NovelToon NovelToon
Sistem Menjadi Miliarder

Sistem Menjadi Miliarder

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Action / Romantis / Sistem / Anak Lelaki/Pria Miskin / Balas Dendam
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Quesi_Nue

Suatu hari, Rian, seorang pengantar pizza, melakukan pengantaran di siang hari yang terik.

Namun entah kenapa, ada perasaan aneh yang membuat langkahnya terasa berat saat menuju tujuan terakhirnya.

Begitu sampai di depan pintu apartemen lokasi pengantaran itu, suara tangis pelan terdengar dari dalam di ikuti suara kursi terguling.

Tanpa berpikir panjang, Rian mendobrak pintu dan menyelamatkan seorang gadis berseragam SMA di detik terakhir.

Ia tidak tahu, tindakan nurani itu akan menjadi titik balik dalam hidupnya.

Sistem memberi imbalan besar atas pencapaiannya.

Namun seiring waktu, Rian mulai menyadari
semakin besar sesuatu yang ia terima, semakin besar pula harga yang harus dibayar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quesi_Nue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11 - Kontrak Selesai

Di tempat lain, Nafi melongo begitu baca chat masuk.

“Hah…? Sewa mobil?! Niat banget dah!? Yaudah deh, ikutin aja, seru pasti tuh haha…”

Ia langsung tancap gas naik motornya menuju tempat sewa mobil terdekat.

Tidak sesuai harapan Rian, Nafi sedikit lama.

Rian kesal karena Nafi lama, eh si bapak malah makin pede, menjunjung tinggi anak nya sendiri sambil senyum lebar.

“Hehe, mas… kalau tau ada mas yang masih muda gini,” ucapnya sambil menepuk bahu Rian,

“saya nikahkan aja mas sama anak saya yang cantik gitu, udah putih, penurut lengkap pokoknya. Nggak mungkin saya jodohkan sama orang yang banyak selingkuh itu.”

‘Selingkuh itu’ jelas merujuk pada Tono, si dikit kaya, genit, dan parahnya lagi sepertinya udah beristri.

Rian cuma terkekeh sopan.

“Haha iya iya.”

Tapi dalam hati dia udah misuh-misuh:

“Nih Nafi mana dah… lama banget. Ngobrol sama orang udah matre, ga waras gini bikin capek aja.”

Tiba-tiba, dari luar pagar terdengar suara

“Ciiittt—!”

Bunyi rem halus mobil mahal dengan suspensi.

Bapak itu langsung berdiri di teras dan noleh.

Sebuah Alvhard hitam mengkilap berhenti tepat di depan rumah.

Lampunya meredup perlahan. Pintu sopir terbuka… dan keluar sosok yang sudah di tunggu rian dari tadi, Nafi.

Dan dia nggak main-main sama sekali.

Rambut di sisir rapi ke belakang, wangi parfum entah merek apa tapi jelas lumayan mahal, dan yang paling bikin Rian pengen sedikit ngakak,

Dia pakai jas kelulusan SMA yang entah kenapa masih pas dan malah menambah suasana role play ini.

Gaya nya tenang, jalan pelan, penuh wibawa ala anak buah orang kaya.

Si bapak langsung bengong.

“Lah… ini anak buah nya ya pak…?”

Rian senyum kecil dan mengangguk, pura-pura biasa aja padahal hatinya udah komentar panjang,

“Kan… saya memang nggak salah pilih orang. Nafi tuh kalo urusan ngerjain orang, dia pasti juara 1. Liat nih… levelnya langsung bisa ngalahin artis.”

Nafi kini berdiri di depan mereka dan membungkuk tipis, gaya ala asisten pribadi bos-bos high class.

Rian berdiri perlahan, nyender tangan ke pinggang biar role playnya lebih yakin.

“Maaf menunggu, Pak Rian,” ucap Nafi dengan suara dalam pura-pura elegan.

“Mobil yang sudah di service dan dokumen yang bapak suruh sudah saya siapkan.” Lanjutnya.

Rian ngelirik sebentar ke map itu sambil menghela napas gaya bos yang sibuk.

“Oke… bagus. Tinggal kita selesaikan satu hal lagi.” Kata Rian sambil mengambil map itu dan langsung masuk sendiri ke dalam rumah.

Suasana rumah yang… yah, gelap total.

"Klik!"

Bapak itu buru-buru nyalain lampu, dan ruang tamu kecil itu keliatan jelas, sepi, kosong, dan cuma ada kipas berdiri yang bunyinya tek-tek-tek kayak lagi ngambek.

Rian nengok kiri dan kanan. Tidak ada kursi, tidak ada sofa, dan tidak ada juga meja.

ia pun langsung saja duduk di lantai, dan berdehem menandakan pembicaraan akan dimulai.

"Ehem..ehm.."

Suasana langsung berubah serius, bapak matre mengikuti dan mereka berdua berhadapan.

Rian membuka map, nunjuk area tanda tangan dan nama dan mengetuk ngetuk arah jari nya.

“Nah… simpel saja, Pak. Ini lihat sendiri kontrak nya. Tinggal isi nama dan tanda tangan di sini,” ucap nya.

Bapak matre itu seperti dugaan Rian, nggak baca apapun.

Dia langsung ambil pulpen, dan coret-coret tanda tangan dan mengisi nama nya.

Rian pun mengambil kembali kontraknya dan membaca nama lengkapnya Udin saja.

“Oke. Simpan ini, Nafi,” ucap Rian santai.

“Baik,” sahut Nafi, nada rendah elegan, map langsung ditutup rapi.

Rian langsung berdiri keluar rumah dan berbicara sambil berjalan,

"Pak Udin, ikut saya dulu jemput anak bapak. Setelah itu, baru saya transfer uang di tempat."

“Oke, oke! Ayo, ayo! cepat!”

Antusiasnya kelihatan banget duit 120 juta sudah nari-nari di depan mata nya.

Rian senyum - senyum sendiri tetapi nafi sedikit bingung, "kapan ini selesai?" pikir Nafi.

Tetapi ia hanya mengikuti Rian saja.

Brmmm..." suara gas mobil mewah memang beda, tarikan nya kedengaran enteng.

"Cit…"

Mobil telah berhenti di depan gerbang sekolah tujuan. Pintu geser Alvhard terbuka, dan bapak matre itu turun, masih dengan senyum semu penuh kepuasan.

Begitu pintu mobil terkunci lagi dan jarak mereka agak menjauh, Nafi akhirnya tak tahan lagi dengan penasaran nya.

Suaranya keras,

“Rian, ini apaan, dah! Kenapa sewa mobil segala? Dan kenapa harus jemput anak orang? Jelasin, dong!”

Rian menghela napas panjang, dia sudah siap menjelaskan segala rencana itu.

“Gini, Nafi… ini bukan prank dan bukan main-main. Aku memang jemput siswi SMA kelas 3 itu… dan ya, aku bakalan kasih mahar 120 juta ke bapaknya.”

Nafi melotot, kaget banget.

“Hah? Dari mana lu dapet duit segitu banyak?”

Rian nyengir rinci, tapi jawabannya bohong,

“Aku menang lotre, Nafi… menang 500 juta.”

Padahal kenyataannya, uang itu pinjaman sistem yang baru ditransfer.

Nafi mengangguk mengerti.

“Jadi lo mau nikahin anak orang gitu?”

Rian mengedikkan bahu, ekspresinya campur antara bingung dan entahlah..

“Ya… bisa dibilang begitu kalau dia mau,” ucapnya sambil menatap lurus ke depan.

“Karena kalau aku nggak keluarin 120 juta tadi, dia bakal dipaksa nikah sama laki-laki lain. Aku nggak tega… dia masih sekolah kelas 3, masih muda.

Dan laki-laki itu sudah beristri. Bahkan bapaknya sendiri bilang dia sering terlibat masalah selingkuh juga.”

Nada Rian terdengar berat, bukan dramatis, tapi jelas-jelas serius.

Nafi terdiam cukup lama, memandang Rian dengan wajah sulit percaya.

“…Rian, aku tau kau berempati tapi ini nominal besar sekali. Ini bukan keputusan kecil, jadi silahkan pikir lagi.” katanya pelan untuk rian jauh lebih hati-hati daripada sebelumnya.

Rian mengangguk satu kali, tampak mantap.

“Aku tahu. Tapi kalau aku diem aja, dia nggak punya siapa pun yang bisa nolongin, kan– .”

Sebelum pembicaraan itu berlanjut, keduanya memperhatikan gerbang sekolah yang mulai terbuka.

Dari sana, tampak siswi berkulit putih dengan rambut pendek sebahu berambut sedikit pirang berjalan perlahan,

Wajahnya menunduk, pundak bergetar pelan, ia tahu dan mendengar ayahnya akan menikahkan dengan pak Tono yang sudah beristri.

Berbeda 180°, Di belakangnya, bapaknya menyusul dengan langkah cepat, senyum lebar seperti seseorang yang baru saja menemukan jackpot.

Rian menarik napas panjang.

“Udah… nanti aku jelasin lebih lengkap. Mereka sudah datang, Nafi.”

1
ALAN
lanjut Thor 😍💪
Gege
mantul
Gege
lepaskan semua thorr 10k katanya.. jangan di cicil cicil... gassss
Gege
lanjooottt thorr💪
Raihan alfi Priatno
lanjutin updatenya sampai tamat
Eli: Okeii syap
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!