Warning 21+ Cerita Dewasa!!!!!!
Bijaklah dalam memilih bacaan, karena novel ini bisa membuat ada jungkir balik, panas dingin, ngakak berkepanjangan dan juga mengandung kebucinan yang hakiki.
Wanita malam julukan segelintir orang disekitar pemukiman tempat tinggal Berlian Ayunda yang memandang rendah pekerjaannya, tapi Berlian tidak pernah menghiraukan perkataan mereka yang terpenting dirinya bisa menjaga diri dan juga kehormatannya.
Hingga suatu hari Berlian harus menikah dengan seseorang karena desakan dan aturan dari lingkungan tempat tinggalnya.
Alvaro Waradhana seorang cassanova suami Berlian yang menganggap Berlian sama seperti wanita malam yang selalu menemani tidurnya.
Akankah Berlian bisa bertahan dengan Alvaro Waradhana?
Dan apakah Alvaro Waradhana bisa merubah statmen terhadap Berlian setelah dirinya mengenal lebih jauh siapa Berlian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaruMini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 Dasar Edan
Akhirnya Berlian mendengarkan ucapan bibi Ami agar dirinya mau tinggal bersama Varo diapartemanya, walaupun sebisa mungkin Berlian menolaknya tapi tetap saja dirinya tidak tega bila menolak perintah bibi Ami yang sudah dianggap sebagai ibu kandungnya sendiri, akhirnya dengan berat hati Berlian meninggalkan rumah bibinya dengan senyum terpaksa sambil melambaikan tangannya ketika bibi Ami juga melambaikan tangan kearah Berlian ketika Berlian akan memasuki mobil Varo.
Di sepanjang perjalanan menuju ke apartemen, Varo ataupun Berlian tidak ada yang berbicara satu dengan yang lainnya keduanya hanya diam dengan pikirannya masing-masing.
"Kamu mau makan apa? di apartemenku tidak ada persediaan makanan kalau kamu ingin makan turunlah kalau tidak terserah kepadamu?" ujar Varo memecah keheningan diantara keduanya ketika mobil Varo sudah terparkir rapi di depan restoran dan dengan segera keluar dari mobil yang diikuti oleh Berlian.
Bukanya mengikuti Varo masuk ke dalam restoran Berlian malah melangkahkan kakinya menuju sebuah supermarket yang berada tepat di samping restoran yang Varo masuki tanpa memberi tahu Varo sebelumnya. Tanpa Berlian tahu Varo terus mengawasi Berlian dari dalam restoran sambil menyantap hidangan yang dipesannya, Varo tersenyum saat melihat Berlian berbelanja kebutuhan yang biasa dibutuhkan setiap hari.
Varo sudah berada di dalam mobilnya sambil menunggu Berlian yang belum keluar dari supermarket sambil bermain ponselnya.
"Maaf lama" ujar Berlian ketika sudah duduk di samping pengemudi setelah menaruh barang belanjaannya di bangku belakang.
"Ini makanan untukmu makanlah" ujar Varo sambil memberikan bungkusan kepada Berlian yang langsung diterima oleh Berlian.
Sesampainya di apartemen yang Varo tempati Berlian tidak hentinya menggerutu di belakang Varo yang berjalan di depannya tanpa menghiraukan dirinya yang banyak membawa kantong belanja di tangan kanannya sambil menarik koper miliknya di tangan sebelah kiri.
"Dasar edan bukannya membantu malah asik main ponsel" ujar Berlian sambil mengangkat kakinya menendang udara dibelakang Varo.
"Aku melihatnya, kalau kamu ingin dibantu bilang dari tadi bukanya menggerutu tidak jelas seperti itu" ujar Varo sambil melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan Berlian.
"Tolong bantu aku" ucap Berlian yang masih terus berjalan dibelakang Varo.
Brukkk….. barang belanjaan yang berada di tangan kanan Berlian jatuh saat Berlian menabrak tubuh varo yang tiba-tiba berhenti.
"Kalau jalan itu pake mata jadi………."
"Aku baru tahu kalau jalan pake mata selama ini yang aku tahu jalan itu pake kaki" ucap Berlian memotong perkataan Varo sambil memunguti barang belanjaannya yang tercecer.
"Masa bodo terserah kepadamu" ujar Varo sambil menekan passcode apartemennya lalu masuk diikuti Berlian di belakangnya.
Berlian langsung terpukau ketika sudah masuk kedalam apartemen milik Varo yang begitu besar, Berlian mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru apartemen yang begitu mewah dan berhenti di dapur saat Berlian menaruh barang belanjaan yang tadi dirinya beli diatas meja yang berada di dapur.
"Ikut aku" ucap Varo sambil menarik tangan Berlian dan masuk kedalam salah satu kamar yang begitu besar.
"Kamu bilang kamu bisa mengajak wanita yang masih suci untuk kamu ajak tidur kenapa kamu membawaku kemari?" tanya Berlian dengan jantung yang berdetak tidak beraturan.
"Siapa juga yang ingin menikmati tubuhmu yang sudah bekas orang" ujar Varo dengan tersenyum sinis. "aku hanya ingin memberitahumu kalau ini kamar tidurmu dan tenang saja kamarku ada disana aku tidak ingin tidur dengan dirimu wanita malam" ujar Varo sambil menunjuk salah satu kamar yang berada di dalam apartemennya yang hanya bersebelahan dari kamar yang Berlian tempati kemudian Varo pergi meninggalkan Berlian yang masih diam terpaku di tempatnya berdiri.
"Syukurlah, terserah kepadamu kamu ingin memanggilku apa, aku tidak peduli yang terpenting aku akan aman walaupun harus satu atap dengan seorang cassanova sepertimu dasar edan" ucap Berlian sambil mengelus dadanya ketika Varo sudah pergi meninggalkan apartemen.
Bersambung........