NovelToon NovelToon
Aset Besar Milik Istri Kecilku

Aset Besar Milik Istri Kecilku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Cintapertama
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Atik's

Semua orang terkejut saat bos besar mereka muncul dengan menggandeng seorang wanita muda. Karyawan pria terpesona karena lekuk tubuh dan aset besar yang terpampang itu, sementara karyawan wanita merasa cemburu pada sosok yang berjalan bersama atasan mereka.

"Turunkan pandangan kalian!" desis Vino dengan nada dingin. Banyak yang berbisik-bisik tentang Sea menyebutnya sebagai perayu ulung. Mendengar itu, David merasa darahnya mendidih. Ia berhenti, berputar, dan menatap tajam mereka yang berani menggunjing istrinya.

"Berani-beraninya kalian menyebut istriku penggoda!Kalian ingin mencari masalah, ya?"

Semua orang kaget saat tahu bahwa wanita yang mereka bicarakan ternyata adalah istri dari atasan mereka.

"A-ampun, Tuan. Kami tidak tahu kalau Nyonya adalah istri Anda!" kata salah satu dari mereka dengan nada takut.

David mendengus kesal. Wajahnya menjadi lebih lembut saat merasakan usapan halus di tangannya.

"Jangan emosi, sayang. Nanti mereka bisa ketakutan," bisik Sea den

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atik's, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 8

8

“Makhluk macam apa kamu ini, Sea? Bisa-bisanya tinggal di tumpukan sampah seperti ini. Aduh, sungguh menjijikkan!” keluh Erna saat melihat pakaian yang tergantung berantakan di tali jemuran.

Sambil terus menggerutu, Erna akhirnya sampai di kamar paling ujung. Dia menghela napas dalam-dalam, menyadari kalau kamar Sea adalah yang paling kumuh dibandingkan kamar-kamar lain.

“Paru-parumu pasti kelelahan menyaring udara kotor di rusun bobrok ini, ya? Luar biasa, Sea! Aku yakin kamu pasti dari luar angkasa,” kata Erna takjub melihat ketangguhan sahabat kecilnya bertahan hidup.

Saat Erna asyik berbicara sendiri, seorang wanita bertubuh besar mendekatinya. Wanita itu lalu menatap Erna dengan seksama.

“Kamu sedang mencari siapa, Nona?” tanyanya.

Erna yang tak menyadari kehadiran orang lain di dekatnya, sontak terlonjak kaget saat tiba-tiba disapa. Ia berbalik dengan cepat, menatap wanita itu dengan jengkel sembari mengelus dadanya.

"Apa kau ini siluman? Tiba-tiba muncul tanpa permisi!" semprot Erna.

Wanita itu berkacak pinggang, tak terima dibilang siluman.

"Jangan pakai bulu mata palsu setebal itu, Nona, biar matamu bisa membedakan mana hantu dan mana wanita cantik dan seksi. Cih, berani sekali kau menghinaku!"

Erna membelalakkan mata dan mulutnya terbuka lebar saat wanita itu menyebut dirinya rupawan. Dari sudut mana pun, wanita ini tampak begitu percaya diri.

"Hei, Nyonya, kau kerasukan, ya? Wajahmu penuh kerutan dan tubuhmu juga sangat gempal,"

"Dasar kurang ajar, beraninya kau bicara sekasar itu di daerah kekuasaanku! Cari mati, ya?!" teriak wanita itu dengan nada mengancam.

Erna memutar mata, malas berurusan dengan wanita tambun itu.

"Sudahlah, tak usah berteriak heboh seperti itu. Sekarang, jawab saja pertanyaanku, apakah penghuni kamar ini ada atau tidak?!" tanya Erna sambil menunjuk ke arah pintu kamar Sea.

"Dasar gadis tak tahu malu. Sudah memaki-maki, masih berani bertanya padaku. Gadis tak berguna itu tidak ada di kamarnya. Semalam ada seorang pria yang membawanya pergi!" jawab wanita itu dengan sinis.

Kening Erna berkerut. Pria?

"Memangnya ada pria bodoh mana yang mau membawa makhluk kecil seperti dia pergi?"

"Mana ku tahu. Emangnya aku emaknya!" balas wanita itu.

"Dasar tak becus. Kau memang pantas jadi penghuni tempat kumuh ini!"

"Sialan! Aku ini pemilik tempat ini, tahu! Huh, kau dan gadis tak berguna itu sama-sama tidak punya otak. Membuang-buang waktuku saja!" gerutu wanita itu dengan kesal.

Erna berdecak.

"Hei, wanita jelek, mulai sekarang aku tak akan membiarkan gadis kecil itu tinggal di tempat menjijikkan ini. Aku akan membawanya pindah ke apartemen mewah!" ucap Erna dengan nada angkuh.

"Silahkan saja, itu malah bagus. Aku jadi tak perlu repot lagi menagih uang sewa yang selalu kurang dia bayar. Bawa saja sampah itu pergi dari sini. Masih banyak orang yang mengantre untuk menyewa kamar ini, kalau kau mau tahu!" balas wanita itu tak kalah angkuh.

"Hanya orang-orang tolol yang mau tinggal di gudang tikus seperti ini," ejek Erna, tak mau kalah.

"Biar saja. Dan gadis tak berguna itu juga termasuk dalam kategori orang bodoh seperti yang kau sebutkan tadi!" balas wanita itu dengan nada ketus.

Erna baru ingat. Ia lupa kalau Sea tinggal di tempat itu.

"Hei, mau kemana kau? Bawa pergi semua barang-barang temanmu itu dari kamar ini. Merepotkan saja!" teriak wanita itu saat Erna beranjak pergi.

"Buang saja ke tempat sampah. Aku tak sudi membawa barang bekas yang sudah terkontaminasi virus menjijikkan dari tempat kumuhmu!" balas Erna sambil melambaikan tangan ke arah wanita itu dengan jijik.

"Dasar, kau gadis kurang ajar! Hentikan!"

Erna tak menggubris teriakan wanita itu. Ia memiringkan badannya saat berpapasan dengan seorang anak kecil yang sedang berjalan santai sambil menjilati es krim di tangannya.

"Hoek...Aku bisa pingsan kalau tidak segera keluar dari tempat ini. Ya ampun Sea, kau benar-benar membuatku terlihat seperti orang miskin!" omel Erna sambil memegangi hidungnya erat-erat saat aroma busuk dari tumpukan sampah menusuk hidungnya.

Sebelum masuk kedalam mobil mewahnya, Erna menyemprotkan cairan pembersih ke seluruh tubuhnya agar terbebas dari kuman-kuman yang mungkin menempel di tubuhnya selama berada disana. Setelah itu, ia langsung mengemudikan mobilnya menuju restoran tempat Sea bekerja.

Tidak lama kemudian, ia tiba di restoran tersebut. Dengan gaya angkuh, ia keluar dari mobil sambil mengenakan kacamata hitam. Bibir Erna menyunggingkan senyum sinis saat melihat sosok bertubuh kecil namun dada terlihat menyembul yang sedang dicarinya.

"Selamat datang, Nona. Silakan masuk!" sapa Sea tanpa menyadari siapa yang berdiri di hadapannya.

"Hei, makhluk kecil. Puas kau sudah membuatku repot-repot datang ke gudang yang menjadi tempat tinggalmu itu, hah?" tanya Erna dengan nada meremehkan.

Sea terkejut. Kemudian, ia tersenyum lebar setelah menyadari siapa wanita cantik yang baru saja berbicara dengannya.

"Kak Erna!" seru Sea dengan mata berbinar-binar.

Erna menyunggingkan senyum tipis. Ia sangat menikmati ekspresi lucu yang terukir di wajah teman kecilnya itu.

"Iya, ini aku. Jangan menatapku seolah kau baru melihat hantu, Sea!" ujar Erna sambil berusaha menahan diri untuk tidak mencubit pipi gembil teman kecilnya.

Erna terlalu gengsi untuk mengakui bahwa ia juga sangat bahagia bisa bertemu dengan Sea. Harga dirinya terlalu tinggi, meskipun jauh di lubuk hatinya ia sangat merindukan gadis lugu itu.

"Hehehe, aku senang sekali Kakak masih ingat padaku!" kata Sea sambil menggandeng tangan Erna masuk kedalam restoran.

"Dasar lebay," gumam Erna pelan.

Erna tidak menolak ketika Sea menarikkan kursi untuknya. Ia kemudian melepas kacamata hitamnya dan memakaikannya pada Sea.

"Apa yang kau lihat dengan itu?" tanya Erna dengan nada menggoda.

"Bukannya jadi lebih jelas, malah gelap, Kak," jawab Sea dengan polosnya.

Erna menarik napas dalam, mencoba menenangkan diri setelah mendengar jawaban jujur Sea.

"Astaga, ya jelas gelap, Sea! Kau kan sedang memakai kacamata hitam!" gerutu Erna, tak percaya dengan kepolosan gadis di hadapannya.

"Hehe, maaf, Kak. Aku lupa!" sahut Sea sambil cengengesan.

Erna hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil tersenyum.

"Ngomong-ngomong, Sea, kudengar wanita yang seperti nenek gayung itu sudah mengusirmu dari gudang?" tanya Erna dengan santai.

"Wanita seperti nenek gayung r? Maksud Kakak siapa?" tanya Sea dengan ekspresi bingung.

"Pemilik gubuk reot tempatmu tinggal itu," jawab Erna dengan nada malas.

"Ohh itu,"

Terjadi keheningan sesaat.

"Eh?!" pekik Sea dengan nada terkejut.

"Ck, kau ini memang selalu lebay, Sea!" komentar Erna sambil mengusap telinganya yang terasa panas.

Raut wajah Sea berubah menjadi sendu. Dengan gerakan lambat, ia melepaskan kacamata hitam dari wajahnya dan menyerahkannya kembali kepada Erna.

"Sepertinya, inilah akhir dari segalanya, Kak. Setelah ini, aku mungkin akan menjadi seorang nomaden yang tidak memiliki tempat untuk pulang," ucap Sea dengan nada pasrah.

1
azka
👋
Uji Coba
Mr p
Uji Coba
dari awal baca sampai bab 21 masih ok. alur masih nyambung. semoga kedepannya tidak ada pelakor ya Thor. semangat nulisnya. aku akan setia padamu seperti David ya g setia pada Sea. wkwkwk.. ku tunggu dobel update setiap hari
Uji Coba: dari awal sampai bab 21 dibikin senyum-senyum sama tingkah Sea dan David. semoga kedepannya tidak ada drama pelakor ya Thor. tapi ya terserah author lah. aku akan setia padamu.. wkwkwk.. seperti David yang setia pada istri kecilnya yang agak oon.. Ups... bukan ngejek ya Thor, ya. 😍😍
total 1 replies
Uji Coba
🤣
azka
Sea bikin ngakak brutal🤣🤣
sabun
Sea Sea😎😎
sabun
semangat💪💪
Mama Farez
buatlah karya dengan fikiran sendiri jangan menjiplak karya orang lain..
karna cerita anda sama dengan orang lain yg judulnya istri kecil sang pewaris cuma yg beda cm nama tokohnya...klu gak percaya cb cek dia udah ada bab 2 hargailah karya orang tor ...
jangan asal ketik kasihan orang yg udah mikir2 eh gak tau udah d jiplak
baru 2
nice
baru 2
😍
baru 2
sangat puas
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!