Mempunyai keluarga yang bahagia adalah impian kasih, wanita berumur 29 tahun itu hidup sederhana,jadi ibu rumah tangga yang mengurus anak dan suami.
Setiap wanita selalu memimpikan kehidupan rumah tangga yang bahagia.
Tapi apa yang terjadi jika harapan itu dipatahkan dengan sebuah penghianatan.
" Tega kamu mas, kamu gak mikir gimana perasaan aku dan anak - anak. Dimana otak kamu mas, kamu sudah menghancurkan semuanya mas." Ucap kasih sambil menangis.
Hati wanita mana yang tidak sakit,mengetahui laki - laki yang dicintainya berbuat curang di belakangnya.
" Aku udah gak ada rasa sama kamu." Jawab Raka dengan enteng.
Kehidupan pernikahan yang di bangun itu hancur sudah,apakah masih dapat diperbaiki ?
Mampukah kasih menerima,bertahan,memaafkan atau melepaskan?
Akankah ada seseorang yang datang menghapus luka itu dan menggantinya dengan kebahagian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rubi Sandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 "Jiwa-jiwa pelakor"
"Aku gak selera sama makanannya mas, pengen makanan yang mas makan." ucap Kasih
Raka mengernyitkan keningnya mendengar ucapan sang istri.
"Tapi inikan makanan Kesukaan kamu sayang, biasanya kalau kita makan disini kamu pesan ini." ucap Raka yang bingung Melihat tingkah sang istri.
" Tapi itukan dulu sayang, sekarang aku pengen makanan yang kamu makan !" seru Kasih.
"Turuti saja keinginan istrimu Raka, mungkin itu keinginan anak kalian." ucap Anton
"Benar kata Anton, istrimu itu lagi ngidam memang suka aneh, tapi itu biasa di rasakan ibu hamil aku juga sering mengalaminya." Tutur Fitri yang tahu perasaan Kasih sekarang.
Mendengar kata-kata temannya Raka akhirnya menuruti sang istri dan mengabulkan keinginan Kasih.
"Ya sudah, mas akan panggil pelayan dan memesan makanan seperti makanan punya mas." ucap Raka
Kasih langsung menggelengkan kepalanya. "Tapi aku maunya makanan yang ada di piring mas itu. Bukan pesan yang baru lagi ." ucap sang istri.
"Ini bekas aku sayang, udah aku makan." Jawab Raka
"Biarin" ucap Kasih sambil menarik makanan Raka ke hadapannya.
Sedangkan Raka mengambil makanan milik istrinya, melihat tingkah Kasih semua teman Raka hanya tersenyum dan menggelengkan kepala mereka lain halnya dengan Sheila yang tidak suka melihat Kasih bermanja-manja pada Raka.
Malam semakin larut tak terasa waktu sudah menunjukkan jam 21.30 wib, setelah mereka selesai makan di restoran tadi mereka pindah ke cafe untuk bersantai sebentar. Semua larut dengan obrolan mereka begitu juga dengan Kasih dan fitri mereka sibuk mengobrol seputar kehamilan mereka, Dion dan Nadia sibuk bermain dengan Dara, sedangkan trio bapak-bapak sibuk mengobrol hanya Sheila yang tidak menikmati acara tersebut, hatinya panas melihat Perhatian Raka pada istrinya, tak jarang Raka mengelus perut Kasih atau memberikan kecupan di pipi sang istri tanpa merasa canggung kepada temannya.
Entah kenapa jiwa-jiwa pelakor Sheila semakin menjadi-jadi setelah bertemu dengan Kasih, di dalam hatinya Sheila berjanji akan merebut Raka dari Kasih.
"Lihat saja Kasih aku akan merebut suamimu, berbahagialah hari ini tapi tunggu sebentar lagi aku akan mengambil kebahagian itu. Wanita seperti kamu tidak pantas mendapatkan cinta dan kasih sayangnya mas Raka." ucap Sheila dalam hatinya.
"Mas kayaknya kita harus pulang deh, Dara udah ngantuk, aku juga udah capek mas duduk terus dari tadi." Bisik Kasih kepada Raka
Mendengar bisikan istrinya Raka kemudian berpamitan kepada temannya ingin pulang terlebih dahulu. Setelah itu mereka meninggalkan teman kantor Raka di cafe tersebut.
Sepeninggal keluarga Raka ,teman Raka masih melanjutkan acara nongkrong mereka.
"Mas Raka beruntung bangat ya punya istri seperti mba Kasih, udah cantik,sederhana, baik, pintar ngurus anak, ngurus rumah, pintar masak dan satu lagi pintar ngurus suami. Pantas aja mas Raka gak pernah tergoda sama perempuan genit yang tebar pesona di kantor kita." ucap Nadia sambil tertawa
" Beruntung apanya, cuma jadi ibu rumahtangga aja apa yang di banggakan. cuma jadi perempuan yang bisanya cuma bergantung pada suami kalau suami gak kasih duit mana punya duit dia. Pak Raka aja yang belum ketemu yang lebih wah makanya gak berpaling, coba ada yang lebih cantik dan berkelas pasti di tinggal tuh istrinya." ucap Sheila merendahkan Kasih.
Mereka tercengang mendengar perkataan Sheila yang terang-terangan merendahkan Kasih.
"Kamu kok ngegas gitu gomongnya, emang kamu merasa udah lebih dari mba Kasih, merasa lebih cantik dan berkelas. Masuk ke perusahaan aja lewat jalur orang dalam bangga." Balas Nadia dengan sinis.
"Gue cuma ngasih pendapat gue aja, emang salah. Apa yang gue bilang semua benar kan kalau dia itu cuma ibu rumah tangga pengangguran yang ngarapin suami doang " ucap Sheila
"Alah... bilang aja Lo syirikkan liat kemesraan mas Raka sama mba Kasih, pengen Lo ? cari sana yang mau sama Lo,Jangan cari laki orang." Jawab Nadia tak kalah pedas.
Nadia memang tidak terlalu suka kepada Sheila, sejak Sheila ikut bergabung di divisi keuangan. Bukan tanpa sebab Nadia tidak menyukai Sheila dari awal masuk ke perusahaan Sheila mengandalkan pamannya yang menjabat jadi salah satu orang penting dalam perusahaan, di tambah gaya dan kelakuan Sheila yang angkuh dan pamer, belum lagi cara berpakaian Sheila yang terlalu terbuka.
Melihat keadaan yang semakin memanas Fitri segera menengahi keduanya.
" Sudah kenapa kalian jadi ribut sih, kamu juga Sheila jangan nilai orang sembarangan, mba kasih itu dulu sebelum menikah dengan mas Raka bukan pengangguran. Dia bekerja di perusahaan tempat kita bekerja juga dia juga berpendidikan tinggi. Tapi setelah mereka mempunyai anak Raka menyuruh Kasih untuk berhenti bekerja dan fokus merawat Dara putri mereka." Tutur Fitri sedikit kesal pada Sheila.
"Gue pulang duluan ya, udah gak mood disini udaranya panas kaya di neraka. Ada setan kali disini." Sindir Nadia
Tak lama setelah Nadia pulang mereka juga pulang ke rumah masing-masing. Sedangkan Sheila sekarang sedang ada di mobilnya ingin pulang ke rumahnya. Dia masih kesal karena ucapan Nadia.
"Gue akan buktikan kalau gue lebih dari Kasih. Gue akan membuat Raka jatuh dalam pesona gue dan setelah itu gue akan suruh dia meninggalkan istrinya itu." ucap Sheila sambil tersenyum sinis.
Setelah perdebatannya dengan Nadia di cafe tersebut, Sheila sudah membulatkan tekadnya untuk memiliki Raka, dia juga tidak peduli dengan Raka yang sudah beristri dan punya anak. Sheila juga akan mulai melancarkan aksinya menggoda Raka agar melirik dirinya.
Sementara di kamar Raka dan Kasih mereka baru saja selesai memadu kasih, bulir-bulir keringat membasahi dahi Kasih.Raka yang melihat istrinya kelelahan menarik Kasih kedalam pelukannya, mengusap keringat di dahi kasih dan menyuruh sang istri istirahat.
Kasih yang tidak mau membantah suaminya berusaha memejamkan mata, tapi sayang ketika matanya terpejam bayangan Sheila saat menatap suaminya terus terlintas dipikirannya membuat ia sulit untuk tidur.
"Mas kenapa sih sama teman kantormu yang anak baru itu, dia itu ke kantor atau mau ke club." ujar Kasih.
Raka menatap istrinya yang tiba-tiba bertanya seperti itu.
"Maksud kamu Sheila sayang ?" tanya Raka
" Iya mas, siapa lagi anak baru di divisi kalian." ucap Kasih.
"Sheila kenapa rupanya sayang?" tanya Raka masih belum paham dengar pertanyaan sang istri.
"Itu loh mas, Sheila kekantor tiap hari dengan pakaian modelan kaya tadi waktu kita makan itu ?" tanya Kasih
"Iya sayang, emang kenapa dengan pakaiannya sayang?" tanya Raka kembali.
"Dia itu mau kerja atau mau dugem sih mas, baju kok gitu, ketat benar. Kamu pasti suka ngeliatin dia kan kalau di kantor." ucap Kasih
" Gak sayang, gak peduli dia mau pake apa ke kantor aku gak akan tergoda hanya kamu yang bisa membuat aku tergoda sayang." ucap Raka menenangkan istrinya yang lagi pada mode cemburu.
Raka heran tumben istrinya cemburu dengan Sheila padahal dengan fitri dan Nadia istrinya tidak cemburu.
" Sayang kamu gak usah pikirkan itu, cintaku udah mentok di kamu mama Dara." Rayu Raka.
la gini dong ceritanya GK tentang kekayaan yg kadang diluar nurul ,saking kebanyakan harta 👋👍
hadewww dasar kunyang😏