bergabung dengan yang lain di dalam?” tanya Senja pada Dimas yang sudah duduk di sebelahnya.  

“Kau sendiri kenapa disini?” kata Dimas balik bertanya.

“Hei, aku bertanya duluan. Jangan balik bertanya!” gerutu Senja.

“Iya, iya, begitu saja marah,” kata Dimas sambil terkekeh. “Aku bosan saja di dalam. Tidak tau mau bahas apa. Lagipula inikan soal perjodohan Nesya dan Kak Bumi. Biar mereka saja yang membahasnya,” lanjut Dimas.

“Jadi kau adiknya Tuan Bumi, ya?” tanya Senja.

“Iya, adik sambungnya. Kami sebenarnya beda ayah dan beda ibu, tapi Ayah Bima sangat baik padaku dan menganggapku seperti anak kandungnya sendiri.”

“Kalau Tuan Bumi? Apa dia baik juga padamu?”

“Kau lucu sekali memanggilnya Tuan Bumi. Dia juga baik, tapi dia memang jarang sekali bicara. Dia selalu sibuk dengan bisnisnya.”

“Benarkah?”

Dimas mengangguk. “Kau sepertinya tertarik padanya. Apa kau sebelum ini sudah mengenalnya?”

“Ah, tidak. Biasa saja. Aku juga tidak mengenalnya,” kata Senja berkilah, padahal dia sudah beberapa kali bertemu dengan Bumi.

“Oh, begitu. Oh iya, kita belum berkenalan secara langsung. Kenalkan, aku Dimas,” kata Dimas seraya mengulurkan tangannya.

Senja langsung menyambutnya lalu melepaskannya lagi.

“Hei, kenapa tidak bilang apa-apa? Seharusnya kau perkenalkan juga namamu Senja,” tanya Dimas.

“Buat apa? Itu kau sudah tau siapa namaku,” jawab Senja acuh, ia sengaja mengerjai Dimas.

Dimas tergelak melihat tingkah Senja. “Aku tidak menyangka kau bisa menyebalkan juga,” kata Dimas.

“Kau lebih menyebalkan,” balas Senja.

“Kau.”

“Kau.”

Lalu mereka pun tergelak bersama karena kekonyolan yang mereka buat.

Dari kejauhan ada sepasang mata yang memperhatikan kedekatan mereka. Senja tampak tertawa bebas bersama Dimas. Terbersit rasa iri di benak pria yang melihat kebersamaan mereka itu. Entah kenapa ia ingin menggantikan posisi Dimas disana. 

Pria itu adalah Bumi. Ia sengaja mencari keberadaan Senja saat sadar gadis itu tidak berkumpul bersama di ruang depan. Ia juga berencana mengobrol sedikit dengan Senja tentang siapa dirinya selama ini yang belum diketahui Senja. Tapi rencananya sepertinya tak berhasil. Senja malah asik mengobrol dengan adiknya, Dimas.

***

Setelah cukup lama bertukar cerita dengan Dimas, Senja memutuskan untuk pergi mengambil minuman karena ia merasa haus. Tapi saat ia berjalan di sebuah lorong yang mengarah ke dapur, tiba-tiba sebuah tangan yang kokoh menarik lengannya, menghimpitnya ke dinding lalu membekap mulutnya agar tak berteriak.

Mata Senja membuat sempurna saat tau yang menariknya adalah Bumi.

“Aku ingin bicara padamu, bisakah kau tidak berteriak?” tanya Bumi dengan tangannya yang masih menutup mulut Senja.

Senja yang tadi terkejut perlahan tenang lalu menganggukkan kepalanya. Barulah Bumi menarik tangannya kembali, tapi ia tak merubah posisinya. Jarak di antara mereka sangat tipis sekali. Bahkan saat berbicara, aroma mint dari nafas Bumi dapat dirasakan oleh indra pencium Senja.

“Kenapa kau selalu datang tiba-tiba?” tanya Senja dengan suara pelan agar yang lain tidak mendengar mereka.

“Selalu? Apa sesering itu aku datang dengan tiba-tiba padamu?” Bumi malah balik bertanya.

Wajah Senja tiba-tiba berubah mendung. Ia teringat akan pertemuannya beberapa kali sebelum ia tau bahwa Bumi adalah calon suami sepupunya.

“Kenapa diam?” tanya Bumi lagi saat melihat Senja tak menjawabnya. Gadis di depannya itu hanya diam melihat wajah Bumi.

“Bukankah kau cukup sering datang tiba-tiba lalu menolongku?” tanya Senja kemudian. “Meskipun sekarang kondisinya berbeda,” lanjut Senja dengan lirih.

Ada pedih yang ia rasakan saat mengingat lagi pria di depannya adalah calon suami sepupunya. Kenyataan ini sungguh menyakitkan bagi Senja. Ia sudah terlanjur menaruh harapan pada Malaikat Pelindungnya itu.

“Tidak ada yang berbeda. Dulu, sekarang, atau kapanpun tidak ada yang berubah,” bantah Bumi. “Aku akan selalu menjadi Malaikat Pelindungmu seperti yang kau katakan beberapa hari yang lalu,” sambung Bumi.

Senja tersenyum getir. Mana mungkin Bumi akan terus melindunginya sementara ada wanita lain yang harus dia perhatikan. Dan mirisnya, wanita itu bukanlah Senja, melainkan sepupunya, Nesya.

“Aku bisa melindungi diriku sendiri,” ucap Senja menahan sesak di dada.

“Kau tidak bisa tanpaku,” sanggah Bumi.

“Jangan membuat pernyataan yang ambigu! Apa maksudmu aku tidak bisa tanpamu? Kau calon suami sepupuku. Yang harus kau lindungi adalah dia, bukan aku,” kata Senja.

“Aku cukup mampu melindungi kalian berdua.” Bumi masih tetap pada pendiriannya.

Senja tersenyum sinis menatap Bumi.

“Tolong beri aku alasan kenapa kau bersikeras ingin selalu melindungiku!”

Deg.

Bumi terhenyak dengan pertanyaan Senja. Dia mendadak dilanda kebingungan. Ia juga tak tau kenapa ia sangat ingin melindungi Senja dan akan terus melindunginya. Bahkan ia selalu ingin menjaga Senja dan memastikan gadis itu selalu dalam keadaan baik-baik saja.  

“Tidak bisa jawab, Tuan Bumi Langit Dirgantara?” tanya Senja yang menyebut nama Bumi dengan penuh penekanan.

“Kenapa kau tidak pernah bilang dari awal kalau kau Tuan Muda Dirgantara? Kenapa?” tanya Senja lagi.

“Kau kecewa saat tau aku Tuan Muda Dirgantara?” kata Bumi balik bertanya.

Iya, aku kecewa. Aku kecewa karena aku sudah terlanjur berharap bisa dekat denganmu karena aku tidak tau kau adalah calon suami sepupuku. Aku sudah terlanjur menyukaimu tapi sayangnya ada dinding pemisah yang terlalu tinggi untuk aku lalui, dan dinding itu adalah sepupuku sendiri.

“Ya, aku kecewa karena kau selalu menyembunyikan namamu dariku,” jawab Senja.

 “Apa bedanya kau tau siapa aku dulu maupun sekarang? Aku mau tidak ada yang berubah di antara kita. Tetap anggap aku sebagai Malaikat Pelindungmu. Jangan pernah merubah sikapmu padaku, Senja!”

Senja mendorong Bumi agar memberikan jarak lebih luas di antara mereka.

“Tenang saja. Tidak akan ada yang berubah di antara kita. Kita akan tetap menjadi dua orang asing yang tidak saling mengenal,” ucap Senja dengan tegas.

Bumi tertegun mendengar ucapan Senja. Apa maksudnya dia menganggap mereka sebagai orang asing? Tidakkah Senja merasa mereka sudah mulai ada kedekatan?

Senja tak mau berlama-lama lagi disana. Ia segera meninggalkan Bumi yang terdiam begitu saja. Ia juga tak mau Bumi tau kalau ia sudah terlanjur menyukai Malaikat Pelindungnya itu.

Sepeninggalan Senja, Bumi bersandar di dinding. Ia jadi dilema. Kenapa rasanya hubungannya dengan Senja kian menjauh? Padahal seharusnya mereka makin dekat karena hubungan keluarga mereka yang akan bersatu.

Nesya? Setelah lama tidak bertemu dengannya, ternyata hari ini perasaannya biasa saja pada wanita itu. Malah dari tadi yang selalu menyita perhatiannya adalah Senja. Senja, dan hanya Senja. Sudah benarkah ia melanjutkan perjodohannya dengan Nesya sementara ia selalu memikirkan Senja?

Bersambung...

1
Sandisalbiah
yei... Jefri ketemu calon jodoh.. kalau Bumi dgn Senja.. Jef dgn Jingganya.. Senja berwarna Jingga..
Sandisalbiah
Bumi tanpa Senja.. adalah aku
saat Bebek panggang madu terhidang di hadapanku tp tak bisa kumakan krn perut terlanjur kenyang..
maka cepatlah bangun Senjanya Bumi.. krn Bumi mu begitu bersedi sama seperti yg ku rasakan saat merelakan Bebek panggang madu utk mereka.. 😭
Sandisalbiah
Bumi jd gelap dan kelam krn Senjanya menutup mata..
Sandisalbiah
emang dr dulu Nessya itu gak waras kan? kalau otaknya normal kelakuannya gak bakal gitu.. hanya sekarang makin parah aja..
Sandisalbiah
berarti diantara mereka ini yg otaknya waras cuma si Chaterine...
Sandisalbiah
jelas banget Nesya gak niat buat nikah ama Marcell krn yg ada di otaknya cuma senang² saja.. apa lagi spek seperti Bumi lha yg jd incarannya... sayangnya dia salah dlm pergaulan... mau punya suami yg baik dan terbaik sedang dia sendiri seburuk itu, sifat, prilaku dan kebiasaanya minus semua
Sandisalbiah
hah.. biasa kalau antagonis itu manusia yg penuh rasa iri dengki dan dendam.. gak bercermin dgn prilakunya sendiri tp selalu menyalakan org lain atas apa yg menimpa dirinya...
Sandisalbiah
gak tau aja anda tuan Adrian kalau putri anda itu jalang gratisan.. asal jgn sampe kena penyakit kelamin
Sri Yuniarti 01
novel seru, wajib baca!!!
Sandisalbiah
hais.. di ujung bab di suguhin yg bening bikin seger mata 🤭
Sandisalbiah
Nesya egois.. makin ilfeel aja ma dia
Sandisalbiah
drama SInya sudah terbongkar sekarang gantian Nesya yg lagi ngedrama... gak sabar nunggu borok si Nesya terbongkar juga
Sandisalbiah
kau marah Bumi berdekatan dgn Senja tp kau sendiri.. bukan hanya berdekatan, bahkan tubuhmu sudah di jaman beberapa laki-laki.. waras gak sih kau ini Nesya..?
Sandisalbiah
tuh.. dulu aja alasanya kilaf tp kok berlanjut sampe Arkan remaja... emang ada kilaf berkepanjangan.. dasar bodoh kau Adrian.. nafsu emang selalu mengalahkan akal sehat kalau gak di barengi dgn iman...
Sandisalbiah
nah.. di cocop gak tuh..
Sandisalbiah
Senja kok ceroboh sih.. tp dgn begini semoga sandiwara penipuan si Sonya dan Alan itu segera terbongkar..
Sandisalbiah
fix.. Adrian di bodohi abis abisan.. kalau laki-laki itu berprofesi sebagi dokter, jelas dia yg merekayasa hasil tes DNA utk menyempurnakan sandiwara mereka..
Sandisalbiah
ternyata Ardian cuma di percaya oleh mantan sekretaris nya itu...
Sandisalbiah
saat Senjanya ada di genggaman, maka seluru perhatian berporos padanya.. yg lain hanya samar batang...
Sandisalbiah
mau ngapain itu si cabul Marcel ngikuti Senja.. mau cari kesempatan ya.. awas aja kalau sampe dia macam-macam
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!