Warning! 21+
Ada beberapa adegan yang dilakukan pasangan yang sudah menikah, mohon bijak menyikapinya!
Jenaka Putri menerima pernikahan yang orangtuanya putuskan dengan laki-laki yang selama ini Ia idamkan. Khayalan indah tentang menikahi lelaki impian harus hancur manakala Mandala Wangi memanipulasi pernikahan mereka hanya untuk menutupi pernikahan sirinya dengan Kinara Jelita.
Sakit hati karena ditipu tak membuat Jenaka menyerah. Ia menyusun rencana agar Mandala mencintainya, semata agar Ia tidak diceraikan suaminya sendiri.
"Centil sama suami sendiri enggak salah kan?" tekad Jenaka.
Mampukah Jenaka merebut hati Mandala? Mampukah Jenaka menggeser posisi Kinara di hati Mandala? Mampukah Jenaka menggoda suaminya sendiri? Ataukah Jenaka akan menyerah dan memilih pergi?
Karena hidup tidak se-Jenaka namanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Memikirkan Jenaka
Tidak puas? Iya!
Ada yang beda? Iya!
Mandala yang terjaga tak mampu lagi memejamkan matanya. Mandala dan Kinara sudah melakukan percintaan panas dan kini Kinara tertidur pulas karena kelelahan.
Mandala memakai pakaiannya dan mengambil rokok. Ia berjalan ke balkon dan mulai menyalakan rokoknya. Mengepulkan asap sambil menyesapnya dalam-dalam.
Pikirannya bercabang.
Ia merasa tidak puas melakukan hubungan badan dengan Kinara. Ia mau sesuatu yang beda.
Ia mau Jenaka!
Bayangan tubuh Jenaka yang putih mulus dengan payu dara bulat sempurna terus memenuhi pikirannya. Ia sengaja melampiaskannya pada Kinara, berharap dengan melihat Kinara yang cantik dapat membuat pikirannya sedikit teralihkan.
Namun nyatanya, semua berbeda.
Ronde pertama, bayangan Jenaka masih menguasai. Membuat Mandala membayangkan Jenaka dan bukan melihat Kinara yang mendesah kenikmatan dibawahnya.
Ronde kedua, berusaha fokus membayangkan kecantikan Kinara yang sudah berkeringat karena aksi panas mereka namun malah membuat Mandala merasa tak puas lalu kembali memikirkan Jenaka dan mendapatkan kepuasan tersendiri saat membayangkannya.
Kini Mandala merasa bersalah dan galau. Ia seperti telah melakukan perselingkuhan. Ia bersama Kinara namun pikirannya hanya pada Jenaka.
Galau. Ya, Ia galau. Hati kecilnya menyuruh untuk meminta haknya sebagai suami pada Jenaka. Ia ingin merasakannya. Merasakan sensasi berbeda saat meniduri wanita selain Kinara.
Kalau Genta bilang, masih ori. Ya, dalam sekali lihat juga Mandala tau kalau Jenaka masih ori.
Mandala menggaruk kepalanya yang tidak gatal tersebut. Gila! Ini pikiran paling gila yang pernah Ia pikirkan!
Bagaimana mungkin Ia memikirkan wanita lain selain Kinara apalagi berkeinginan menidurinya? Enggak mungkin!
Selama ini Ia sudah banyak menemui wanita seksi namun tidak tertarik sama sekali. Baginya hanya Kinara seorang wanita yang Ia puja. Kinara terseksi. Kinara tercantik. Kinara segalanya! Tapi kini?
Mandala mematikan rokoknya dan menggerusnya dengan kasar di asbak. Bukannya makin jernih, kini pikirannya malah makin kalut!
Dengan kesal Mandala mengambil jaket dan kunci mobil. Ia kembali pulang ke rumahnya. Meninggalkan Kinara seorang diri.
****
Jenaka terbangun mendengar suara Hp miliknya berbunyi. Nomor yang Ia tidak kenal. Karena terus mengganggu tidurnya Jenaka pun mengangkat teleponnya.
"Bukakan pintu! Aku di depan!" perintah suara di seberang telepon sana dan langsung mematikan teleponnya.
Jenaka berpikir sejenak dan tersadar kalau yang meneleponnya adalah Mandala. Dengan segera Jenaka keluar kamar dan membukakan pintu untuk Mandala.
"Maaf Kak, aku ketiduran!" kata Jenaka.
"Iya." Mandala masuk ke dalam rumah diikuti Jenaka yang sudah mengunci pintu.
"Kakak dari mana?" Jenaka berpikir sejak tadi Mandala berada di kamarnya. Ia tidak tau kalau Mandala pergi.
"Dari rumah Kinara. Aku enggak bisa tidur. Tolong buatkan susu cokelat hangat dan antarkan ke kamarku!" pinta Mandala lalu naik ke dalam kamarnya.
Jenaka melakukan apa yang Mandala perintahkan lalu membawakan susu hangat ke dalam kamar Mandala. Tak lupa Jenaka mengetuk pintu dahulu sebelum masuk.
"Masuklah!" Mandala kini bisa melihat dengan jelas penampilan Jenaka. Baju tidur motif Hello Kitty dengan celana diatas lutut. Bukan baju yang seksi namun mampu membuat Mandala berpikir liar.
"Ini Kak susunya!"
"Susu?" Mandala kembali terbayang 'susu' milik Jenaka. Ia lalu menggelengkan kepalanya. Mengusir pikiran mesum dan liar yang semakin mengembara di otaknya.
"Oh... I-iya. Taruh aja diatas nakas!" Mandala menunjuk ke arah nakas sambil membuang pandangannya dari Jenaka. Ia tak mau ada pikiran yang tidak-tidak.
"Ada lagi yang mau aku buatin, Kak?" Jenaka menaruh susu yang Ia bawa diatas nakas.
"Enggak ada!" jawab Mandala cepat.
"Yaudah aku balik ke kamar dulu ya Kak." Jenaka pergi, tak lama Ia menguap karena mengantuk. "Hoaammm!"
"Jen!" panggilan Mandala menghentikan langkah Jenaka.
"Apa Kak?"
"Kamu mau tidur disini?" batin Mandala. Namun Mandala urung mengatakannya.
"Besok aku antar ke kantornya." lain di mulut, lain di hati. Mandala justru berkata lain.
"Iya, Kak."
****
"Jen, tau enggak?" Bu Yuli memulai percakapan saat mereka makan siang. "Ada gosip baru!"
"Gosip apaan Bu?" Jenaka tetap menikmati soto ayam yang Ia pesan sebagai menu makan siangnya.
"Katanya 'Bapak' mau mindahin kantor kita ke Pusat!" ujar Bu Yuli penuh semangat.
"Iya. Ibu bilang kan kemarin?! Tapi itu mah wacana dari kapan tau Bu. Entah kapan akan terencana?!" jawab Jenaka dengan acuh.
"Kali ini beneran Jen! Tapi kita akan ditempatkan di lantai 6. Jauh dari lantai atas. Jauh dari 'Bapak'." Bu Yuli agak kecewa.
"Baguslah Bu kalau dipindahkan kesana. Saya mah kerja dimana aja. Bu, hari ini saya yang ke outlet Depok ya." ijin Jenaka.
"Kamu demen banget survey sih Jen! Panas! Macet di jalan! Nanti kulit kamu yang putih jadi gelap loh!"
"Enggak apa-apa Bu. Saya sekalian pulang nanti. Boleh kan?" Jenaka hendak menemui guru spiritualnya, Bu Sri.
"Yaudah sana! Jangan lupa laporannya kamu kirim sebelum jam 8! Saya ngantuk kalau ngecek laporan kemalaman!"
"Siap, Bu!"
Dengan berbekal ijin dari Bu Yuli, Jenaka survey ke Depok. Pulangnya Ia meminta supir menurunkannya di taman daerah Lenteng Agung.
Bak anak itik mencari ibunya, Jenaka bertanya pada tetangga sekitar dimana rumah Bu Sri.
"Oh... Bu Sri yang pake baju enggak nyambung terus? Yang anggota Duo Julid? Yang biasa dipanggil Mamah Sri? Disana rumahnya!" tunjuk Pak Husin pemilik warung.
Mudah ternyata menemukan rumah Bu Sri. Sebuah rumah kontrakkan dengan teras rumah berisi jajanan anak kecil. Rencengan Pop Ice, Good Day dan Teh Sisri menghiasi lapak jualannya.
"Assalamualaikum!" panggil Jenaka.
"Waalaikumsalam." jawab Ibu-ibu yang mengenakan daster batik yang bolong dibagian ketiaknya. "Loh! Jenaka? Sampai juga kamu di rumah saya!"
"Iya, Bu." Jenaka memberikan donut satu lusin yang Ia beli di Mall saat ke outlet tadi. "Buat Ibu!"
"Wah jadi enak saya! Ayo masuk! Enggak ada orang di rumah. Kamu saya buatin Pop Ice aja ya! Tunggu sebentar!"
Tak lama menunggu Bu Sri datang membawakan Pop Ice dan sosis goreng sebagai cemilan. "Silahkan dinikmati."
"Makasih, Bu."
"Jadi gimana? Rencana kemarin sudah terlaksana?" Bu Sri menanyakan keberhasilan rencananya.
"Udah. Tapi Kak Mandala ternyata malah pulang ke rumah Kinara. Ya walaupun malamnya balik lagi pulang ke rumah sih Bu." cerita Jenaka agak kecewa.
"Wah bagus dong!"
"Bagus gimana Bu?"
"Tandanya kamu berhasil. Handuk kamu udah diturunin dikit enggak?"
"Udah. Melorot malah Bu saat aku mau kepeleset!"
"Huahahahaha.... Bagus! Rencana yang sempurna!"
"Sempurna apaan Bu? Kan aku bilang kalau Kak Mandala ninggalin aku!"
"Ya jelaslah ninggalin kamu! Dia kan nyari pelampiasan dulu. Biasalah itu laki-laki!" Bu Sri senyum-senyum sendiri dibuatnya.
"Maksud Ibu?" Jenaka dibuat bingung mendengarnya.
"Itu artinya kamu berhasil melakukannya! Sekarang lanjut ke rencana kedua!"
"Apa itu? Jangan suruh aku nyari cacing lagi ya Bu! Bunda sampai nanya ngapain aku gali-gali tanah belakang rumah!" gerutu Jenaka.
"Iya! Kita coba cara kedua. Suami kamu masih nginep di rumah istri sirinya kan?"
Jenaka mengangguk yakin.
"Kita buat suami kamu ada di sisi kamu sepanjang malam!"
"Caranya?"
Bu Sri tersenyum jahil lalu membisikkan sesuatu ke telinga Jenaka.
"Serius Bu? Aman enggak?"
"Aman! Saya sering pake kok!" jawab Bu Sri yakin.
"Saya nyobanya pas weekend ya Bu. Kebetulan malam minggu besok jatahnya Kak Mandala di rumah Kinara."
"Terserah. Kita coba cara ini dulu baru mulai ke tahap selanjutnya! Oke?"
"Oke deh!"
*****
Hmm.... Cara apa lagi ya yang dibisikkin sama Bu Sri? Ayo vote dulu, like, add favorit dan komen yang banyak ya 😍😍😘
paling seneng ceritanya Juna Melisa ❤️❤️❤️❤️
Terima kasih ya kak