NovelToon NovelToon
Selir Hati Mr. Billionaire

Selir Hati Mr. Billionaire

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / patahhati
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: alya aziz

Menjalani hubungan pernikahan, tanpa mengharap di cintai, tanpa tuntutan, dan tanpa mengharapkan sebuah pengakuan.

Tak pernah terlintas di dalam benak Arumi, bahwa ia akan menjalani sebuah hubungan pernikahan rahasia dengan seorang pria yang baru saja resmi menjadi seorang duda.

Pelariannya dari kejaran para rentenir, malah membuatnya kehilangan hal terakhir yang paling berharga baginya yaitu kesuciannya. Alfaro yang malam itu dalam kondisi mabuk telah merenggut kesuciannya di saat ia tidak sadarkan diri.

Sudah terlanjur basah, kenapa tidak sekalian menceburkan diri saja. Alfaro yang haus akan kehangatan dan belaian seorang wanita, memberikan sebuah penawaran gila kepada Arumi.

"Tugas mu hanya melayaniku selama satu tahun, aku akan melunasi semua hutang mu pada rentenir itu dan juga memberikan mu pekerjaan."


Hanya ada dua pilihan, mati secara perlahan di tangan rentenir atau menerima tawaran sang duda yang membutuhkannya sebagai penghangat ranjang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alya aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.12 (Feeling Aril)

Perlahan Arumi menggeliat dari dalam selimut. Saat matanya terbuka, ia melihat sisi kiri tempat Alfaro berada malam tadi, sekarang sudah kosong. Ya, begitulah nasib seorang wanita yang menikah tanpa di cintai, setelah Alfaro terpuaskan, ia langsung ditinggalkan begitu saja.

Arumi melangkah turun dari tempat tidur, sambil memunguti satu persatu pakaiannya yang berserakan di lantai. Matanya membulat saat melihat jam di dinding kamar yang menunjukkan pukul tujuh pagi, dengan langkah seribu, ia langsung masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Mungkin malam tadi ia terlalu kelelahan hingga tertidur begitu lama. Setelah selesai mandi, ia segera memakai pakaian dan berdandan seadanya. Rambut panjangnya pun di biarkan terurai kali ini.

Saat hendak keluar, tiba-tiba pandangannya menangkap sebuah kotak kecil yang berada di atas meja lampu tidur. Ia pun kembali memundurkan langkahnya, dan mengambil kotak yang ternyata adalah sebuah kotak ponsel.

"Apa ini untuk ku .... Ya, ini pasti pengganti ponselku kemarin, ternyata dia benar-benar menggantinya." Arumi mengeluarkan ponsel itu dari dalam kotak, ia langsung terpana saat melihat ponsel yang berada di dalam kotak itu merupakan ponsel keluaran terbaru berlogokan sebuah apel di belakangnya.

Arumi kembali melanjutkan langkahnya saat tersadar jika waktu sudah semakin mepet. Saking terburu-burunya ia sampai menenteng sepatu high heels-nya dan melangkah menuruni tangga dengan bertelanjang kaki.

Sesampainya di bawah, ia berhenti sejenak untuk mengambil nafas. Bi Ranti pun segera menghampiri Arumi yang sudah sejak tadi ia tunggu.

"Saya pikir Nona tidak mau masuk kerja hari ini," ucap Bi Ranti saat sudah berada di hadapan Arumi.

"Tidak bisa Bi, saya masih anak baru, masa sudah bolos," ujar Arumi sambil memasang sepatunya.

"Tuan Al berpesan, sebaiknya Nona tidak usah bekerja saja hari ini," tutur Bi Ranti.

"Aku harus tetap ke kantor BI, permisi." Arumi kembali melanjutkan langkahnya keluar dari pintu utama Mansion.

Bi Ranti memandangi kepergian Arumi hingga menghilang dari balik pintu. Sampai pada akhirnya ia baru sadar jika ia lupa menawarkan sarapan kepada Arumi. Buru-buru ia menyusul Arumi ke depan, tapi saat berada di teras, ia sudah tidak melihat keberadaan orang yang ia cari.

"Aduh, sudah tidak ada."

~

Setelah berjalan beberapa meter meninggalkan Mansion, Arumi melihat sebuah mobil taksi melaju dari arah berlawanan dengannya, langsung saja ia panggil. Untung saja taksi itu sedang kosong tanpa penumpang.

"Pak, antar saya ke WB grup ya, cepat pak!" desak Arumi.

"Siap Non." Pak supir itu langsung tancap gas menuju alamat yang Arumi katakan tadi.

Akhirnya Arumi bisa bernafas lega. Ia menyadarkan tubuhnya di sandaran kursi mobil, dan kembali memejamkan matanya sesaat. Sebenarnya tubuhnya terasa sangat lelah tapi ia tetap ingin pergi ke kantor, karena hari ini ia akan melakukan presentasi perdananya.

...***...

Arumi membuka ruangan departemen perencanaan dengan dahi yang sudah berkeringat, seketika itu juga semua mata tertuju padanya.

"Maaf, karena saya terlambat pak," ucap Arumi kepada ketua timnya.

"Sekali ini saya maafkan, lain kali kamu jangan terlambat lagi," ujar ketua tim.

"Baik pak, terimakasih."

Arumi berjalan menuju meja kerjanya. Ia meletakkan tas dan langsung duduk di belakang meja untuk memulai aktivitasnya. Bima yang sejak tadi sudah menunggu kedatangan Arumi langsung saja menghampirinya.

"Aku pikir kamu tidak masuk hari ini," ucap Bima pada Arumi.

"Aku kesiangan tadi ... oh iya, apa laporan pengembangan sudah kamu selesaikan?"

"Tenang saja, aku selalu tepat waktu." Bima berbalik menghadap ke meja kerjanya untuk mengambil sebuah map, saat map itu sudah di tangan, langsung saja ia berikan kepada Arumi, "Ini, semoga persentasi perdana kamu di rapat kali ini berjalan dengan lancar."

"Huh, iya semoga saja, jujur aku gugup sekali."

"Tetap fokus dan semangat."

"Siap rekan Bima."

"Oh iya bagaimana dengan ponselmu?" tanya Bima tiba-tiba.

"Tuan Al sudah menggantinya pagi ini," ucap Arumi.

"Pagi ini? Memangnya Tuan Al datang ke rumah mu atau bagaimana?" tanya Bima bingung.

Arumi tiba-tiba saja menjadi kaku. Ia menggerutuki dirinya sendiri, kenapa ia bisa sampai keceplosan seperti itu. Sejenak ia berpikir, alasan apa yang tepat untuk di katakan kepada Bima yang sedang menunggu jawaban darinya.

"Oh itu ... aku bertemu Tuan Al di lobby kantor tadi, dan dia langsung memberikan ini," ucap Arumi pada akhirnya.

"Oh begitu, apa dia juga minta maaf?"

"Ck, orang sepertinya mana mungkin mau mengakui kesalahan dengan meminta maaf," decak Arumi.

"Sudahlah lupakan saja, yang penting sudah di ganti, mana ponselnya aku mau lihat," pinta Bima.

Arumi mengeluarkan ponsel itu dari dalam tasnya dan langsung ia berikan kepada Bima. Bima langsung terperangah tak percaya karena ponsel yang di berikan Alfaro untuk Arumi adalah sebuah ponsel mahal beharga puluhan juta.

"Wow ... kalau seperti ini, aku juga mau ponsel ku di injak olehnya."

"Kira-kira kalau di jual, ini laku beberapa?"

Bima langsung beralih menatap Arumi, ia tidak habis pikir kenapa Arumi sampai bertanya seperti itu.

"Apa kamu berniat menjualnya?"

"Kalau memang mahal kenapa tidak," ujar Arumi.

"Jangan pernah berpikir untuk menjualnya, bagaimana jika tiba-tiba Tuan Al menanyakan tentang ponsel ini dan ingin melihatnya, kamu bisa dalam masalah," tutur Bima.

"Ah iya kamu benar, terimakasih karena sudah mengingatkan ku ... masukkan nomor teleponmu di ponsel itu, aku belum punya satu pun kontak karena SIM card ku juga ikut rusak bersama dengan ponsel ku kemarin.

"Oke."

Bima mulai menyimpan nomor teleponnya di bagian kontak ponsel baru Arumi. Namun saat nomornya sudah di simpan. Tiba-tiba saja ia memicingkan matanya saat di atas namanya tertera sebuah nama lain.

"Kamu bilang belum punya kontak, terus nomor telepon atas nama Hero ini milik siapa?"

"Apa!"

Dengan gerakan cepat Arumi meraih kembali ponsel miliknya. Ia pikir Bima hanya bercanda tapi ternyata Nomor ponsel atas nama Hero memang ada di bagian kontak ponsel. Arumi sudah bisa menebak jika nomor itu pasti adalah nomor ponsel Alfaro.

Apa-apaan ini, kenapa dia menyimpan Nomornya sendiri atas nama Hero, apa ia pikir aku menganggapnya sebagai pahlawan, batin Arumi.

...****...

Di ruangan Alfaro, Aril sedang duduk berhadapan dengan Alfaro di sebuah sofa yang ada di ruangan itu. Bukan untuk membicarakan tentang pekerjaan tapi saat ini Aril sedang mendengarkan Alfaro membahas tentang Arumi.

Beberapa kali gelak tawa keluar dari mulutnya. Aril mulai merasa jika Alfaro tertarik kepada Arumi. Perubahan yang saat ini ia lihat terlalu signifikan, dari Alfaro yang setelah bercerai berubah menjadi sosok yang dingin dan sekarang beransur pulih dengan hadirnya kembali tawa yang dulu sempat menghilang.

"Apa kamu tau, aku menyimpan nomor telepon ku di ponselnya dengan nama Hero, aku sudah bisa banyangkan bagaimana ekspresi wajahnya saat melihat Nama itu di dalam ponselnya." Tawa Alfaro kembali terdengar, membuat Aril, tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.

"Tuan?" panggil Aril.

"Hah, apa?" ucap Alfaro yang kini sudah beralih melihat Aril.

"Apa mungkin ... anda sudah mulai membuka hati untuk Nona," ucap Aril ragu-ragu.

Tiba-tiba ekspresi wajah Alfaro berubah menjadi serius. Ia terdiam sesaat, mencoba mencerna semua ucapan Aril. Namun seberapa banyak pun ia berpikir, ia tetap berusaha mengelak saat tanda-tanda itu mulai ia rasakan hadir di dalam dirinya.

"Ck, apa kau becanda, mana mungkin aku membuka hati untuknya. Bagiku sekarang, wanita yang tulus itu tidak akan pernah ada. Bahkan gadis polos itu rela naik ke atas ranjang ku hanya demi apa jika bukan uang, semua untuk uang dan uang," tutur Alfaro.

Aril menatap Alfaro dengan sangat intens. Ia berusaha mencari jawaban dari apa yang Alfaro ucapkan. Sepertinya perasaan itu masih berselimut kabut trauma kegagalan di masa lalu, hingga Alfaro sendiri tidak menyadari apa yang mulai menggelitik hatinya.

"Apa Tuan yakin?" tanya Aril memperjelas.

"Hey! Kau ini kenapa, aku hanya sedang bersenang-senang dengan mainan ku, kenapa kamu serius begini, kembali ke meja mu ... kamu tidak bisa di ajak bercanda, tidak seru." Alfaro beranjak dari tempat duduknya dan mulai melangkah meninggalkan sofa itu menuju meja kerjanya.

Pandangan Aril mengikuti langkah Alfaro, entah kenapa semakin hari, feelingnya semakin kuat saja. Ada satu hal yang Aril takutkan jika hal itu benar-benar terjadi. Yaitu, jika Alfaro menyadari perasaannya di saat yang tidak tepat atau di saat hati Arumi sudah di isi oleh orang lain.

Bersambung 💓

Jangan lupa like+komen+vote ya readers 🙏😊

Aku selalu baca komentar-komentar kakak readers semua dan aku sangat berterimakasih atas suport dan saran dari Kalian. Tetap setia menunggu update terbarunya ya, terimakasih ❤️

1
tri
ets dah ada yg cemburu, ,/Shy//Shy//Shy/
tri
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Riza Rama
Kecewa
Riza Rama
Buruk
tri
,/Facepalm//Facepalm/ dinda mmg the best kelakuannya, aril....aril, knp ga ngaku aja sik
Idha Giatno
Luar biasa
Nenie Chusniyah
luar biasa
MommaBear
Luar biasa
Anonymous
ok
Rahma Putri
Luar biasa
Alet
keren
Ririn Nursisminingsih
meleleh a thor😍😍
Ririn Nursisminingsih
thor semua karyamu udah a baca...penulisanya sangat bagus alurnya tidak berbelit2 a suka..💪💪
Ririn Nursisminingsih
hadech kok malah saling berbohong mending arumi bilang aja udah nikah
Ririn Nursisminingsih
ayoo arumi srmangat tunjukan kmu wanita cerdas,kuat,ndak mudah ditindas
Ririn Nursisminingsih
ambil aja arumi buat alvaro bucin sama kmu...biar tau rasa dia
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
Luar biasa
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
mampir di arumi
Novie Yanti
iy senyum senyum sendiri.. sweet banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!