NovelToon NovelToon
Arsaka: Sang Kultivator Lintas Dimensi

Arsaka: Sang Kultivator Lintas Dimensi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kultivasi Modern / Action / Epik Petualangan / Sistem / Fantasi / Light Novel
Popularitas:416
Nilai: 5
Nama Author: Sourcesrc

Nama Tokoh Utama: Arsaka Adyatma

Latar: Dunia Kultivator Jepang (Nihon Reikai), tersembunyi di dimensi lain.

Ringkasan Plot
Arsaka Adyatma, seorang mahasiswa teknik elektro yang realistis dari Jakarta, melakukan perjalanan wisata ke Kyoto, Jepang. Ketika ia menyentuh sebuah Gerbang Kuil kuno yang tersembunyi dimensinya, ia secara tak sengaja ditarik ke dalam Nihon Reikai—Dunia Kultivator Jepang, sebuah dimensi di mana hukum fisika digantikan oleh energi spiritual yang disebut Reiki atau Ki, dan kekuatan menentukan segalanya.

Tiba-tiba terdampar dan dilengkapi dengan sistem antarmuka mirip game yang misterius dan warisan unik Segel Naga Void yang tidak aktif, Arsaka mendapati dirinya berada di dasar rantai makanan. Ia diselamatkan oleh murid-murid dari Sekte Awan Guntur di tepi Kekaisaran Tiga Bintang, yang langsung meragukan asal-usulnya.

Novel ini mengikuti perjalanan Arsaka dari seorang Murid Tahap Awal yang naif menjadi seorang Kaisar Kultivasi yang ditakuti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sourcesrc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11

Arsaka tidak membuang waktu. Setelah mendapatkan lokasi Mutiara Petir Bawah Tanah dari Jaringan Bayangan Seribu Mata, ia meninggalkan Pasar Tujuh Bintang sebelum fajar.

Perjalanan ke Lembah Air Asin adalah dua hari perjalanan yang intens, menguji daya tahan dan efisiensi Jubah Petir miliknya. Jubah Petir kini terasa seperti sistem transportasi pribadinya, memungkinkannya mengabaikan medan yang tidak rata dan Beast Spirit Tingkat Rendah.

Pada pagi hari kedua, ia tiba di tebing yang menghadap ke Lembah Air Asin.

Lembah itu gersang dan sunyi, diselimuti kabut mineral yang tebal. Di tengah lembah, menjorok dari dinding tebing, terdapat pintu masuk gua besar yang berkilauan dengan kristal merah. Ini adalah rumah Dōryū-Ō, Raja Naga Tanah.

[PEMBERITAHUAN SISTEM]

Target Terdeteksi: Raja Naga Tanah (Dōryū-Ō).

Tingkat Kekuatan: Beast Spirit Tingkat 7 (Setara Kultivator Tahap Awal Penatua).

Afinitas: Tanah Mutasi (Sangat Padat).

Peringatan: Peluang Kemenangan dalam pertarungan langsung: 0.1%.

Arsaka bersandar di tebing, matanya menyipit. "Pertarungan langsung tidak mungkin. Dia Fase 7. Aku baru Fase 5. Aku harus mengandalkan kecerdasan, bukan kekuatan."

Dia membuka antarmuka Jaringan Bayangan Seribu Mata di dalam pikirannya. Dia mengirim pesan terenkripsi ke Yuuto, menggunakan kode yang mereka sepakati.

Arsaka: Butuh data spesifik Naga Tanah. Daya tahan meridian. Resistensi Listrik. Kirim ke Jaringan Bayangan.

Satu jam kemudian, balasan Yuuto tiba—sebuah torrent data yang berisi semua yang bisa ia temukan tentang Beast Spirit Tingkat Naga Tanah.

Yuuto: Dōryū-Ō memiliki kulit sisik yang sangat padat, hampir anti-fisik. Dantian dan meridian mereka didominasi oleh Elemen Tanah dan mineral, membuatnya sangat lamban, tetapi kebal terhadap kebanyakan serangan Elemen Petir (resistensi 90%+). Ini adalah 'material konduktor' yang buruk. Serangan api atau air adalah pilihan yang lebih baik, tapi kau hanya punya Petir dan Tanah.

Arsaka membaca data itu, alisnya berkerut. "Resistensi 90% terhadap Petir? Sial. Serangan Kilat Penusuk terbaikku hanya akan menggelitiknya."

Dia menyadari dilemanya: Musuhnya memiliki resistensi alami terhadap elemen serangannya (Petir), dan ia kebal terhadap serangan fisik (Tanah).

"Aku tidak bisa membunuhnya. Aku harus melumpuhkannya," Arsaka memutuskan.

Dia mulai menyusun rencana yang sangat teknis.

Rencana: Jebakan Impedansi

Arsaka berdiri di atas bukit pasir yang panas, menggunakan pedang kayunya untuk menggambar diagram rumit di tanah.

"Naga Tanah menggunakan Reiki Tanah yang luar biasa padat untuk menstabilkan diri," gumam Arsaka. "Sisiknya sangat padat dan bermineral. Itu membuatnya menjadi isolator listrik yang nyaris sempurna di luar. Tapi dia harus mengeluarkan Reiki untuk bergerak atau menyerang, dan Reiki itu dialirkan melalui meridiannya—yang memiliki kapasitansi tinggi."

Arsaka teringat tentang konsep Impedansi (hambatan total yang dialami arus bolak-balik) dalam fisika listrik.

"Aku tidak bisa mengalirkan arus (ampere) yang cukup untuk melumpuhkannya, karena resistensinya 90%. Tapi bagaimana jika aku menyerangnya dengan frekuensi dan gelombang yang salah?"

Analisis Masalah:

Naga Tanah (Target): Sangat lamban. Reiki Tanah-nya lambat, berat, dan stabil (Frekuensi Rendah). Resistensi Eksternal Tinggi.

Arsaka (Serangan): Raiden sangat cepat, berenergi tinggi, dan liar (Frekuensi Sangat Tinggi).

"Jika aku menyerangnya dengan Raiden biasa, energinya akan dipantulkan oleh sisiknya yang isolator," pikir Arsaka. "Tapi Naga Tanah, seperti semua makhluk, harus mempertahankan stabilitas frekuensi Reiki internalnya. Jika aku bisa memaksa frekuensi yang salah masuk, aku bisa menyebabkan resonansi yang mengacaukan meridiannya!"

Arsaka menyeringai. Ini adalah masalah Teknik Akustik/Getaran, bukan masalah kekuatan.

Rencana Serangan (Tiga Tahap):

Pembukaan: Merobek Isolator

"Aku harus menciptakan titik kontak yang sempurna. Sisik tebalnya adalah cangkang isolator. Aku harus menembusnya."

Teknik: Kilat Penusuk (Pedang Baja).

Modifikasi: Arsaka akan menyalurkan Raiden terkonsentrasi yang dikendalikan oleh Inti Benteng ke ujung pedangnya, menggunakan pedang sebagai Tusukan Frekuensi Tinggi untuk menciptakan satu titik kontak yang sempurna di sisik naga.

Kunci: Injeksi Frekuensi

"Setelah Kilat Penusuk masuk, alih-alih meledakkan Petir (yang akan dipantulkan), aku akan membanjiri meridiannya dengan Reiki Petir yang sengaja tidak terfokus."

Teknik: Tebasan Guntur (Modifikasi).

Modifikasi: Biasanya, Tebasan Guntur melepaskan gelombang kejut terfokus. Kali ini, Arsaka akan menggunakan seluruh Reiki Petirnya untuk mengirimkan pulsa Petir yang sangat cepat dan tidak stabil—sinyal yang penuh noise dan frekuensi acak—langsung ke titik tusukan.

Hasil: Resonansi dan Kelumpuhan

Reiki Tanah Naga (lambat dan stabil) akan bertemu dengan pulsa Raiden Arsaka (cepat dan acak).

Pertemuan frekuensi yang bertentangan ini akan menyebabkan Resonansi Destruktif di meridian Naga Tanah. Meridiannya, yang terbiasa dengan getaran Reiki yang lambat, akan mulai bergetar liar karena frekuensi tinggi Petir.

Hasil: Sistem saraf dan meridian Naga Tanah akan lumpuh total—memberi Arsaka waktu untuk mencuri mutiara.

"Ini berisiko, tapi ini adalah satu-satunya cara untuk melawan Fase 7 tanpa harus mencapai Fase 7," bisik Arsaka.

Pemicu: Mencari Perhatian

Arsaka harus memancing Naga Tanah itu keluar.

Dia melihat sekeliling. Lembah itu dipenuhi dengan batu-batu berselimut mineral yang besar.

Arsaka mengambil posisi kuda-kuda dan mengaktifkan Tinju Tanah Naga. Dia memusatkan seluruh Reiki Tanah-nya ke tinjunya, yang kini terasa seberat batu meteor.

Dia menghantam salah satu batu terbesar di tebing.

KRAKK!

Batu itu hancur berkeping-keping. Bukan hanya suara, tetapi getaran energi Tanah dari Inti Benteng Arsaka menjalar ke bawah melalui bumi.

Dia terus memukul, satu batu demi satu, mengirimkan gelombang kejut Tanah yang kecil namun terfokus. Dia menciptakan Getaran Umpan yang menjengkelkan.

Setelah lima kali pukulan keras, gua Raja Naga Tanah merespons.

GROOOOARRR!

Suara auman yang dalam mengguncang lembah. Kristal-kristal merah di pintu gua bergetar.

Kemudian, Raja Naga Tanah, Dōryū-Ō, merangkak keluar.

Itu adalah pemandangan yang menakutkan. Naga itu berbentuk seperti kadal raksasa yang gemuk, dengan sisik cokelat keemasan yang tebal, ditutupi mineral berkilauan. Matanya adalah permata kuning kusam yang memancarkan kebencian. Auranya Fase 7 yang luar biasa kuat terasa menindas, membuat Arsaka sulit bernapas.

"MANUSIA KECIL!" raung Naga itu, suaranya seperti batu yang bergesekan. "KAU MENGGANGGU TIDURKU! DAN KAU BERBAU SEPERTI TANAHKU! KAU AKAN KUBAYAR!"

Naga itu bergerak, lambat tapi mematikan, menyapu ekornya. Serangan ekornya menciptakan gelombang kejut Reiki Tanah yang merobek bebatuan di sekitarnya.

Arsaka melompat mundur, menggunakan Jubah Petir yang baru.

"Aku tidak ingin Tanahmu!" teriak Arsaka, mengambil posisi. "Aku hanya ingin Mutiara Petir Bawah Tanah-mu!"

"MIMPI!"

Naga itu menembakkan ledakan padat Reiki Tanah—seperti meriam pasir berkecepatan tinggi.

Arsaka harus menggunakan Jubah Petir secara instan. Dia bergerak seperti kilatan ungu, menghindari serangan mematikan itu.

"Sekarang!" pikir Arsaka.

Tahap 1: Merobek Isolator.

Arsaka meluncur ke samping, menggunakan Jubah Petir untuk muncul tepat di bawah leher Naga. Naga itu terlalu lamban untuk bereaksi.

Arsaka memusatkan Raiden ke pedang bajanya.

"KILAT PENUSUK!"

Dia menusuk sekuat tenaga ke celah di antara sisik di bawah dagu Naga.

KRIIKK!

Pedangnya hanya menembus satu sentimeter ke dalam lapisan sisik tebal itu, tetapi itu sudah cukup. Titik kontak tercipta.

Tahap 2: Injeksi Frekuensi.

Naga itu menjerit karena rasa sakit yang tajam, dan mencoba menggigit Arsaka.

Arsaka tidak menarik pedangnya. Dia menahan gagangnya dengan kedua tangan, dan dengan putus asa, dia mendorong semua Reiki Petirnya (yang liar dan tidak terfokus) melalui pedang itu.

ZZZZZZT!

Pulsa Raiden yang kacau balau menghantam meridian Naga itu di titik tusukan.

Naga itu tidak merasakan sakit terbakar. Ia merasakan kekacauan.

Reiki Tanah-nya, yang sangat lambat dan stabil, bertemu dengan Raiden frekuensi tinggi yang tak terhitung jumlahnya.

Tahap 3: Resonansi Destruktif.

Naga itu tiba-tiba berhenti bergerak. Sisik-sisiknya mulai bergetar tak terkendali. Mata kuningnya dipenuhi kebingungan.

GRROOAAARRR (Suara yang terpotong-potong.)

Resonansi destruktif yang Arsaka prediksi berhasil. Seluruh sistem saraf Naga itu kacau balau, lumpuh total.

Arsaka buru-buru menarik pedangnya, mengabaikan luka bakar dari Petir residual.

Naga itu ambruk ke tanah, tubuhnya masih bergetar hebat. Itu lumpuh.

Arsaka segera berlari ke dalam gua kristal. Di sana, di atas tumpukan emas dan harta karun, terbaring mutiara yang dicarinya—sebuah permata bercahaya, berwarna putih keruh dengan kilatan petir ungu di dalamnya.

[OBJEK TERDETEKSI]

Nama: Mutiara Petir Bawah Tanah.

Deskripsi: Material penempaan Tingkat Surga. Konduktor listrik dan Isolator Termal yang sempurna.

Arsaka meraih mutiara itu, menyimpannya di kantong interdimensi kecil yang diberikan Goro.

Dia tidak berlama-lama. Naga itu tidak akan lumpuh selamanya.

Arsaka keluar dari gua, melihat Naga itu mulai bergerak sedikit, matanya menunjukkan kemarahan yang luar biasa.

"Sampai jumpa, Raja," kata Arsaka, tersenyum kecil.

Arsaka mengaktifkan Jubah Petir sekali lagi dan melarikan diri ke Hutan Keterasingan, meninggalkan Dōryū-Ō yang bergetar dan marah di Lembah Air Asin.

Dia memiliki Mutiara itu. Sekarang, dia hanya perlu menemukan pandai besinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!