Natasha Alexandrina seorang wanita cantik namun sombong dan arogan berusia 26 tahun, dia seorang wanita mandiri pemilik Alexa Butique
Cintanya kepada Andra Hadiwijaya seorang CEO muda membuatnya rela menghalalkan segala cara dengan mengajak bekerjasama seorang Mahasiswa yang juga berprofesi sebagai Driver Ojek Online bernama Prayoga Atmajaya, untuk mencapai obsesinya sebagai Nyonya Andra Hadiwijaya.
Siapa sangka sebuah peristiwa yang hampir merenggut kesuciannya, dan kebersamaannya dengan pria bernama Prayoga itu merubah alur kisah asmaranya.
Lantas apakah Natasha akan tetap berusaha mendapatkan cinta Andra atau akhirnya luluh pada Prayoga, pemuda baik hati yang selama ini menjadi Dewa Penolongnya.
Ig : Rez.zha29
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon REZ Zha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Adelia menatap intens sosok Andra yang sedang mengikuti Zoom Meeting di ruang kerjanya. Pria itu tampak berwibawa memimpin rapat virtual bersama kepala cabang perusahaannya. Andra yang merasa sedang diperhatikan kekasihnya itu tersenyum lantas gerakan kepala dan tangannya memberi kode agar Adelia mendekat ke arahnya. " Kemarilah ...!"
Adelia menuruti permintaan Andra. Setelah ia berdiri di dekat Andra, tiba-tiba saja tubuh rampingnya langsung direngkuh Andra, membuatnya terduduk di pangkuan Andra.
" Mas, lagi rapat itu ..." Adelia memukul pelan dada Andra dan menyembunyikan wajahnya malu, dia takut jika wajahnya sampai terlihat oleh para peserta rapat yang lain.
" Sudah aku mute dan matikan videonya, sayang. Jadi kita mau ngapain juga mereka nggak akan lihat dan dengar," bisik Andra lembut di telinga Adelia.
" Memang kita mau ngapain??" tanya Adelia polos.
" Aku mau ini ...."
Cup..
Sebuah kecupan mendarat di bibir mungil Adelia membuat Adelia memekik." Mas ...!! Malu ih, nanti dilihat orang," Adelia berusaha bangkit tapi Andra malah mengeratkan pelukannya di pinggang Adelia.
" Siapa yang mau lihat? Cuma kita berdua kok di sini," sahut Andra acuh mengenduskan hidungnya di leher Adelia, membuat Adelia memekik geli karena bulu-bulu halus yang tumbuh disekitar rahang dan dagu Andra.
" Nanti kalau ada orang yang masuk ke sini gimana?"
Andra terkekeh. " Yang masuk ke ruanganku ini selalu mengetuk pintu terlebih dahulu, jadi kamu tenang saja, sayang." Andra kembali mengecup pipi halus Adelia
Sementara itu di lantai bawah...
Natasha sedikit risih memperhatikan dua orang front office yang sedari tadi terlihat berbisik-bisik saat dirinya mulai masuk ke dalam bangunan kantor Andra.
" Kalian lihatin apa??" tegur Natasha saat dia melewati dua orang karyawan itu.
" Eh, hmmm ... nggak, kok. Ki-kita nggak lihat apa-apa kok, Nona," sahut salah satu pegawai wanita itu gugup.
" Kalian dibayar di sini itu untuk bekerja bukan untuk bergosip! Ingin saya adukan kalian ke Boss kalian, hah??" ancam Natasha.
" Jangan Nona, jangan ...!"
" Iya, Nona Natasha. Kami minta maaf," Dua orang pegawai itu ketakutan sambil mengatupkan tangannya di dada.
" Ya sudah saya maafkan! Tapi jika lain waktu saya lihat kalian membincangkan saya di belakang, saya pastikan kalian sudah tidak akan lagi ada di tempat ini, paham?!"
" I-iya, Nona. Iya ..." Kedua karyawan itu menyahuti bersamaan.
Natasha kemudian melenggang dengan sorot mata dan wajah yang angkuh meninggalkan mereka berdua, membuat kedua karyawan Andra itu bernafas lega.
" Nona Natasha??" Anggi terperanjat dan bangkit dari tempat duduknya saat melihat Natasha berjalan menuju ruangan Bosnya.
" Andra ada?"
" A-ada, Nona. Ta-tapi ...."
Seperti biasa, Natasha langsung melangkah tanpa mendengar tuntas ucapan sekretarisnya Andra itu.
" Sayang ... aku sebel deh sama karyawan kamu ..." Natasha terperangah saat membuka pintu ruangan Andra, Dia melihat adegan intim di mana terlihat bibir Andra dan bibir seorang wanita saling bertautan dengan posisi wanita itu duduk di pangkuan Andra.
Andra dan Adelia yang terkejut melihat kedatangan Natasha langsung menyudahi aktivitas intim mereka, terlebih Adelia yang langsung berdiri melepaskan diri dari pelukan Andra.
" Bisa tidak kalau mau masuk ruangan orang itu pakai ketuk pintu dulu?!" Andra berdecak kesal
" Supaya apa?? Supaya nggak ketahuan kalau kamu selingkuh?! Supaya nggak ketahuan kalau kalian berbuat mesum di kantor?!" balas Natasha yang tak kalah emosi. karena pemandangan yang sempat dilihatnya tadi terasa sangat mengobarkan api cemburu di dadanya.
" Siapa yang selingkuh?? Dan siapa yang diselingkuhi??" Andra mendekat ke arah Natasha dengan berkacak pinggang. " Aku sudah bilang berkali-kali jika aku tidak mencintai kamu, jadi berhentilah bermimpi, Natasha!"
" Kamu ..." geram Natasha dengan tangan mengepal kemudian menghampiri Adelia. " Kamu nggak malu, ya? Godain terus tunangan orang?!" kata-kata Natasha terlontar sengit.
" Aku bukan tunanganmu, Natasha! Kau mesti ingat itu!" Andra dengan cepat membantah, karena dia dan Natasha memang belum bertunangan. Dan kalaupun terjadi pertunangan itu semua karena campur tangan mamanya yang terus memaksa.
" Iya, kita belum tunangan itu karena dia!" Natasha menunjuk Adelia. " Karena dia yang merusak hubungan kita! Karena kamu tergoda dengan wanita kampung ini! Dia yang udah bikin kamu berpaling dari aku, Andra!"
" Aku tidak pernah berpaling dari kamu, Nat. Karena aku memang tidak punya perasaan apa-apa terhadap kamu. Seandainya pun aku punya perasaan terhadapmu dan aku berpaling, itu bukan karena orang lain, tapi karena kamu sendiri! Aku muak dengan sikap kamu!"
" Mas, sebaiknya aku pergi aja, ya ..." Adelia buru-buru menyambar sling bag nya tapi dicegah oleh Andra.
" Bukan kamu yang harus pergi, sayang," Andra kemudian melirik ke Natasha. " Tapi dia!"
" Tapi, Mas ...."
" Tetaplah di sini, aku membutuhkanmu." Andra menggenggam erat tangan Adelia. " Hatiku sedang kesal dan hanya kamu yang bisa meredakan kekesalanku." Tangan Andra kemudian menangkup wajah dan mengecup hingga mel*mat mesra bibir Adelia. Adelia terkesiap, dia hendak menolak tapi Andra semakin menarik tengkuk Adelia dan memperdalam ciumannya, sehingga dia hanya bisa pasrah menerima semua perlakuan Andra itu.
Sedangkan Natasha yang kembali disuguhkan pemandangan intim itu, hatinya terasa sakit, dadanya terasa tercabik, nafasnya turun naik tak beraturan, bahunya seketika bergetar. Gelombang panas mulai terasa di matanya. Cairan bening mulai menumpuk membasahi bola matanya, sedetik kemudian cair itu luruh membasahi pipinya.
Kedua manusia di depannya seolah tidak perduli dengan kesakitan yang dia rasakan saat ini. Natasha merasa tak sanggup jika harus ada di tempat ini. Dia segera membalikkan badan dan berhambur keluar dengan hati yang terluka. Dia berlari dengan air mata yang terus mengalir di pipi mulusnya tanpa memperdulikan beberapa karyawan Andra memandangnya penuh tanda tanya.
" Mas, lepaskan ..." Adelia mendorong tubuh Andra sehingga Andra melepaskan ciumannya. Adelia lalu menoleh ke arah Natasha tadi berdiri, tapi sudah tidak ditemuinya Natasha di sana.
" Mas, kak Natasha pergi, cepat kamu kejar dia, Mas!" Adelia merasa bersalah dengan kejadian itu.
" Ck, tidak usah hiraukan dia."
" Tapi kasihan dia, Mas. Kak Natasha pasti marah banget tadi, cepat Mas kejar dia! Bagaimana jika kak Natasha menceritakan apa yang kita lakukan ke orang tua Mas Andra?" Adelia kemudian mendorong punggung Andra agar pria itu segera menyusul Natasha.
Sementara di halaman parkir Natasha berjalan gontai dengan kedua tangan memeluk tubuhnya sendiri, air mata terus meluncur deras tak terbendung.
Tubuhnya yang bersandar di pintu mobilnya lama-lama luruh merosot ke bawah, dia masih terisak sambil duduk berjongkok layaknya anak kecil. Dia benar-benar tak perdulikan sekitarnya tak perduli berapa banyak orang yang berbisik-bisik. Cinta dan cemburu kadang memang membunuh logika, akal sehatnya buntu dan tak bisa berpikir jernih, yang ada hanya perasaan hati yang patah dan hancur berkeping-keping.
Natasha terus terisak, hingga sosok tangan kokoh terulur menyodorkan sapu tangan tepat di depan wajahnya.
*.
*
*
Author POV : Nah, loh.. tangan siapakah gerangan??
Bersambung...
Happy Reading😘
sk curi2 kesempatan...😄