Cassandra, terpaksa menjadi wanita simpanan untuk laki-laki yang bahkan belum dia ketahui hingga saat ini.
Demi pengobatan anaknya, dia rela melakukan apapun untuk bisa mendapatkan uang. Termasuk menjual dirinya demi putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 11
Melihat ponselnya yang terus berdering sejak tadi membuat Romano menjawabnya dengan malas.
"Ya, halo?" jawab Romano dengan malas ketika dia melihat nama siapa yang tertera di ponselnya.
"Kakak dimana? Ibu masuk rumah sakit. Asam lambungnya kumat." ungkap Revalina, adiknya Romano yang baru saja tiba di Jakarta saat mendapatkan kabar jika ibunya di laporkan ke rumah sakit sejak kemarin.
Mendengar kabar dari adiknya membuat Romano hanya bisa menghela nafasnya dengan berat. Masalah apa lagi ini? Ibunya masuk rumah sakit dan bahkan dia tidak tau hal itu.
"Kak, halo. Kak?"
"Aku akan segera kesana!" jawabnya datar sembari memutus panggilan telepon mereka.
"Eh?" Reva kaget saat panggilan telepon mereka di putus begitu saja oleh kakaknya.
"Ternyata masih sama aja." gumam Reva menilai kayaknya yang tidak berubah.
"Pak, anda baik-baik saja?" tanya Roni asisten Romano.
"Cancel semua pertemuan hari ini. Ibuku masuk rumah sakit dan aku harus datang sebelum pria tua itu kembali dari Amerika!" titah Romano pada Roni asisten pribadinya.
Romano menghela nafasnya saat dia mengetahui ada seseorang yang masuk ke rumah kerjanya dan orang tersebut baru saja mereka bahas tadi.
"Apa aku perlu menutup perusahaan ini agar kamu bisa memiliki waktu untuk ibumu?" tanya sosok tersebut yang membuat Romano menatapnya dengan malas.
"Kerjakan saja yang aku katakan tadi Roni! Jangan dengarkan apapun yang orang lain katakan selain apa yang aku katakan!" ucap Romano yang berlalu begitu saja meninggalkan ayahnya dan Roni di ruangan kerjanya.
Melihat Romano yang tidak berubah membuat Dakota sebagai ayah hanya bisa menatapnya dengan tatapan penyesalan.
"Apa bos mu selalu seperti itu setiap harinya?" tanya Dakota pada Roni.
"Tergantung moodnya, pak. Tapi biasanya lebih mengerikan lagi. Kemarin saja putra bapak baru melemparkan botol air mineral pada manager yang ketahuan menyiksa office boy." jelas Roni yang membuat Dakota hanya bisa menghela nafasnya dengan berat.
"Sudah, kerjakan saja apa yang bos mu perintahkan. Jangan sampai kau yang menjadi korban kemarahannya." ujar Dakota.
Romano langsung pergi ke rumah sakit. Bahkan dia tidak mempedulikan lagi ayahnya yang entah kapan tiba di Jakarta. Padahal dia tau betul bahwa pria tua itu lebih senang tinggal di L.A karena itu dunianya.
Suara langkah kakinya terdengar begitu mantap. Sorot matanya begitu tajam menatap luruh ke depan tanpa ingin mengetahui apa yang orang-orang pikirkan tentang dirinya.
Namun, saat dia hendak masuk ke ruangan ibunya, Romano mendengar suara wanita yang terdengar panik.
"Do-dokter tolong, suster....tolong...." dari tempatnya saat ini Romano seperti mengenal suara wanita itu. Suaranya tidak asing di pendengarannya.
"Dokter tolong....putra ku dokter, tolong..." suara itu semakin terdengar panik hingga membuat para suster dan dokter langsung berlari menuju sebuah ruangan di ujung koridor sumpah sakit.
Romano masih berdiri di tempatnya, sampai dia melihat seorang wanita berambut panjang terduduk lesu di lantai dingin rumah sakit setelah tim medis menyuruhnya untuk keluar.
"Kak?" panggil Reva saat mengetahui bahwa kakaknya sudah sampai.
Tanpa menjawab adiknya, Romano langsung masuk ke ruangan ibunya dan melihat wanita yang telah melahirkannya terlihat baik-baik saja di atas ranjang rumah sakit.
"Sayang? Ibu rindu sekali."
"Katakan saja apa yang ibu inginkan? Aku akan mengabulkannya, tapi tidak dengan perjodohan." jelas Romano yang membuat ibunya langsung terdiam.
Sedangkan Revalina hanya bisa diam menatap ibu dan kakaknya. Entah apa yang mereka bahas hingga sejauh ini.
***
dan kau tak sadr kh dr mu gmn...
mmm gmn klo casa tau.... kau simpnan shbt ny🤣🤣🤣
di pangil mas
rasanya kok gimana gitu ya
🤭🙏🙏🙏