Kisah pilu yang dijalani oleh gadis yatim piatu dihari pernikahananya sendiri.
Suami yang tega menyewakan dirinya pada lelaki diluaran sana yang belum tentu ia kenal.
Tapi siapa sangka, ia justru dipertemukan oleh salah satu CEO terbesar di Asia yang telah menyewa dirinya.
bagaimanakah kisah kehidupan gadis cantik tersebut?
Instagraam: @iraurah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengunjungi Panti
Sekitar 45 menit akhirnya Dara dan Pak Danu sampai di panti. anak anak yang melihat Dara datang langsung berlari menghampiri Dara.
Melihat anak anak yang begitu antusias membuat Dara bersemangat dan cepat cepat turun dari motor.
Anak anak panti langsung menghamburkan pelukan untuk Dara.
Dara juga memeluk mereka karna sudah hampir sebulan Dara tidak mengunjungi panti.
Dilihat sekarang panti sudah jauh lebih baik dari yang dulu, panti itu sudah direnovasi dan dibuat menjadi dua tingkat sehingga anak anak bisa lebih leluasa untuk berkumpul dan berbagi kamar tidur.
"Bagaimana kabar kalian semua?" tanya Dara pada semua.
"Baik kak" jawab anak anak tersebut dengan serempak.
"Kak Dara kami sangat merindukanmu" ujar salah satu anak perempuan pada Dara.
"Kakak juga sangat merindukan kalian makanya kakak datang kesini sekarang, oh iya Ibu Sisil mana?" sembari mengedarkan pandangannya mencari Ibu panti tersebut.
"Ibu ada didapur sedang buat makanan"
"Baiklah, kakak mau menemui Ibu dulu ya. Kalian lanjutkan saja mainnya" mereka pun mengangguk dan melanjutkan permainan mereka.
Sedangkan Dara langsung masuk ke dalam rumah dan mencari Bu Sisil.
"Ibu" panggil Dara saat menemukan Ibu sedang mengolah adonan kue.
"Dara? Kamu sudah datang?" ujar Ibu Sisil yang langsung menghampiri Dara.
"Iya bu, baru saja sampai. bagaimana kabar ibu?" ucap Dara yang mengambil tangan Bu Sisil dan menciumnya.
"Ibu Baik nak"
"Maaf bu, Dara baru bisa berkunjung sekarang" ucapnya dengan raut wajah sendu.
"Tidak apa apa nak, ibu mengerti kok! Kamu kan sudah menikah pasti kamu sibuk mengurusi rumah tangga kamu"
Mendengar itu Dara yakin bahwa Ibu mengira hubungannya dengan Gio baik baik saja, padahal tidak sama sekali.
Sebenarnya Dara sangat ingin menceritakan kesedihan atas pernikahan dirinya, tetapi pasti Ibu akan sedih. Apalagi kini ibYu dan Bapak terlihat bahagia karna panti telah berubah dan setiap kebutuhan anak anak selalu dipenuhi oleh donatur yang tak lain adalah mertuanya sendiri.
Dara jadi harus memikirkan seribu kali jika dirinya berkata jujur mengenai pernikahannya, Ibu pasti akan sedih sekaligus marah dan pasti hubungan mereka dengan mamahku Ismi serta Papah Alex tidak akan baik nantinya. Dara juga takut itu akan berimbas pada panti yang tidak akan memiliki donatur lagi.
"Iya bu, Dara sekarang sibuk mengurusi keperluan Mas Gio" ucap Dara berbohong.
Ibu menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Gio tau kamu kesini?" tanya Ibu yang membuat dara kegalagapan menjawabnya.
"Ta-tau bu"
"Baguslah kalau kamu sudah izin pada suami mu" Ibu Sisil terseyum pada Dara
"Ibu sedang masak apa?" Dara mencoba mengalihkan pembicaraan mereka, Dara takut Ibu akan bertanya lebih jauh hubungan pernikahannya.
"Ibu sedang masak brownis, tadi ada yang mengirim sembako kesini"
"Ya sudah Dara bantu ya bu"
Dara pun membantu Ibu Sisil untuk membuat brownis sembari mengobrol tentang keadaan panti selama Dara pergi, sesekali mereka tertawa menceritakan moment lucu yang terjadi membuat Dara sedikit lupa akan penderitaannya beberapa minggu ini.
***
Sore harinya Dara pamit pulang karna sudah hampir seharian ia berada di panti, Ibu Sisil dan Pak Danu pun mengiyakan karna merasa Dara memang harus tiba di rumah sebelum suaminya pulang dari kantor.
Dara pulang menggunakan ojek, ia memakai uang yang sempat ia simpan di kamarnya dulu yang berada di panti.
Jam lima sore dara sampai didepan rumah Gio dan turun dari motor lalu membayar ojek tersebut.
Sesampainya di kamar Dara langsung membersihkan diri dan merebahkan tubuhnya dikasur.
Ia merasa sangat senang karna hari ini Dara bisa berkumpul lagi dengan Ibu, Bapak, serta anak anak panti. Mereka terlihat begitu bahagia, Ibu dan Bapak juga lebih banyak tersenyum sekarang, mereka tidak perlu takut memikirkan akan makan apa hari ini.
Dara harap mereka akan selalu bahagia seperti saat ini, Dara akan berjuang meski begitu berat perjuangan yang ia lakukan.