Di antara debu masa lalu dan dinginnya Jakarta, ada satu bangunan yang paling sulit direnovasi: Hati yang pernah patah.
Lima tahun lalu, Kaluna Ayunindya melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya: meninggalkan Bara Adhitama—pria yang memujanya—dan cincin janji mereka di atas meja nakas tanpa sepatah kata pun penjelasan. Ia lari ke London, membawa rasa bersalah karena merasa tak pantas bersanding dengan pewaris tunggal Adhitama Group.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tanty rahayu bahari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1: Pertemuan di Ruang Kaca
Hujan di Jakarta sore itu turun seolah langit sedang menumpahkan kesedihan yang tertahan lama. Di lantai 40 gedung Adhitama Tower, Kaluna meremas jemarinya yang dingin di bawah meja mahoni panjang.
Pendingin ruangan mendengung halus, tapi detak jantung Kaluna jauh lebih bising di telinganya sendiri. Ia menatap layar presentasi di depan, mencoba memfokuskan diri pada desain restorasi Heritage Hotel Menteng, namun pikirannya melayang pada siapa yang akan masuk ke ruangan ini sebentar lagi.
"Klien utama akan tiba sebentar lagi, Bu Kaluna," bisik asistennya, Rian, yang tampak gugup.
Kaluna mengangguk kaku. "Terima kasih, Rian."
Pintu kaca ganda yang berat itu terbuka. Suara langkah kaki tegas terdengar menghantam lantai marmer, diikuti oleh aroma yang sangat Kaluna kenal—campuran sandalwood dan tembakau mahal. Aroma yang dulu selalu menjadi tempatnya pulang.
Kaluna berdiri, memberanikan diri mengangkat wajah.
Di sana dia berdiri. Bara Adhitama.
Lima tahun telah mengubahnya. Garis rahangnya kini lebih tegas, ditumbuhi bayangan rambut halus yang dicukur rapi. Tubuhnya lebih tegap dalam balutan setelan jas navy buatan Italia yang pas badan. Namun, yang paling berubah adalah matanya. Mata cokelat hangat yang dulu selalu menatap Kaluna dengan pemujaan, kini sedingin es.
Bara berjalan masuk, diikuti oleh dua eksekutif lain. Ia tidak langsung duduk. Matanya menyapu ruangan, lalu berhenti tepat di wajah Kaluna.
Dunia seakan berhenti berputar.
Tidak ada senyum. Tidak ada sapaan hangat.
"Jadi," suara Bara memecah keheningan, berat dan baritone, membuat tengkuk Kaluna meremang. "Ini arsitek lulusan London yang digadang-gadang terbaik itu?"
Kaluna menelan ludah, berusaha mempertahankan profesionalismenya. Ia mengulurkan tangan. "Selamat sore, Pak Bara. Saya Kaluna Ayunindya dari Archineer Studio."
Bara menatap tangan Kaluna yang terulur. Ia tidak menyambutnya. Ia hanya menatap tangan itu—tangan yang dulu sering digenggamnya, tangan yang dulu meninggalkan cincin pertunangan mereka begitu saja.
Bara tersenyum miring, senyum yang tidak mencapai matanya. Ia menarik kursi kebesarannya dan duduk tanpa menjabat tangan Kaluna.
"Simpan formalitasnya," ucap Bara dingin, membuka berkas di depannya tanpa menoleh lagi. "Saya tidak punya banyak waktu. Saya harap presentasi Anda lebih berharga daripada waktu saya yang terbuang lima tahun lalu."
Kaluna merasa seperti ditampar. Kalimat itu memiliki makna ganda yang tajam. Bara tidak sedang membicarakan waktu rapat. Dia membicarakan hubungan mereka.
Rian dan eksekutif lain tampak bingung dengan ketegangan yang tiba-tiba memenuhi ruangan, namun mereka memilih diam.
Kaluna menarik napas panjang, menarik kembali tangannya yang diabaikan. Kau pantas mendapatkan ini, Kaluna, batinnya. Kau yang pergi. Kau yang menghancurkannya.
"Baik, Pak Bara," suara Kaluna terdengar lebih stabil dari yang ia rasakan. Ia menyalakan pointer ke layar. "Mari kita bicara tentang masa depan Hotel Menteng... dan melupakan masa lalu yang tidak relevan dengan struktur bangunan ini."
Mata Bara menyipit tajam menatapnya. Ada kilatan kemarahan di sana. Tantangan diterima.
"Silakan," tantang Bara, menyandarkan punggungnya dengan angkuh. "Yakinkan saya kenapa saya tidak harus memecat firma Anda detik ini juga."
Rapat itu bukan sekadar presentasi bisnis. Itu adalah medan perang. Dan bagi Kaluna, ini adalah awal dari hukuman yang harus ia jalani karena berani mencintai, lalu meninggalkan, seorang Bara Adhitama.
BERSAMBUNG....
Terima kasih telah membaca💞
Jangan lupa bantu like komen dan share❣️